Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bung Kecil, Bapak bangsa yang jago lakukan diplomasi kancil

Bung Kecil, Bapak bangsa yang jago lakukan diplomasi kancil Soekarno-Hatta-Sjahrir. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Bukan Sukarno, juga bukan Hatta tapi salah satu Bapak pendiri bangsa yang satu ini jago berdiplomasi dengan dunia internasional demi pengakuan Indonesia di mata dunia. Siapakah sosoknya?

Beliau adalah sosok pria berpostur tubuh kecil kelahiran tanggal 5 Maret, 107 tahun yang lalu. Meski memiliki postur badan yang kecil hingga dipanggil Bung Kecil, namun perannya sangat besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah Sutan Sjahrir (baca: Syahrir).

Pasca kemerdekaan di rentang waktu tahun 1945-1949, Indonesia masih tergolong negara yang 'rapuh' karena belum memiliki sistem pemerintahan yang jelas dan terstruktur. Saat itu Sukarno diangkat menjadi presiden, sedangkan posisi wakil presiden dipercayakan pada Hatta dan keduanya berperan sebagai lembaga eksekutif. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berfungsi sebagai badan legislatif (DPR) sebagai penyeimbang keberadaan eksekutif.Sjahrir pun dipercaya penuh untuk menjabat sebagai ketua KNIP. Akhirnya pada tanggal 14 November 1945 Sjahrir diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia yang pertama saat usianya 36 tahun.

Pasca kemerdekaan, Indonesia memiliki tujuan besar yang harus dicapai. Salah satunya yaitu berjuang keras untuk bisa memenangkan pengakuan dunia internasional melalui perundingan dan perjanjian.

Tujuan besar yang penuh perjuangan tersebut dilakukan oleh dua Bapak Bangsa yakni Sjahrir dan Bung Hatta. Keduanya yakin bahwa kemerdekaan yang realistis hanya bisa dicapai secara bertahap, rapi, dan elegan, bukan frontal dengan angkat senjata.

Dalam upaya menjalankan misi untuk mendapatkan pengakuan dunia internasional ini, ada dua prestasi besar Sjahrir yang membuatnya dikenang sebagai diplomat ulung dan sangat cerdik membaca situasi dunia internasional. Pertama adalah keputusannya untuk memberikan bantuan pada India yang sedang mengalami krisis pangan. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 500,000 ton beras dikirim pada tanggal 20 Agustus 1946. Bantuan ini pun membuat India yang saat itu masih berada dalam koloni Inggris menyambut baik. Efeknya, Inggris yang memiliki kekuatan politik yang besar di Eropa, mulai menaruh simpati pada Indonesia yang notabene hanya sebuah negara baru. Sambutan dari Inggris ini membuat Belanda gigit jari.

Tak hanya itu, Sjahrir prediksi Sjahrir bahwa India akan segera merdeka dari dari kolonisasi Inggris dan menjadi negara dengan kekuatan politik yang besar pun terwujud nyata. Hal ini dibuktikan saat India merdeka dari Inggris pada tanggal 15 Agustus 1947.

Keuntungan lainnya pun datang melalui Jawaharlal Nehru, Bapak Bangsa India sekaligus Perdana Menteri pertama yang masih ingat dengan bantuan dari Sjahrir. Beliau akhirnya mengundang Indonesia berpartisipasi sebagai peserta dalam di Konferensi Hubungan Negara-negara Asia di New Delhi.

Melalui acara ini, diplomasi internasional Sjahrir makin dikenal dan akhirnya beliau mendapatkan undangan ke berbagai negara untuk memperkenalkan Indonesia. Setelah India, Sjahrir kemudian melanjutkan rangkaian diplomasinya ke Kairo, Mesir, Suriah, Iran, Burma, dan Singapura. Semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membangun hubungan baik serta mendapatkan dukungan dan pengakuan dunia internasional pada Indonesia. Strategi diplomasi Sjahrir ini dikenal dengan sebutan diplomasi kancil. Memang cerdik Bapak Bangsa Indonesia yang satu ini! (mdk/iwe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kelahiran Mohammad Hatta 12 Agustus 1902, Pahlawan Nasional yang Sederhana dan Bijaksana
Kelahiran Mohammad Hatta 12 Agustus 1902, Pahlawan Nasional yang Sederhana dan Bijaksana

Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional yang dikenal cerdas, jujur, dan bijaksana.

Baca Selengkapnya
Tak Kalah Keren dari Sang Ayah, Ini Kisah Hidup Harsono Tjokroaminoto Pernah Disekap hingga Jadi Penasihat Panglima Soedirman
Tak Kalah Keren dari Sang Ayah, Ini Kisah Hidup Harsono Tjokroaminoto Pernah Disekap hingga Jadi Penasihat Panglima Soedirman

Ia melanjutkan perjuangan ayahnya sebagai negarawan yang sangat mencintai Indonesia.

Baca Selengkapnya
22 Juli 1917:  Adam Malik Lahir di Pematangsiantar, Wapres Ketiga Indonesia yang Juga Pahlawan Nasional
22 Juli 1917: Adam Malik Lahir di Pematangsiantar, Wapres Ketiga Indonesia yang Juga Pahlawan Nasional

Adam Malik adalah pahlawan nasional yang memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sosok Soedjatmoko, Diplomat Andal Keturunan Jawa, Lulusan Sekolah Kedokteran
Sosok Soedjatmoko, Diplomat Andal Keturunan Jawa, Lulusan Sekolah Kedokteran

Mantan duta besar Indonesia ini telah menjadi rektor di United Nations (PBB) University Tokyo pada September 1980.

Baca Selengkapnya
Sosok di Balik Keberhasilan Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Ternyata Orang Kepercayaan Soekarno
Sosok di Balik Keberhasilan Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Ternyata Orang Kepercayaan Soekarno

Sosoknya dikenal serba bisa. Bahkan Ia sempat mengepel lantai Gedung Merdeka saat hujan menggunakan bajunya agar KAA bisa berjalan lancar.

Baca Selengkapnya
Bocah Ini Belajar sangat Disiplin sampai Kepala Pusing, Saat Dewasa Jadi Presiden
Bocah Ini Belajar sangat Disiplin sampai Kepala Pusing, Saat Dewasa Jadi Presiden

Siapa sangka anak yang lahir saat fajar menyingsing ini menjadi sosok yang berjasa dan dikenang sepanjang masa.

Baca Selengkapnya
Riwayat Habib Ali Kwitang, Keturunan Rasulullah di Betawi yang Membantu Terbentuknya Indonesia
Riwayat Habib Ali Kwitang, Keturunan Rasulullah di Betawi yang Membantu Terbentuknya Indonesia

Soekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.

Baca Selengkapnya
Profil Sultan Hamid II, Putra Sulung Sultan Pontianak Perancang Lambang Garuda Pancasila
Profil Sultan Hamid II, Putra Sulung Sultan Pontianak Perancang Lambang Garuda Pancasila

Putra asal Pontianak ini memiliki keturunan Arab-Indonesia yang semasa hidupnya dihabiskan berkarier di dunia militer dan politik.

Baca Selengkapnya
Pernah Menjabat Wakil Presiden Ketiga RI, Ini Sosok Adam Malik Batubara Asal Pematangsiantar
Pernah Menjabat Wakil Presiden Ketiga RI, Ini Sosok Adam Malik Batubara Asal Pematangsiantar

Sosok Adam Malik, pria dari Pematangsiantar yang pernah menjabat sebagai Presiden ketiga dan mencetuskan organisasi ASEAN.

Baca Selengkapnya