Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Target Pasar Mobil 2 Juta Unit di 2025, Mimpi atau Realitas?

Target Pasar Mobil 2 Juta Unit di 2025, Mimpi atau Realitas? IIMS 2023. ©2023 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Pasar otomotif Indonesia berangsur pulih pasca-pandemi. Setelah terpuruk dua tahun terakhir, pasar otomotif kembali tembus 1 juta unit pada tahun lalu.

Gairah kembali berlanjut pada tahun ini. Lihat saja rencana pemerintah yang menargetkan volume produksi mobil tembus 2 juta unit pada 2025 dan 3 juta unit pada 2030. Pasar domestik tetap mayoritas. Sisanya pasar ekspor termasuk mobil listrik berbasis baterai (BEV).

Peraturan Menteri Perindustian No 6/2022 menyebutkan, target produksi BEV mencapai 400.000 unit pada 2025. Volumenya meningkat menjadi 600.000 unit pada 2030 dan satu juta unit pada 2035.

Pertanyaannya, realistis atau mimpikah target 2 juta unit produksi mobil?

Sebab pasar otomotif nasional stagnan selama 10 tahun terakhir di level satu juta unit. Padahal beragam program dibuat untuk mendongkrak pasar, seperti program low cost and green car (LCGC) sejak 2013.

Dodiet Prasetyo, Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, mengatakan target produksi 2 juta unit memang sudah disebutkan, tapi tidak ditentukan waktunya dalam lembar negara.

Saat iniindustri otomotif Indonesia didukung 23 perusahaan roda empat dengan total kapasitas terpasang 2,35 juta unit per tahun. Namun, kapasitas produksi terkini 1,5 juta unit per tahun.

"Pemerintah mendorong pabrikan otomotif di Indonesia untuk menambah produksi dengan stimulus kebijakan," ujar Dodiet saat diskusi Forwin bertajuk 'Tancap Gas Kejar Target Pasar Mobil 2 Juta Unit' di Jakarta, kemarin (24/2).

Suara Toyota

all new toyota kijang innova zenix

©2022 Merdeka.com

Anton Jimmi Suwandhy, Direktur Marketing dan Sales PT Toyota-Astra Motor, berpendapat target itu perlu didukung iklim berusaha di Indonesia.

Untuk itu, produk domestik bruto (GDP) per kapita Indonesia harus bertumbuh. Sebab kenaikan GDP per kapita dapat memicu kenaikan pasar otomotif nasional.

Selain pasar domestik, pasar ekspor juga mesti didorong. Apalagi volume ekspor mobil utuh (CBU) made in Indonesia terus meningkat. Tahun lalu jumlahnya naik menjadi 400 ribu unit.

"Jadi kami optimistis target produksi 2 juta unit dicapai. Rinciannya pasar domestik 1,5 juta unit dan pasar ekspor 500 ribu unit," ujar Anton pada diskusi serupa.

Menurut Anton, pasar domestik akan berkembang terutama dari segmen A dan B. Segmen mobil ukuran kecil-sedang. Sebab segmen ini punya harga jual terjangkau, Rp 300 jutaan ke bawah. Segmen ini diwakili mobil LCGC, Low MPV, dan Low SUV. Di pasar nasional, segmen ini mencapai 48 persen. Di Toyota sendiri, segmen ini berkontribusi 70 persen.

Segmen berikutnya, mobil 4x2 dengan kapasitas mesin di atas 1.500 cc dan kendaraan elektrifikasi; hybrid (HEV), PHEV, dan BEV.

Ada peluang, tapi ada pula tantangan.

"Tantangan target ini banyak. Inflasi atau kenaikan harga barang/jasa, perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan harga material naik, serta menimbulkan situasi ketidakpastian," ujar Anton.

Asumsi Makro

pesona spg di iims 2023

©2023 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Pengamat otomotif dari LPEM Universitas Indonesia (UI) Riyanto mengatakan, bila produksi ingin mencapai 2 juta unit, maka GDP per kapita Indonesia mesti US$ 5.000-6.000 dari sekitar US$ 4 ribu saat ini. Asumsi lainnya, pertumbuhan ekonomi nasional juga di atas 5,5 persen.

Sebab berdasarkan simulasi LPEM UI, setiap pertumbuhan ekonomi naik 1 persen, maka penjualan mobil naik 1,7-2 persen, tanpa ada masalah makro ekonomi.

