10 Bocah panti asuhan Samuel diperiksa di Polda Metro Jaya
Merdeka.com - Sepuluh anak yang mendiami Panti Asuhan Samuel, Tangerang, menjalani pemeriksaan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polda Metro Jaya, Rabu (26/2). Mereka tiba di Polda Metro Jaya sekitar pukul 12.45 WIB dengan didampingi oleh pihak LBH Mawar Saron.
Kepala Divisi Non Litigasi LBH Mawar Saron, Jecky Tengens menuturkan sepuluh bocah tersebut diperiksa sebagai saksi untuk mewakili teman-temannya yang bernasib sama dengan mereka.
"Mereka akan mencoba memberi keterangan," ujar Jecky kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.
-
Siapa yang ditangkap dan dipelihara? Dahulu pernah ada orang dari suatu daerah berhasil menangkap burung jalak lawu ini untuk dijadikan burung peliharaan. Awalnya tidak terjadi apa-apa pada orang yang menangkap burung ini. Namun, ketika sampai di tengah perjalanan. As mobil orang tadi tiba-tiba patah secara misterius.
-
Mengapa anak-anak disekap di sekte ini? Anak-anak tersebut diduga digunakan sebagai buruh murah. Selain itu, ditemukan kuburan yang tidak terdaftar yang diduga adalah kuburan bayi.
-
Bagaimana ibu itu mengurung putranya? Ia mengungkapkan kepada pihak kepolisian bahwa selama bertahun-tahun, ia telah berupaya menyelamatkan putranya melalui berbagai cara, termasuk mengirimnya ke lebih dari 10 pusat rehabilitasi di seluruh negeri.
-
Mengapa anak mengemut makanan? Anak mungkin tidak merasa lapar sehingga tidak tertarik untuk makan. Ketika anak dipaksa makan dalam kondisi tidak lapar, mereka cenderung mengemut makanan sebagai bentuk penolakan.
-
Kenapa orang tua sering memaksa anak makan? Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi adalah memaksa anak untuk makan saat mereka belum merasa lapar.
-
Apa yang Nadya lakukan di panti asuhan? Di sana, ia menghadapi berbagai tantangan dan belajar untuk mandiri.
Selain itu, kedatangan LBH Mawar Saron untuk mempertanyakan perkembangan proses penyelidikan terkait kasus penganiayaan terhadap 30 anak di panti asuhan tersebut.
Sebelumnya, enam orang korban kekerasan yang terjadi di panti asuhan tersebut telah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Senin (24/2). Keenamnya diperiksa mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Keenamnya yakni J (12), Y (13), YE (14), LA (17), JJ (9), YA (13).
Tindak penganiayaan yang terjadi di panti asuhan tersebut terungkap lantaran salah satu anak panti H (20) berhasil kabur karena tidak kuat dengan perlakuan yang kerap dia terima dari Chemuel dan Yuni yang biasa dipanggil Ayah dan Bunda oleh anak-anak asuhnya. H kabur dan melaporkannya ke donatur yang biasa membantu di panti asuhan tersebut.
Anak-anak di panti asuhan itu mengaku kerap ditempeleng. Dikurung dalam kandang anjing hingga diberi makan nasi basi. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara itu, satu pelaku berinisial YS kini masih berstatus buronan.
Baca SelengkapnyaSaat ini 12 anak penghuni panti asuhan sedang menunggu hasil tes kesehatan dan konseling psikis.
Baca SelengkapnyaAksi penyekapan dan pemerkosaan secara bergiliran selama tiga hari oleh 10 pelaku terhadap siswi SMP di Lampung Utara, Lampung, NA (15), sudah terencana.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca SelengkapnyaSelama disekap korban tidak diberi makan dan minum, hanya disuruh menenggak minuman keras
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan terhadap bocah tersebut diduga dipicu kekesalan warga atas ulah sang bocah yang ketahuan mencuri uang milik warga.
Baca SelengkapnyaKasus ini dilaporkan pada Juli lalu, namun baru diproses bulan Oktober ini.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaMengetahui peristiwa itu, ibu korban melaporkan kepada keluarganya dan pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaMembanting korban ke lantai hingga tak sadarkan diri
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terbongkar setelah salah satu pengasuh daycare berani melaporkan ke orang tua korban.
Baca SelengkapnyaPolisi meringkus AW (58), tersangka predator anak di Kecamatan Kotabaru, Karawang. Residivis ini ditangkap setelah sejumlah orang tua melaporkan perbuatannya.
Baca Selengkapnya