22 Bank Masuk Peserta BI-FAST Tahap 2, Mulai Berjalan Januari 2022
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan 22 calon peserta BI-FAST tahap dua. Dijadwalkan implementasi sistem anyar oleh 22 penyedia tersebut dilakukan pada Januari 2022 mendatang.
"BI telah menetapkan 22 calon Peserta Batch 2 (BI-Fast) untuk beroperasi pada Januari 2022," ungkap Kepala Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI Bambang Kusmiarso dalam acara Taklimat Media BI-Fast, Rabu (3/11).
Dalam bahan paparannya, 22 daftar calon peserta BI-Fast tahap kedua ialah Bank Sahabat Sampoerna, Bank Harda International, Bank Maspion, Bank KEB Hana Indonesia. Lalu, Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Bank Ina Perdana, Bank Mandiri Taspen, Bank Nationalnobu.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Apa target nasabah BSI di tahun ini? BSI) optimistis jumlah nasabah bisa menembus angka 20 juta pada akhir tahun 2023.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Siapa yang dibantu oleh Bank BRI? Ketua Klaster Jambu Biji Tanwiedjie, Suyanto, mengatakan bahwa ketika memulai bertani jambu kristal masyarakat desa kerap mengandalkan Bank BRI untuk permodalan usaha.
-
Kapan BRI mulai melakukan transformasi digital? BRI telah mengupayakan transformasi digital yang berkelanjutan sejak 3-4 tahun terakhir.
-
Kapan BRI Prioritas memberikan informasi? BRI Prioritas juga secara rutin mengirimkan informasi market update untuk tujuan investasi, gaya hidup, solusi bisnis, dan solusi personal yang disampaikan melalui media digital serta melalui bantuan Priority Relationship Manager yang profesional, berpengalaman, dan tersertifikasi dalam bidang pengelolaan finansial.
Selanjutnya, Bank Jatim UUS, Bank Mestika Dharma, Bank Jatim, Bank Multiarta Sentosa, Bank Ganesha, Bank OCBC NISP UUS, Bank Digital BCA, Bank Sinarmas UUS. Kemudian, Bank Jateng UUS, Standard Chartered Bank, Bank Jateng, BPD Bali, Bank Papua, dan Kustiodian Sentral Efek Indonesia(KSEI).
Bambang memastikan, seluruh daftar bank tersebut telah memenuhi kriteria 4C, yakni contribution, capability, collaboration, champion in readiness. Sebagaimana kriteria yang dipersyaratkan pada tahap awal lalu.
Sebelumnya, Bank Indonesia telah menetapkan 22 calon peserta untuk tahap pertama implementasi Bank Indonesia-Fast atau BI-Fast yang akan dilaksanakan pada minggu ke-2 Desember 2021.
"Pada tahap di Desember ini kami menetapkan 22 calon peserta untuk tahap pertama dan 22 calon peserta pada tahap ke-2 bulan Januari," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers kebijakan penyelenggaraan BI-Fast, Jumat (22/10).
Secara rinci, 22 daftar calon peserta BI-Fast tahap pertama yaitu Bank Tabungan Negara, Bank DBS Indonesia, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Danamon Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Central Asia, bank HSBC Indonesia, Bank UOB Indonesia.
Kemudian, bank Mega, Bank Negara Indonesia, bank syariah Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, bank OCBC NISP, Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah (UUS), Bank Permata UUS, Bank CIMB negara Niaga UUS, Bank Danamon Indonesia UUS, Bank BCA Syariah, Bank Sinarmas, bank Citibank NA, Bank woori Saudara Indonesia.
Bank Indonesia Bakal Luncurkan BI-Fast, Transaksi Kliring Bisa 24 Jam
Bank Indonesia dalam waktu dekat akan meresmikan Bank Indonesia Fast (BI-Fast) sebagai pembayaran cepat ritel nasional bagi para pelaku industri, ritel, dan UMKM melalui transaksi secara online pada Desember 2021.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan, BI-Fast ini nantinya bertujuan untuk mewujudkan aktivitas transaksi digital agar berjalan real-time, baik di bank atau Lembaga Keuangan Non-Bank dan nasabah selama 24x7 guna mempercepat sistem kliring transaksi keuangan.
