Ratusan siswa SMA Negeri di Medan masuk lewat jalur ilegal
Merdeka.com - Dugaan kecurangan dalam proses penerimaan siswa baru pada SMA Negeri di Medan terungkap. Ombusdman RI menemukan 252 siswa yang masuk melalui jalur ilegal.
Jumlah siswa yang diduga masuk melalui jalur ilegal ini ditengarai jauh lebih besar. Jumlah 252 siswa itu hanya pada 2 sekolah yang didatangi Ombusdman RI Perwakilan Sumatera Utara pada Selasa (29/8). Ada dugaan praktik yang sama juga terjadi di sekolah negeri lainnya.
Ombusdman menemukan kelas tambahan di SMA Negeri 2 dan siswa "siluman" SMA Negeri 13 Medan. Di SMA Negeri 2 ditemukan 5 kelas, masing-masing berisi 36 siswa. Total terdapat 180 siswa yang dapat masuk ke sekolah itu meskipun tidak mengikuti seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online 2017.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang mengunjungi sekolah dan pesantren di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor kembali melanjutkan perjalanan Turdes, kini dirinya menyambangi sekolah hingga pesantren.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Bagaimana cara SD Negeri 20 Palembang menarik siswa baru? Tiga peserta yang tinggal di sekitar sekolah tersebut mendaftar secara offline. Sementara pada saat PPDB sistem online tak satu pun calon siswa yang mendaftar.
Di SMA Negeri 13 ditemukan 72 siswa yang masuk tanpa melalui prosedur seharusnya. Di sekolah ini, mereka tidak ditempatkan pada kelas khusus, melainkan disebar ke kelas-kelas yang berisi siswa yang lulus PPDB online.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 2, Arsyad Nasution, mengakui keberadaaan siswa yang 180 siswa yang masuk tanpa melalui PPDB online. Mereka masuk setelah PPDB online ditutup.
Namun Arsyad, yang juga Ketua PPDB online di SMAN 2 Medan, mengaku tidak tahu-menahu perihal masuknya para siswa itu. Alasannya, kelas "siluman" itu merupakan kebijakan kepala sekolah dan komite sekolah.
"Saya tidak bisa menjelaskan secara rinci. Saya hanya panitia PPDB online, di luar itu saya tidak tahu. Ini atas pembicaraan Komite dengan kepala sekolah," kata Arsyad saat menerima tim Ombudsman Perwakilan Sumut di SMA Negeri 2, Jalan Karang Sari, Medan, Selasa (29/8).
Arsyad merinci, terdapat 428 siswa baru yang diterima melalui jalur PPDB online 2017 di SMA Negeri 2 Medan. Dengan tambahan 180 siswa yang masuk melalui jalur "jendela" itu, jumlah siswa baru di salah satu sekolah negeri favorit di Medan itu menjadi 608 orang.
Selain di SMA Negeri 2 Medan, Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara juga menemukan adanya siswa baru yang diduga masuk melalui jalur ilegal di SMA Negeri 13 Medan, Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Medan Johor. "Kami menemukan SMA Negeri 13 melakukan penambahan siswa di luar jalur PPDB online yang sudah ditetapkan sebagai mekanisme penerimaan siswa SMA di Sumatera Utara," kata Abyadi Siregar, Kepala Ombusdman RI Perwakilan Sumut.
Dia menjelaskan, kunjungan Ombusdman RI Perwakilan Sumatera Utara ke dua sekolah itu setelah mereka mendapat pengaduan dari masyarakat mengenai adanya aktivitas penerimaan siswa baru yang diduga ilegal.
"Informasi itu kita terima dalam dua minggu terakhir. Makanya kami datang untuk melakukan pengecekan dan menemukan bahwa informasi tersebut benar," pungkasnya.
Temuan ini akan dibahas Ombusdman RI Perwakilan Sumut. Selanjutnya mereka akan membuat saran atau rekomendasi yang harus dilaksanakan pemerintah. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMinimnya pendaftar disebabkan adanya dua SD Negeri lain yang posisinya berdekatan.
Baca SelengkapnyaTahun ini, jumlah lulusan SD di Depok sebanyak 34.000 siswa. Namun daya tampung SMPN di Depok hanya untuk 9.000 siswa saja.
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan Depok mencarikan sekolah agar 51 siswa itu dapat diterima di sekolah swasta.
Baca SelengkapnyaKepala SMA Negeri 8 Medan dinilai telah lalai karena tak pernah memanggil orang tua siswa.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPK Nurul Ghufron hadir dalam sidak di Kemendikbudristek
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaSalah satu SMP swasta di Surabaya hanya diminati dua pelajar saat pendaftaran tahun ajaran baru. Namun, satu di antaranya justru mengundurkan diri.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, jika anak-anak tersebut sudah mau bersekolah di swasta, maka tidak masalah dengan psikologisnya.
Baca SelengkapnyaInspeksi dilakukan usai puluhan warga melakukan aksi protes di depan pintu gerbang SMA Negeri 5 Tangsel.
Baca SelengkapnyaOmbudsman menyanyangkan jika benar ada anggota dewan menitipkan siswa di sekolah-sekolah tertentu yang pada akhirnya melanggar aturan yang ada.
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca Selengkapnya