BCA Syariah: Konsumsi Produk Halal Indonesia Tembus Rp3.400 Triliun di 2024
Merdeka.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Syariah, Yuli Melati Suryaningrum mengatakan, konsumsi produk halal Indonesia diperkirakan mencapai Rp3.400 triliun atau USD 235 miliar pada tahun 2024.
"Angka ini adalah survei dari Global Islamic Economy Report yang dilakukan di seluruh dunia," ujar Yuli dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (29/7).
Dia menilai, perkiraan angka tersebut menjadi potensi yang besar untuk perbankan syariah di Tanah Air, serta perbankan secara umum.
-
Siapa yang bicara tentang perbankan syariah? Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam kegiatan OJK Mengajar di Fakulitas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (6/11).
-
Bagaimana BSI tingkatkan inklusi keuangan syariah? BSI siap untuk bersama meningkatkan awareness dan aktivasi layanan perbankan syariah di lingkungan kampus yang dibangun dalam satu ekosistem, sehingga keberadaan bank syariah dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh civitas di Kampus FEB-UI yang berjumlah lebih dari 6.000 orang, termasuk 397 orang dosen serta sekitar 314 orang karyawan,' ujarnya.
-
Bagaimana Bank Jatim tingkatkan kinerja syariah? Dalam kegiatan tersebut, juga ada sharing session dari Ust. Ahmad Ifham Sholihin dengan topik Logika Bisnis Keuangan Syariah. Dalam diskusi tersebut dipaparkan secara lengkap tentang pemahaman Bank Syariah dan perilaku pegawai di Bank Syariah. Sehingga diharapkan semua karyawan Bank Jatim dapat memahami pola kerja Bank Syariah demi akselerasi bisnis.
-
Kenapa OJK dorong pengembangan perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional.Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
Sementara untuk global, konsumsi produk halal diproyeksikan tumbuh dari USD 2,02 triliun pada 2019 menjadi USD 2,4 triliun di 2024 dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) di level 3,1 persen.
Yuli menjelaskan, dari total konsumsi produk halal global di 2019, Indonesia berperan sebanyak 10 persen atau senilai USD 202 miliar yang setara dengan Rp2.900 triliun.
"Tapi ini masih pasar halal saja, semoga ke depannya kita bisa meningkatkan produksinya," ucap dia.
Saat ini, Indonesia menempati posisi keempat dari 15 negara teratas di dunia yang memiliki pasar produk halal yang besar, dengan posisi pertama ditempati Malaysia, kemudian disusul Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Dari segi konsumsi makanan halal, dia menuturkan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama di dunia dengan nilai USD 144 miliar, sedangkan kosmetik halal pada peringkat kedua yakni senilai USD 4 miliar, lalu media dan rekreasi halal berada di posisi ketiga dunia sebesar USD 22 miliar.
Sementara, pasar obat-obatan halal berada di peringkat keempat senilai USD 5,4 miliar, kemudian, fesyen dan perjalanan ramah Muslim masing-masing di posisi kelima dunia dengan nilai USD 16 miliar dan USD 11,2 miliar. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sektor makanan dan minuman halal menjadi salah satu pilar utama, disusul kosmetik, farmasi, keuangan syariah dan lainnya.
Baca SelengkapnyaLiterasi dan inklusi keuangan syariah dapat meningkat lebih pesat dengan Islamic ecosystem (ekosistem halal) yang lebih kuat.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, angka-angka industri keuangan syariah tumbuh lebih tinggi dibanding bank nasional.
Baca SelengkapnyaBTN Syariah juga telah menghimpun DPK senilai Rp36,25 triliun pada kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaDari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin memberi sanjungan kepada BSI karena mampu menggelar pameran ekonomi dan industri syariah terbesar.
Baca SelengkapnyaSetelah merger, BSI berhasil mencapai target return on equity (ROE) di atas 18 persen, tepatnya 18,30 persen per Maret 2024.
Baca SelengkapnyaPerbankan syariah semakin mendapat perhatian baik di tingkat domestik maupun internasional.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta Jawa Barat sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional bisa memaksimalkan potensi keuangan syariah.
Baca Selengkapnyakontribusi ekonomi syariah terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional diperkirakan akan mencapai USD10 miliar setara Rp155,52 triliun atau 1,5 persen PDB nas
Baca SelengkapnyaPeningkatan aset BTN Syariah tersebut juga mencatatkan rekam jejak yang cemerlang.
Baca Selengkapnya