Sumpah darah anggota baru klub Honda Tiger

Merdeka.com - Tiger Riders Club atau "TRiC" resmi melantik jajaran pengurus pusat baru hasil Musyawarah Anggota XI atau yang disebut Musang XI pada 11 Maret lalu. Ada yang menarik dalam seremoni pengukuhan anggota mereka.

Usai transfer ilmu dari saudara tua mereka, Satudarah Motorcycle Club (SMC), yang berhasil menyempurnakan tradisi pelantikan yang selama ini ada di TRiC dan dihadiri seluruh keluarga besar Black and Yellow Nation Indonesia, prosesi pelantikan tersebut ditutup dengan pengambilan sumpah darah.

Menurut Dave Masri, Founder-Region Commander TRiC, secara tradisional pada zaman dahulu kala, sumpah darah adalah sebuah prosesi ketika seseorang atau kelompok melakukan janji serius untuk menjaga kesepakatan.

"Di masa lalu, sumpah darah biasanya dilakukan dengan masing-masing pihak membuat luka kecil di tangan kanan dan benar-benar bercampur darah mereka berjabat tangan. Hal ini diyakini oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu sebagai cerminan atas keseriusan serta adanya dedikasi tanpa henti terhadap organisasi atau ikatan kelompok tersebut," tulis Dave.

Berangkat dari ide itu, mereka yang selalu ingin menjaga konsistensi budaya klub sepeda motor memilih untuk memasukkan fase sumpah darah atau blood oath yang kental dengan tradisi klub sepeda motor ini ke dalam prosesi pelantikan pengurus.

"Blood oath yang kami sadur ini tentunya hanya merupakan proses kegiatan yang tidak mengandung unsur mistis, syirik, kekerasan, terafiliasi dengan sekte-sekte tertentu atau hal-hal yang dilarang agama. Sumpah darah ini adalah murni merupakan janji anggota kepada organisasi dan alam semesta yang disampaikan di hadapan semua anggota," katanya.

Sumpah yang disampaikan secara lantang dalam suasana yang khidmat itu diyakini dapat menjadi modal dasar pembangunan mental dan semangat dalam dedikasi para anggota baru pada organisasi.

Berbeda dengan ritual nenek moyang, dengan proses ini mereka lebih pada soal menyepakati bahwa bila mana janji ini dilanggar, maka akan ada konsekuensi yang didapat oleh si pengambil sumpah, baik itu oleh alam maupun oleh lingkungannya sendiri.

"Sebagaimana tertuang dalam pepatah tradisional Maluku "Sapa langgar sumpah, sumpah bunu dia. Sapa bale batu, batu gepe dia". Artinya kurang lebih adalah "Barang siapa mencoba membalikkan batu, maka batu akan menindasnya, barang siapa yang melanggar sumpah, sumpah akan membunuh dia."

Setiap anggota, mulai dari Region Commander, President Mother Chapter beserta jajarannya, menurut dia, wajib memenuhi fase ini. Dengannya, mereka mendapatkan kesan bahwa blood oath ini memiliki nilai magis yang dapat menggetarkan hati pelakunya sebagai simbol keseriusan dan dedikasi atas apa yang diucapkan.

Sumpah darah dilaksanakan dengan menatap mata semua anggota sebagai bentuk hormat dan kemudian ditutup dengan meminum minuman "khasTRiC" serta penyampaian slogan "TRiC Forever Forever TRiC".