Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Vincero ditolak SD Negeri usai ortu lapor Disdik soal duit seragam

Vincero ditolak SD Negeri usai ortu lapor Disdik soal duit seragam Vincero. ©2017 merdeka.com/nur aditya

Merdeka.com - Kisah Vincero, bocah laki-laki usia 6 tahun yang tinggal di Jalan Gerilya RT 60 No 64 Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur, ini memprihatinkan. Dia gagal bersekolah di bangku SD, lantaran pihak sekolah enggan transparan untuk merinci pungutan Rp 815.000 per orangtua murid. Nasib Vincero kini belum jelas.

Berawal dari curhat Marwah (30), ibu kandung Vincero di facebook, Senin (17/7) kemarin, belakangan menjadi viral. Netizen menyayangkan sekolah yang tidak transparan, hingga Vincero batal bersekolah.

Sekira pukul 12.25 Wita, merdeka.com menelusuri identitas pemilik akun, hingga berhasil menyambangi rumah yang sangat sederhana, yang ditinggali Vincero bersama orangtuanya, dan 2 adiknya.

Orang lain juga bertanya?

Marwah bercerita, berseragam merah putih, Vincero datang ke sekolah, di hari pertama masuk sekolah, Senin (17/7). Anak seusia Vincero begitu ceria di hari pertama masuk sekolah. Namun tidak bagi Vincero.

"Ada 3 ruang kelas I di SDN 016 di Jalan Proklamasi itu. Kelas IA, IB dan IC. Tapi kok tidak ada nama saya," kata Marwah, mengawali perbincangan bersama wartawan.

"Saya tanya ke dewan guru, apa ada kelas lain misal ID? Diminta tanya ke Kepala Sekolah (Kepala SDN 016 Thoyyibah). Begitu saya bertemu, ditanya kenapa saya kemarin ke Dinas Pendidikan?" ujar Marwah.

Marwah tidak menampik, dia ke Dinas Pendidikan. Namun demikian, bukan tanpa alasan. "Saya ke Dinas Pendidikan minta perlindungan khawatir anak saya diintimidasi. Karena saya kemarin disodorin kwitansi bernilai Rp 815.000 yang harus saya bayar, di awal masuk sekolah. Tapi tidak ada rinciannya. Saya mau tahu rinciannya, transparan," sebut Marwah.

"Ibu kepala sekolah itu memang sempat ketemu saya di kantor Dinas Pendidikan. Jadi, begitu ketemu di sekolah tanggal 17 kemarin, dia tanya ngapain ke Dinas Pendidikan. Ya saya jelaskan," ungkap Marwah.

Merunut ke belakang, Vincero sendiri mengikuti proses seleksi penerimaan siswa baru 3 Juli 2017, dan dinyatakan lulus dan diterima pada 5 Juli 2017. Untuk keperluan administrasi, orangtua diminta mendaftarkan ulang anaknya pada 8 Juli 2017.

"Saya daftarkan ulang anak saya tanggal 8 Juli, dibilang terlambat. Loh kok terlambat, kan anak saya lulus seleksi murni. Dijawab kepala sekolah tanggal 8 itu, terserah saya, kan saya yang buat peraturan," sebut Marwah mengingat saat itu.

Setelah sempat debat, Marwah pun menyodorkan uang Rp 815.000 dan selembar kwitansi tanda terima uang, tanpa ada embel-embel rincian apa saja yang didapat dari nominal sebesar itu.

"Itu saja saya utang di koperasi. Karena darimana saya punya uang dalam 3 hari sebesar itu. Pekeerjaan suami saya hanya nganvas mainan keliling," terang Marwah.

Akhirnya rincian Rp 815.000 yang dibayar itu, diketahui saat Marwah mengambilnya di sekolah. Hanya berisi 4 LKS, baju olahraga, rompi dan baju batik.

"Anak saya pakai seragam merah putih, datang ke sekolah kemarin, kok tidak ada nama anak saya masuk di kelas mana? IA, IB atau IC? Tidak ada nama anak saya," kenang Marwah.

"Saya perjuangkan anak saya karena sejak awal saya ikuti proses seleksinya. Tapi kok malah tidak ada nama anak saya? Akhirnya, uang yang saya setor dikembalikan oleh Kepsek, anak saya tidak jadi sekolah," terang Marwah.

"Awalnya cuma saya mau tahu dan sekolah transparan uang Rp 815.000 di awal masuk sekolah itu, untuk apa? Tidak ada penjelasan rinci. Jadi, ujungnya anak saya tidak bisa sekolah. Ke Disdik pun tidak ada solusi. Akhirnya saya curhat di medsos," jelas Marwah.

"Iya, kami sebagai orangtua, uang Rp 815 ribu itu, besar sekali. Sementara saya, kerja jual mainan keliling. Seandainya saja transparan sejak awal. Jadi, untuk dapat uang sebesar itu, saya minjam di koperasi," terang David Saputro (31), ayah dari Vincero.

Merdeka.com dan wartawan lain berupaya untuk mengkonfirmasi ketidaktranparanan pungutan itu ke Kepala SDN 016 Thoyyibah, yang berkantor di Jalan Proklamasi II Kecamatan Sungai Pinang. Sayang pihak sekolah enggan mengomentari persoalan yang menjadi viral netizen di Samarinda itu

"Ke Dinas Pendidikan saja. Dia (Marwah) ke sana saja. Dia kan sering ke Dinas Pendidikan. Soal transparansi, saya No Comment. Kita diminta Dinas No Comment," ungkap Thoyyibah.

