BI Catat Pertumbuhan Kredit per Juni Membaik, Ditopang Sektor UMKM dan Konsumsi
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh positif 0,59 persen (yoy) di Juni 2021. Capaian ini jauh lebih baik dibandingkan Mei 2021 yang minus 1,28 persen.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan, perbaikan ini didorong oleh mulai membaiknya permintaan kredit seiring dengan berlanjutnya pemulihan kinerja dan aktivitas korporasi, rumah tangga dan UMKM.
"Di perbankan ada satu perbaikan, kalau kita lihat data Juni 2021 overall kredit sudah mulai tunjukan positif baik secara mtm maupun yoy. Pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit UMKM dan kredit konsumsi," ujar Destry di Jakarta, Jumat (30/7).
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Apa prestasi Bank Jatim yang terbaru? PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) kembali menorehkan prestasi. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) kembali menorehkan prestasi. Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
Menurutnya kredit segmen UMKM memang lebih cepat alami pemulihan bila dibandingkan segmen korporasi. Oleh sebab itu, untuk menggenjot kredit dan mendukung pemulihan ekonomi, pihaknya bersama OJK dan LPS terus melakukan sinergi kebijakan.
"Kita akan optimalkan bauran kebijakan kita untuk pemulihan eko jadi tidak hanya fokus pada moneter. Sepanjang 2021 bauran kebijakan kami semuanya sifatnya lebih akomodatif karena kita ingin mendorong pemulihan ekonomi nasional," ungkap Destry.
Lebih lanjut, bila dilihat secara kategori bank, pertumbuhan kredit ditopang oleh BPD dan bank BUMN yang masing-masing mengalami pertumbuhan 6,73 persen dan 5,37 persen. Meski demikian, bank asing dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) masih mengalami tantangan dalam menyalurkan kreditnya karena masih tumbuh negatif masing-masing -25,01 persen dan -2,90 persen.
"Untuk dua kelompok bank, bank BUMN sudah positif dan BPD juga. memang ada tantangan dari bank asing dan bank swasta nasional yang masih terus kita dorong," tukasnya.
Selanjutnya
Melihat kondisi itu, menurut Destry, pertumbuhan kredit perbankan tinggal menunggu waktu/ timing yang tepat saja. Sebab tingkat premi risiko perbankan juga telah mengalami penurunan dari 1,69 persen di April 2021 menjadi 1,60 persen di Mei 2021.
Premi risiko perbankan mengindikasikan persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha yang cenderung membaik. Penurunan premi risiko tersebut juga mendorong penurunan suku bunga kredit baru di hampir semua kelompok bank, kecuali kelompok BUSN.
Sementara di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan terus berlanjut, yaitu menurun sebesar 169 bps sejak Mei 2020 menjadi 8,86 persen pada Mei 2021.
Selain itu, lanjutnya, likuiditas perbankan juga sangat longgar sehingga siap menyalurkan kredit. Kondisi likuiditas yang longgar tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 32,95 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,28% (yoy).
"Likuiditas dengan cukup tingginya penempatan dana di BI likuiditas ada cuma timingnya aja. Premi risiko perbankan juga sudah turun. Jadi timingnya sudah mulai kelihatan bank akan menyalurkan kredit," jelasnya.
Meski demikian, Destry mengakui ada satu tantangan yang harus dihadapi yakni cukup besarnya gap demand side dan supply side kredit korporasi secara sektoral. Oleh karena itu, BI bersama OJK dan LPS di Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus bersinergi mengupayakan menghidupkan kembali sisi demand dan supply-nya.
"Ada satu tantangan, memang ada gap dengan sisi demand dan supply. Bukan hanya kami tapi di KSSK berusaha menghidupkan kembali demand side dan supply side. Kebijakan yang diambil perlu disesuaikan dengan hambatan dalam meningkatkan intermediasi di masing-masing subsektor," tukasnya.
Dari catatan BI, yang siap menerima pembiayaan korporasi berasal dari sektor mamintem, perkebunan, dan kimia, elektronik dan komunikasi, tanaman pangan, dan perdagangan eceran. Sementara sektor lainnya seperti industri logam dasar, peternakan, perikanan, jasa pertanian dan lain sebagainya belum siap mengajukan pembiayaan baru.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga.
Baca SelengkapnyaDari capaian ini, Bank DKI mencatat kenaikan penyaluran kredit dan pembiayaan segmen UMKM sebesar 22,78 persen, dari Rp4,41 triliun.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso pada pemaparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan II 2023 pada Rabu (30/8).
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa semakin membaiknya perekonomian dan prospeknya ke depan juga ditunjukkan oleh Indeks bisnis UMKM.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM yang mulai membaik ditopang oleh empat faktor utama.
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso pada press conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2024 di Jakarta (30/10).
Baca SelengkapnyaPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp45,36 triliun pada Kuartal III Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 12,26 persen.
Baca Selengkapnya