Kemudian rasio kepemilikan mobil di Indonesia juga masih rendah. Data LPEM UI, saat ini rasio kepemilikan mobil di RI adalah setiap 380 orang mampu beli satu mobil. Bila ingin mencapai 2 juta unit, maka rasionya: setiap 200 orang beli 1 mobil.

"Jadi target 2 juta unit dapat dicapai secara makro ekonomi dengan asumsi GDP kita US$ 6 ribuan per kapita dan pertumbuhan ekonomi 5,5 persen minimal. Bila tidak tercapai, something wrong di mikronya," jelas Riyanto.

Faktor mikro yang dimaksud, antara lain daya beli konsumen. Ini penting terutama di segmen mobil yang sensitif harga jual seperti Low MPV.

Segmen ini, bila harga jualnya dapat diturunkan, Ryanto meyakini volume pasarnya akan naik. "Simulasi kami, bila segmen ini dapat insentif harga 10 persen, maka pasarmya akan tumbuh 35 persen."

Selain itu, pemeritah mesti mendorng segmen kendaraan elektrifikasi. Perlu edukasi soal biaya kepemilikan kendaraan elektrifikasi lebih murah dibandingkan mobil mesin konvensional (ICE).

Terakhir, Anton berpendapat, pasar domestik akan bertumbuh bila segmen C semakin berkembang. Segmen ini juga perlu stimulus di luar pajak penjualan atas barang meah (PPnBM).

"Segmen C itu misalnya mobil dengan teknologi hybrid (HEV) sehingga harga jualnya dapat turun menjadi di level Rp 300 jutaan, bila ada insentif," pungkas Anton.

Jadi mimpi atau realitas? (mdk/sya)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Menperin Kejar Target Ekspor Mobil Indonesia 500.000 Unit di Tahun 2024
FOTO: Menperin Kejar Target Ekspor Mobil Indonesia 500.000 Unit di Tahun 2024

Menperin Agus mengungkapkan bahwa industri otomotif Indonesia masih memiliki iklim yang positif.

Baca Selengkapnya
KTT ASEAN 2023: Perang Otomotif Indonesia versus Thailand, Begini Data-datanya
KTT ASEAN 2023: Perang Otomotif Indonesia versus Thailand, Begini Data-datanya

Indonesia bersaing ketat dengan Thailand di industri otomotif. Dalam sektor produksi, Indonesia masih kalan dibandingkan Thailand.

Baca Selengkapnya
Penjualan Mobil Baru Anjlok, Pabrikan Hanya Berharap GIIAS dan Akhir Tahun
Penjualan Mobil Baru Anjlok, Pabrikan Hanya Berharap GIIAS dan Akhir Tahun

Industri otomotif Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Pabrikan hanya berharap pada dua momentum lagi.

Baca Selengkapnya
Pabrikan hanya berharap GIIAS dan akhir tahun, penjualan mobil baru anjlok.
Pabrikan hanya berharap GIIAS dan akhir tahun, penjualan mobil baru anjlok.

Industri otomotif Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Pabrikan hanya berharap pada dua momentum lagi.

Baca Selengkapnya
Airlangga Klaim Industri Otomotif Indonesia Bisa Kalahkan Jepang
Airlangga Klaim Industri Otomotif Indonesia Bisa Kalahkan Jepang

Jepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia. Tapi industri otomotif Indonesia berhasil mengalahkan Jepang.

Baca Selengkapnya
Mobil Setir Kiri yang Produksi Indonesia Berhasil Memasuki Pasar Vietnam
Mobil Setir Kiri yang Produksi Indonesia Berhasil Memasuki Pasar Vietnam

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menekankan bahwa ekspor sangat krusial untuk meningkatkan reputasi industri otomotif Indonesia di tingkat global.

Baca Selengkapnya
GIIAS 2023, Airlangga Target Penjualan Mobil Capai Rp15 Triliun
GIIAS 2023, Airlangga Target Penjualan Mobil Capai Rp15 Triliun

Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 akan digelar selama 11 hari.

Baca Selengkapnya
Mengapa Sektor Otomotif 2024 Turun, tapi Bali Tetap Stabil?
Mengapa Sektor Otomotif 2024 Turun, tapi Bali Tetap Stabil?

Tantangan besar dunia otomotif makin menguat meski panca pandemi.

Baca Selengkapnya
Tiongkok Ekspor 2,45 Juta Mobil di Awal Tahun 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Tiongkok Ekspor 2,45 Juta Mobil di Awal Tahun 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

China tingkatkan ekspor mobil ke pasar dunia, Indonesia pun gak mau ketinggalan!

Baca Selengkapnya