Ditanya kembali soal transparansi Rp 815.000, hingga menghilangnya nama Vincero dari daftar murid di 3 ruang kelas I, serta Vincero yang akhirnya gagal bersekolah, Thoyyibah juga menolak menjelaskan.

"Kita tidak keluarkan anak itu dari sekolah. Orangtua yang tidak mau sekolah di sini," kilahnya. (mdk/rhm)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kecewa Anak Dikeluarkan, Puluhan Orang Tua Siswa SMKN 1 Tambun Utara Nekat Kunci Gerbang Sekolah
Kecewa Anak Dikeluarkan, Puluhan Orang Tua Siswa SMKN 1 Tambun Utara Nekat Kunci Gerbang Sekolah

Puluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).

Baca Selengkapnya
Curhat Orang Tua di Garut, Anaknya Dipersulit Masuk SMA Favorit karena Tak Pakai Jalur ‘Sindikat Sekolah’
Curhat Orang Tua di Garut, Anaknya Dipersulit Masuk SMA Favorit karena Tak Pakai Jalur ‘Sindikat Sekolah’

Seorang orang tua mengaku pusing dengan alur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Garut, Jawa Barat

Baca Selengkapnya
Disdik Jabar Buka Suara Respons Viral di Tiktok Wali Murid Ngeluh Pungli di SMA Cirebon
Disdik Jabar Buka Suara Respons Viral di Tiktok Wali Murid Ngeluh Pungli di SMA Cirebon

Hal itu diungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono.

Baca Selengkapnya
Orangtua Bongkar Dugaan Pungli Berujung Anak Tak Naik Kelas, Kepsek SMA 8 Medan Bakal Dicopot
Orangtua Bongkar Dugaan Pungli Berujung Anak Tak Naik Kelas, Kepsek SMA 8 Medan Bakal Dicopot

Rosmaida dinilai telah lalai saat mengambil keputusan untuk siswinya.

Baca Selengkapnya
Viral Siswi di NTT Curhat Tak Diperbolehkan Ujian karena Menunggak Uang Komite Rp50.000, Ini Kata Sekolah
Viral Siswi di NTT Curhat Tak Diperbolehkan Ujian karena Menunggak Uang Komite Rp50.000, Ini Kata Sekolah

selain D, ada juga puluhan siswa di SMA Negeri 2 Maumere dipulangkan pihak sekolah lantaran menunggak uang SPP.

Baca Selengkapnya
Menteri Abdul Mu’ti Telusuri Viral Tiga Siswa SD Dipulangkan Karena Nunggak
Menteri Abdul Mu’ti Telusuri Viral Tiga Siswa SD Dipulangkan Karena Nunggak

Abdul Mu'ti berharap kasus yang dialami tiga siswa SDIT ICMA tersebut dapat menemui jalan keluar secepatnya.

Baca Selengkapnya
Penipuan Berkedok Loloskan Siswa PPDB 2023, Pelaku Mengaku Sopir Kepala Dinas Pendidikan Surabaya
Penipuan Berkedok Loloskan Siswa PPDB 2023, Pelaku Mengaku Sopir Kepala Dinas Pendidikan Surabaya

Pria ini mengaku sopir Kepala Dispendik dan mengaku bisa meloloskan siswa pada PPDB 2023. Orang tua sudah bayar puluhan juta tapi anaknya lolos PPDB.

Baca Selengkapnya
Senyum Manis Firdaus, Bocah SD yang Masuk Sekolah Pakai Sandal Jepit karena Orangtua Belum Punya Uang
Senyum Manis Firdaus, Bocah SD yang Masuk Sekolah Pakai Sandal Jepit karena Orangtua Belum Punya Uang

Terungkap siswa tersebut bernama Muh Firdaus (7) dari SD Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah.

Baca Selengkapnya
Ratusan Anak di Serang Banten Putus Sekolah, Ada yang Tak Mampu Beli Seragam
Ratusan Anak di Serang Banten Putus Sekolah, Ada yang Tak Mampu Beli Seragam

Ironisnya ratusan anak di ibu kota Provinsi Banten itu alami putus sekolah.

Baca Selengkapnya
Dugaan Jual Beli Buku dan Seragam di Sekolah Gegerkan Masyarakat, DPRD Situbondo Ungkap Temuannya
Dugaan Jual Beli Buku dan Seragam di Sekolah Gegerkan Masyarakat, DPRD Situbondo Ungkap Temuannya

Dugaan jual beli buku dan seragam di sekolah Situbondo menggegerkan masyarakat. Begini faktanya.

Baca Selengkapnya
Siswi SMKN Rembang Curhat Pungutan Kedok Infaq, Ganjar Semprot Kepsek: Kembalikan Atau Diberhentikan!
Siswi SMKN Rembang Curhat Pungutan Kedok Infaq, Ganjar Semprot Kepsek: Kembalikan Atau Diberhentikan!

Mendengar pengakuan siswa tersebut, raut wajah Ganjar terlihat marah dan kecewa ada sekolah negeri yang melakukan pungutan ke sekolah.

Baca Selengkapnya
Kronologi Perundungan Siswi SMPN di Cianjur Saat MPLS, Dipukul Kakak Kelas Hingga Masuk RS dan Trauma Berat
Kronologi Perundungan Siswi SMPN di Cianjur Saat MPLS, Dipukul Kakak Kelas Hingga Masuk RS dan Trauma Berat

Tim meminta Kepala sekolah SMP I Sindangbarang bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena dianggap lalai.

Baca Selengkapnya