Sambut Mobil Listrik, Pertamina: Tim R&D Susun Strateginya termasuk Baterai
Merdeka.com - Perusahaan energi nasional, PT Pertamina, siap menyambut era kendaraan listrik di Indonesia, meski kelak kendaraan ini tidak lagi membutuhkan bahan bakar minyak seperti sekarang. Saat ini Pertamina sedang mengkaji teknologi baterai mobil listrik.
Eko Kristiawan, Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR III, menjelaskan Pertamina telah berubah dari perusahaan minyak dan gas bumi menjadi perusahaan energi. Sehingga terbuka mengembangkan energi dari sisi mana pun termasuk energi listrik.
Pertamina percaya era mobil listrik adalah keniscayaan di Tanah Air. Apalagi teknologi mobil ini sudah banyak beredar di kota-kota besar sebagai teknologi industri otomotif masa depan.
-
Bagaimana Pertamina mendukung transisi energi? Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
-
Dimana Perusda MBS diharapkan untuk menerapkan bisnis kendaraan listrik? 'Saya mendorong ke depan, MBS mulai menggunakan kendaraan non fosil. Kendaraan itu bisa dipinjam atau disewakan,' ujarnya Akmal kepada wartawan.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
-
Apa target Pertamina dalam transisi energi? 'Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage),' tambahnya.
-
Bagaimana Pertamina melakukan transisi energi? Untuk itu, Pertamina Group melakukan berbagai inisiatif penurunan emisi, serta membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh pihak guna mencapai target.
-
Bagaimana Pertamina membangun sustainable energy? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
"Pertamina punya green energy station di SPBU Kuningan, Jakarta Selatan. Di sana kami ada fasilitas fast charging untuk mobil listrik. Fasilitas ini akan dikembangkan lebih lanjut," ujar Eko menjawab Merdeka.com dalam diskusi virtual dengan Forum Wartawan Otomotif Indonesia, Jumat siang (11/9).
Pertamina, lanjut Eko, juga akan mengembangkan baterai untuk memasok kendaraan listrik. Saat ini kegiatan riset dan pengembangan (R&D) untuk baterai masih terus berjalan. Termasuk untuk energi solar panel, selain energi eksisting panas bumi (geothermal).
"Kami sikapi bijak perkembangan terbaru teknologi otomotif. Pertamina tentu menyiapkan diri dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi terbaru," tegas Eko.
Target Populasi Mobil Listrik 20 Persen di 2025
©2020 Merdeka.com
Indonesia menyambut era mobil listrik dengan terbitnya Peraturan Presiden tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listriik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, pada 5 Agustus 2019.
Regulasi ini menargetkan jumlah kendaraan listrik di Indonesia mencapai 20 persen pada 2025. Maka itu, pabrikan mendapat insentif pajak dan diperbolehkan mengimpor langsung mobil listrik dengan bentuk utuh (CBU) selama tiga tahun. Namun, pada 2023 kandungan lokal mobil listrik diharapkan mencapai 35 persen.
Probo Prasiddhahayu, Pertamina Sales Area Manager Retail Banten, menambahkan Pertamina tentu tidak tinggal diam bila nanti semua kendaraan menggunakan baterai untuk menggerakkan rodanya, bukan bahan bakar minyak seperti sekarang.
"Pertamina melihat peluang di era mobil listrik kelak. Tim R&D kami sedang memantapkan strategi yang siap memenuhi kebutuhan kendaraan listrik yang diproduksi oleh pabrikan otomotif global," ucapnya.
Kata Probo, Pertamina siap memasok energinya dengan berbasis efisien dan pragmatis. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah ada beberapa pabrikan mobil dunia yang mengembangkan mobil hidrogen atau fuel cells electric vehicle (FCEV).
Baca SelengkapnyaKeberadaan kendaraan berbahan bakar hidrogen tersebut dinilai bisa menjadi alternatif energi bersih selain baterai EV.
Baca SelengkapnyaLangkah tersebut sejalan dengan visi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional yang berkelas dunia dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPertamina Persero beberkan strategi ketahanan energi dan kelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaSektor transportasi dengan pangsa energi terbarukan yang tinggi di sektor ketenagalistrikan diperlukan untuk mengurangi emisi.
Baca SelengkapnyaPermintaan hidrogen di sektor ini diperkirakan akan mencapai 161 GWh atau 4,88 kilo ton hidrogen di tahun 2040.
Baca SelengkapnyaMenurut Muhadi, jumlah ini didapatkan lewat pemodelan dengan metodologi studi demand-supply RKUN yang dilakukan pada 571 region.
Baca SelengkapnyaSebanyak 389 Green Energy Station yang sudah hadir di seluruh Indonesia menawarkan beberapa keunggulan yang mendukung era transisi energi.
Baca SelengkapnyaSetelah mobil listrik mengalami perkembangan, Indonesia mulai ancang-ancang soal kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina (Persero) memaparkan keyakinannya untuk mengembangkan binis Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertamina akan mulai dengan E5% dan dalam Kebijakan Energi Nasional Indonesia, secara bertahap akan meningkat menjadi E40.
Baca Selengkapnya