Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

UMKM Banyak Gulung Tikar, Kesulitan Modal jadi Masalah Terbesar

UMKM Banyak Gulung Tikar, Kesulitan Modal jadi Masalah Terbesar Pengrajin Batik Betawi. ©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Usaha mikro kecil menengah (UMKM) banyak dinilai sebagai sektor yang paling tahan krisis. Padahal, sesungguhnya UMKM adalah bisnis paling rapuh.

Ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, UMKM bersifat 'easy come, easy go'. Hilang satu tumbuh seribu.

"Mereka tidak banyak tabungan dan modal kerja, mereka itu cenderung modal kerja harian atau bulanan. Sedangkan kalau perusahaan besar cadangannya besar jadi mereka mampu bertahan lebih panjang," ujarnya.

Permasalahan ini diamini oleh pengusaha UMKM Rolupat, Henny Christiningsih. Pemilik butik batik ini mengakui jika permasalahan mendasar bagi UMKM ialah permodalan dan pengetahuan tentang produk.

"Mereka memiliki keterbatasan pengetahuan tentang produk dan pembiayaannya," tegas Henny di Jakarta, ditulis Kamis (15/6).

Untungnya, lanjut Henny, Bank Rakyat Indonesia (BRI) hadir memberi solusi. Dirinya bersyukur BRI menjadi perbankan dengan fokus pembiayaan pada UMKM.

Salah satu fasilitas BRI yang paling dirasakan Henny ialah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di mana, BRI menjadi salah satu penyalur KUR dengan layanan terbaik.

"BRI kalau untuk KUR bunganya luar biasa menarik sekali sekitar 3 persen. Mana ada 3 persen untuk UMKM," jelasnya.

Selain itu, BRI juga kerap menjadi off taker produk-produk UMKM. Henny bercerita, produknya pernah diborong oleh BRI untuk dibawa keluar negeri sebagai cinderamata.

"Kadang produk kita dibeli sama BRI. Termasuk produk saya dibeli dibawa keluar negeri," imbuh Henny.

Peran BRI semasa pandemi Covid-19 amat terasa, terkhusus bagi bisnis usahanya. Kucuran pembiayaan BRI kala pandemi membantu UMKM binaan Henny selamat dari jurang kebangkrutan.

"Sewaktu Covid, dengan BRI, dibantu pinjamannya untuk meningkatkan ekonomi UMKM," ujarnya.

KUR BRI Genjot Kesejahteraan Rakyat Hingga Kembangkan Usaha

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam risetnya, menyebut program KUR memperkuat geliat sosial di kala pandemi. Penyalur KUR, terutama oleh BRI, memberikan dampak besar terhadap peningkatan berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Penyaluran KUR dinilai mampu mendongkrak kemampuan nasabah untuk mengembangkan usaha, memberikan dampak sosial yang tinggi, seperti meningkatnya kesejahteraan keluarga, dan dampak lanjutan terhadap komunitas usaha.

Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut, perseroan senantiasa mempertajam fokus di sektor UMKM. Melalui KUR, usaha mereka yang hampir berhenti pada saat pandemi dapat dipertahankan.

Bagi nasabah KUR, lanjut Sunarso, setidaknya dapat mempertahankan usahanya karena ada suntikan permodalan baru. "KUR menjadi sumber modal baru yang memutar roda usaha," ujar Sunarso.

Penyaluran KUR juga berimplikasi baik terhadap meningkatnya produktivitas usaha nasabah dengan peningkatan sebesar 32,94 persen. Usai mendapatkan KUR, ada kemampuan untuk membeli bahan baku dan menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih besar.

Sebagai bank yang fokus di segmen UMKM, BRI selalu mendapat proporsi penyaluran terbesar dari pemerintah dengan porsi di kisaran 70 persen dari total alokasi KUR secara nasional. Pada 2022 kuotanya mencapai Rp260 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp252,38 triliun.

Sementara itu, pada 2021 KUR BRI mendapat kuota Rp195,59 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp194,9 triliun. Pada 2020 alokasi penyaluran KUR BRI mencapai Rp140,2 triliun dengan realisasi Rp138,5 triliun.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apa Itu UMKM? Ketahui Pengertian, Karakteristik, dan Ciri-cirinya
Apa Itu UMKM? Ketahui Pengertian, Karakteristik, dan Ciri-cirinya

Merdeka.com merangkum informasi tentang apa itu UMKM dan kriterianya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan II 2024: Bisnis UMKM Mulai Membaik dan Prospektif
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan II 2024: Bisnis UMKM Mulai Membaik dan Prospektif

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM yang mulai membaik ditopang oleh empat faktor utama.

Baca Selengkapnya
Terbebani Bunga Tinggi, Target Penyaluran Kredit UMKM 30 Persen Sulit Tercapai
Terbebani Bunga Tinggi, Target Penyaluran Kredit UMKM 30 Persen Sulit Tercapai

Target penyaluran kredit perbankan UMKM hingga 30 persen sulit tercapai karena berbagai faktor. Sebab, ekspansi bisnis UMKM kini tengah melemah.

Baca Selengkapnya
Buka Peluang Pembiayaan, Menkop Teten Minta UMKM Masuk Rantai Pasok Industri
Buka Peluang Pembiayaan, Menkop Teten Minta UMKM Masuk Rantai Pasok Industri

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.

Baca Selengkapnya
Ternyata 95 Persen UMKM Indonesia Belum Kompetitif
Ternyata 95 Persen UMKM Indonesia Belum Kompetitif

Pemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.

Baca Selengkapnya
UMKM Indonesia Disebut Masih Gagap Teknologi
UMKM Indonesia Disebut Masih Gagap Teknologi

Masih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.

Baca Selengkapnya