"Kami sudah bekerja dengan industri, semua kebijakan kami, bekerja dengan industri, dan InsyaAllah bulan Desember, kami akan meluncurkan pembayaran cepat Bank Indonesia, ritel, transaksi, penyelesaian pembayaran, 24x7 real time penyelesaian pertama, dan kliring dan juga transaksi untuk semua Pasar ritel," kata Perry dalam webinar OJK Virtual Innovation Day 2021, Selasa (12/10).
Sepanjang tahun 2020 dan 2021, BI melihat perkembangan ekonomi dan keuangan digital Indonesia semakin pesat. Lantaran di masa pandemi covid-19 masyarakat mulai beralih menggunakan transaksi keuangan secara digital untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Ekonomi nasional dan keuangan digital Indonesia tumbuh pesat dan terus berkembang dan akan terus berkembang, serta mendukung perekonomian Indonesia, mendukung inklusi ekonomi nasional, dan keuangan, dan tentunya mendukung industri ekonomi dan keuangan jual digital. Ini adalah salah satu kenormalan baru di Indonesia," ujarnya.
Seiring pesatnya digitalisasi sektor keuangan, bahkan BI memproyeksikan nilai transaksi e-commerce tahun ini bisa mencapai Rp395 triliun, transaksi uang elektronik juga diprediksi mencapai Rp278 triliun.
"E-commerce tahun ini diprediksi oleh Bank Indonesia tumbuh 48,4 persen dari e-commerce atau Rp395 triliun. Uang elektronik tumbuh 5,7 persen tahun ini dengan R 278 triliun, layanan atau transaksi digital banking diprediksi tumbuh 30,1 persen atau capai Rp35.600 triliun," ujarnya.
Tentu prediksi tersebut tidak serta merta asal sebut saja, melainkan Bank Indonesia juga telah melakukan segala upaya agar prediksi tersebut bisa tercapai. Misalnya, Bank Indonesia telah meluncurkan Standarisasi open Application Programming Interfaces (API) Pembayaran (SNAP) untuk bank dan fintech dan e-commerce.
"Kami sudah mengeluarkan center of bank tahun ini dengan industri 17 Agustus tahun ini, apa yang kami sebut SNAP, stand nasional yang membuka API sistem pembayaran, satu bahasa untuk semua untuk perbankan digital, fintech, e-commerce menggunakan bahasa untuk menghubungkan layanan mereka," jelas Perry.
Kemudian BI juga telah meluncurkan QRIS antar negara yang sudah bekerjasama dengan negara Thailand, dan nanti akan merambah kerjasama dengan negara tetangga lainnya seperti Malaysia.
"Dan tahun ini, Agustus 2021 kami telah menguji coba standar QR Indonesia lintas batas dan dengan Thailand dan segera akan menjadi Malaysia dan negara-negara lain," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyesuaian harga BI-FAST bergantung pada banyak faktor antara lain perkembangan kondisi ekonomi dan inflasi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang sudah mendaftar di aplikasi PINTAR bisa menukar uang maksimal Rp4 juta per orang.
Baca SelengkapnyaInovasi pembayaran tersebut dirancang dalam rangka fasilitasi kebutuhan transaksi yang cepat dan massal untuk berbagai jenis pembayaran
Baca SelengkapnyaTransaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaBRI selaku Perusahaan yang telah lama bekerja sama dengan media selalu berupaya memberi apresiasi dalam bentuk peningkatan kualitas jurnalis Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030.
Baca SelengkapnyaMasa pendaftaran Program BRI Fellowship Journalism tinggal menyisakan beberapa hari lagi.
Baca SelengkapnyaBSI menjadi bank dengan nasabah terbanyak ke lima di Indonesia. Torehan ini sekaligus menobatkan BSI jadi bank syariah dengan nasabah terbanyak di dunia.
Baca SelengkapnyaBSI menyediakan fasilitas pembukaan RDN secara online dan offline.
Baca SelengkapnyaBSI optimistis jumlah nasabah bisa menembus angka 20 juta pada akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaLangkah pengembangan CCP sebagai infrastruktur pasar keuangan (IPK) ini merupakan pemenuhan amanat UU PPSK.
Baca Selengkapnya