1 dari 16 WNI hilang di Turki, Soraiyah Cholid bukan Suroya Cholid
Merdeka.com - Terkait simpang siurnya informasi 16 Warga Negara Indonesia (WNI) yang hilang di Turki beberapa waktu lalu, Pemkot Surabaya, Jawa Timur kembali melakukan kroscek di lapangan, khususnya kepada warga Ampel Melati, Kecamatan Semampir, Surabaya atas nama Suroya Cholid.
Melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, Pemkot Surabaya memastikan hanya delapan warganya yang hilang di Turki. Sedangkan Suroya Cholid, bukan termasuk 16 WNI yang dikabarkan hilang tersebut.
"Kami ingin mengklarifikasi kabar yang beredar terkait nama warga Surabaya atas nama Suroya Cholid bukan termasuk WNI yang hilang di Turki," terang Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya, Suharto Wardoyo di balai kota, Selasa (17/3).
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Siapa yang menghilang selama 15 tahun? ‘Saya pernah hilang sekitar 15 tahun. Terutama ketika saya pulang dari Mesir. Ini benar-benar seperti hilang total ya,’ ungkapnya.
-
Apa yang ditemukan KPK di Basarnas? Lembaga antirasuah mengungkap kasus dugaan korupsi di Basarnas.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
WNI apa yang sudah dipulangkan? Berdasarkan data Kemlu, terdapat 10 WNI di Gaza. Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
Dia menjelaskan, Suroya Cholid yang dimaksud adalah Soraiyah Cholid, warga warga Kelurahan Gajahan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. "Memang ada kemiripan nama. Tapi setelah kita cek, ternyata bukan. Suroya ini memang warga Surabaya dan tidak ikut bepergian ke Turki. Sedangkan WNI yang dimaksud hilang itu adalah Soraiyah Cholid, warga Surakata," jelasnya.
Berkenaan dengan kemiripan nama Suroya dan Soraiyah Cholid ini, selain kroscek langsung pada yang bersangkutan, pihak Pemkot Surabaya juga telah melakukan cek ulang ke Kemendagri untuk memastikannya.
"Kami sudah cek di Kemendagri. Untuk lainnya, kami tidak tahu apakah data paspor yang bersangkutan dipalsukan atau tidak. Coba konfirmasi ke instansi lain seperti ke pihak imigrasi. Yang jelas yang dimaksud 1 dari 16 WNI yang hilang itu bukan Suroya warga Surabaya tapi Soraiyah warga Surakarta," tegasnya.
Kembali dia menegaskan, warga Surabaya yang ikut hilang di Turki hanya delapan orang, dan data ini sudah dicocokkan dengan data di Kemendagri dan data di lapangan.
"Dari 16 WNI itu, yang jelas ada satu keluarga dari Surabaya berjumlah 6 orang yang tinggal di daerah Tambaksari. Sementara yang dua lagi tinggal di Ampel Cempaka dan Pabean Cantikan," tandasnya.
Sementara itu Camat Semampir, Siti Hindun Robbah juga membenarkan apa yang dikatakan Suharto. Ketika beredar kabar Suroya yang disebut-sebut salah satu WNI yang hilang ternyata masih berada di Surabaya, dan diduga namanya dipalsukan untuk pembuatan paspor ke luar negeri, pihak Kecamatan Semampir juga melakukan kroscek.
"Jadi memang dia (Suroya) ini warga Ampel Melati, tapi setelah pisah dengan suaminya dia pindah dan tinggal bersama orang tuanya. Tapi memang dia bukan WNI yang dimaksud hilang di Turki itu," tegasnya.
Sebelumnya, Suroya Cholid, warga Surabaya mengaku kaget ketika namanya disebut-sebut hilang di Turki dan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Suroya mengaku, dia mengetahui itu dari tetangganya dan kerap dihubungi keluarganya yang di Arab Saudi menanyakan kebenaran informasi itu.
Janda dua anak inipun dengan tegas menjawab: Kabar itu tidak benar, saya tidak pernah kemana-mana. "Apalagi kenal apa yang namanya ISIS," tegasnya waktu itu.
Sementara delapan warga Surabaya yang masuk daftar 16 WNI yang hilang di Turki itu antara lain: Utsman Mustofa Madhamy, Salim Muhamad Attami, Jusman Ary, Ulin Isnuri, Humaira Hafshah, Urayna Afra, Aura Kordova, dan Dayyan Akhtar. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum kabur ke Indonesia, Thongduang sempat sembunyi di India
Baca SelengkapnyaKemenag Sulsel belum mendapatkan data dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).
Baca SelengkapnyaKemenag Sulsel belum mendapatkan aduan dari keluarga maupun korban penipuan haji di layanan pengaduan.
Baca SelengkapnyaSelama dalam pelariannya itu, buronan ini menggunakan identitas sebagai warga Aceh berupa Kartu Tanda Pengenal (KTP) palsu.
Baca SelengkapnyaSeorang jemaah haji asal Jabar ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSang ibu sempat curiga dengan perbedaan rambut anak diberi ASI dengan dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaKrishna meyakini Harun Masiku masih berada di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSudah setahun kasus ini berjalanan, namun pihak rumah sakit tak kunjung memberikan pertanggungjawaban.
Baca SelengkapnyaPara agen yang terlibat membantu buronan interpol itu diduga memiliki hubungan dengan jaringan peredaran narkotika.
Baca SelengkapnyaIbu Siti mengadu ke Polres Bogor. Dia berharap masalah yang menimpa segera terselesaikan.
Baca SelengkapnyaJasad tersebut merupakan salah satu wisatawan yang masih hilang tergulung ombak
Baca SelengkapnyaSatu Jemaah Haji Hilang Sudah Sebulan, Menag Janji Cari Tanpa Batas Waktu
Baca Selengkapnya