Pendidikan Indonesia jadi fokus utama lawan tenaga kerja asing
Merdeka.com - Bangsa Indonesia harus bisa bangkit dari keterpurukan, khususnya di bidang perekonomian. Jika tidak, maka Indonesia harus menanggung semua konsekuensinya.
Sebagai pasar terbesar di ASEAN, Indonesia harus siap memanfaatkan peluang dan tantangan yang dihadirkan oleh ASEAN Economic Community tahun 2015. Itu adalah peluang sebagai pemimpin perdagangan dan investasi yang mengundang arus masuk pekerja asing, serta tantangan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas pekerja, terbatasnya kesempatan kerja, dan tingginya tingkat pengangguran.
Tingkat pengangguran di Indonesia sepertinya tidak akan bisa terelakkan lagi. Ini layaknya sebuah penyakit yang susah sembuh. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pengangguran di Indonesia meningkat 320 ribu jiwa pada Agustus 2015. Hal itu disebabkan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perlambatan ekonomi. Potensi meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia tampaknya akan sulit dihindarkan, kecuali Pemerintah bisa menerapkan langkah-langkah jangka pendek untuk mencegah hal ini.
-
Bagaimana cara memperbaiki kualitas pendidikan? Masdar menyerukan perlunya reformasi mendalam dalam struktur pendidikan dan regulasi etika sosial untuk memperbaiki kualitas Pendidikan.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa Indonesia masih perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan? Posisi Indonesia yang berada di peringkat 39 masih menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan, terutama dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lebih maju seperti Taiwan dan Korea Selatan.
-
Apa yang dimaksud dengan pendidikan merdeka? Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. -Ki Hajar Dewantara
-
Kenapa pendidikan penting untuk meningkatkan kualitas hidup? Apapun yang dapat diperbuat oleh seseorang itu hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya.
Lantas bagaimana cara menekan angka pengangguran akibat banjirnya tenaga kerja asing di Indonesia?
Dengan kondisi yang seperti ini, sudah selayaknya bangsa Indonesia berkompetisi dengan tenaga kerja asing. Memperbaiki kualitas diri dan meningkatkan etos kerja. Sehingga tidak mudah terpengaruh perkembangan perekonomian global.
Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan pendidikan. Setidaknya agar pengetahuan serta skill bangsa Indonesia beranjak naik. Akan tetapi perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia tidak bisa hanya tergantung kepada pemerintah, melainkan harus menjadi upaya semua warga negara Indonesia yang mampu dan peduli terhadap hal ini.
Kepedulian pada pendidikan dituntut lebih besar untuk menghindari meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Selama ini, banyak lembaga pendidikan yang tidak membekali siswanya dengan skill tambahan untuk bekal di kemudian hari. Banyak pihak menyayangkan sistem pendidikan yang hanya tentang teori dan sedikit praktik. Padahal, secara jelas praktik mampu mengalahkan begitu banyak teori yang ada. Untuk itu, pendidikan di Indonesia harus tetap jadi fokus utama untuk menekan pengangguran dan membuat Indonesia semakin maju di masa depan.
Selain itu, kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan juga juga masih banyak di tengah-tengah masyarakat. Upaya pemerintah menggalakkan wajib belajar 12 tahun pun dirasa masih kurang. Sekali lagi, pemerintah bukan satu-satunya sarana untuk menggantungkan minat pendidikan. Semua harus berawal dari diri sendiri dan kepedulian dari masyarakat sekitar, khususnya dari keluarga.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong transisi energi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaSsaat ini dunia ketenagakerjaan berada pada era persaingan global di mana kompetisi antarnegara terjadi sangat keras.
Baca SelengkapnyaPISA menyebut peningkatan kualitas pendidikan Indonesia sangatlah lambat.
Baca SelengkapnyaPeluang Indonesia menjadi negara maju sangat besar jika masyarakatnya lebih banyak lagi yang berpendidikan tinggi
Baca SelengkapnyaSaat ini megatren ketenagakerjaan dipengaruhi beberapa hal antara lain globalisasi dan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPendidikan vokasi bisa menjawab tantangan ekonomi digital di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, salah satu sumber kelambanan menangani masalah adalah penataan sistem pendidikan.
Baca SelengkapnyaAlasan perluasan pekerja ke luar negeri itu dikarenakan kurangnya kesempatan bekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKeberadaan tenaga kerja asing dalam proyek strategi nasional selalu menjadi polemik.
Baca Selengkapnya