10 Desa Terpencil di Kepulauan Riau Kini Telah Teraliri Listrik 14 Jam
Merdeka.com - Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyelesaikan pembangunan jaringan listrik pada 10 desa terpencil di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Alhasil, sebanyak 1.883 Kepala Keluarga (KK) di daerah tersebut tak lagi 'dihantui' kegelapan.
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad menyampaikan, 10 desa-desa terpencil itu kini sudah bisa menikmati listrik 14 jam. Dia menyebutkan, kehadiran PLN bisa menghemat biaya pengeluaran masyarakat.
Karena selama ini masyarakat di sana hanya menggunakan mesin genset. Biaya mesin genset bisa memakan uang Rp 300 ribu setiap bulan. Namun listrik dari mesin itu hanya bisa dinikmati 5 jam. Kini warga hanya mengeluarkan Rp 150 ribu dengan listrik 14 jam.
-
Bagaimana program Listrik Desa mencapai daerah terpencil? Program ini mendesak dilakukan karena pasokan listrik di Indonesia belum merata. Per September 2016, Indonesia baru punya pembangkit listrik dengan total daya 4.133 MW. Sementara 12.317 MW masuk masa konstruksi, dan 8.641 MW dalam penyelesaian kontrak.
-
Apa saja manfaat program Listrik Desa? 'Masak masakan tidak pakai kayu lagi, tinggal colok saja,' ujar Mama Lodia. 'Anak-anak juga gampang belajar karena tidak tidur lagi jadi belajarnya bagus.'
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Apa kunci sukses proyek kelistrikan menurut PLN? Kunci penting langkah ini, PLN bersama mitra selalu memetakan rencana kerja yang reliable dan juga mitigasi risiko, sehingga dalam pelaksanaan pengembangan sektor kelistrikan mampu mendorong iklim investasi yang menarik bagi para investor.
-
Kapan program Listrik Desa dimulai? Kebahagiaan yang dirasakan Mama Lodia ini mulai hadir di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak pertama kali menjabat.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas program Listrik Desa? Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero) menjadi pengawal utama dari target menerangi Indonesia ini.
"Kami meresmikan penyalaan 9 listrik Desa di Kabupaten Lingga yaitu Desa Mamut, Desa Laboh, Desa Tanjung Kelit, Desa Baran, Desa Pulau Duyung, Desa Pasir Panjang, Desa Suak Buaya, Desa Temiang, dan Desa Tanjung Lipat. Selain itu, juga ada 1 desa di Kabupaten Karimun yaitu Desa Tulang," ujar Ansar Ahmad, Rabu (7/4).
Ansar didampingi General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau Kepulauan Riau (UIW RKR), Hartono di Desa Baran Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga dalam peresmian listrik di desa teraebut.
Ansar menyampaikan, dengan terlistrikinya 10 desa tersebut, berdampak positif dengan meningkatnya Rasio Desa Berlistrik (RDB) Provinsi Kepulauan Riau. Hingga April 2021, RDB Kepulauan Kepri telah mencapai 93,75 persen dan Rasio Elektrifikasi PLN sebesar 98,65 persen.
"Dengan hadirnya listrik di masyarakat sangat membantu peningkatan perekonomian di tengah pandemi, hal ini seiring dengan adanya listrik tingkat kesejahteraan pun akan meningkat," jelas Ansar.
Karena sebelumnya, masyarakat di 10 desa tersebut masih menggunakan genset sebagai sumber listriknya dengan biaya operasional yang lebih tinggi.
"Kami sangat berterima kasih karena genset kami hanya hidup 5 jam dengan biaya per bulannya 300 ribu. Sedangkan dengan listrik PLN kami hanya membayar 150 ribu," ujar warga Desa Tanjung Kelit, Kecamatan Bakung Serumpun, Roslan (43).
General Manager PLN UIWRKR, Hartono menjelaskan pembangunan jaringan listrik meliputi jaringan tegangan menengah sepanjang 28,5 kilometer sirkuit (kms).
Sedangkan jaringan tegangan rendah sepanjang 24,36 kms, 12 unit gardu distribusi dengan total daya sebesar 850 kilo Volt Ampere (kVA) dan 8 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan total kapasitas terpasang sebesar 800 kilo Watt (kW).
"Total biaya seluruh investasi pengerjaan di 10 desa ini mencapai 42,2 miliar rupiah dan akan melayani sebanyak 1.883 pelanggan," kata Hartono.
Hartono mengajak seluruh pelanggan PLN pascabayar agar selalu disiplin dan taat dalam membayar tagihan rekening listrik sebelum batas akhir pembayaran. Batas akhir tersebut yakni pada tanggal 20 setiap bulannya.
"Jika bayar tepat waktu, maka terhindar dari pemutusan aliran listrik. Apalagi pembayaran saat ini sangat mudah dilakukan bisa di mana saja. Kita bisa menggunakan Aplikasi PLN Mobile, ATM, EComerce, Mobile Banking serta PPOB tersebar," jelas Hartono.
Hartono menyebutkan, jika pelanggan atau masyarakat mengalami gangguan listrik, maka bisa melapor melalui saluran yang telah disediakan oleh PLN.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 47 tahun yang lalu, warga setempat hanya menggunakan penerangan yang terbatas.
Baca SelengkapnyaProgram pemerataan listrik jadi salah satu agenda mendesak yang dilakukan di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSejak 1980-an, akhirnya masyarakat dapat dapat menikmati fasilitas listrik 24 jam.
Baca SelengkapnyaRasio Elektrifikasi (RE) PLN di Kaltim per Agustus 2023 telah mencapai 94,95 persen dengan Rasio Elektrifikasi total mencapai 99,99 persen.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaBahkan, listrik yang dikelola oleh Bumdes setempat adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaBeroperasi kabel laut sepanjang 1,16 kms ini membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi warga di Pulau Buluh.
Baca SelengkapnyaSelain rutenya sulit dilalui, warga di kampung ujung ini hanya bisa memakai satu lampu untuk satu rumah.
Baca SelengkapnyaKehadiran PLTS ini akan memperkuat lembaga lokal, khususnya Badan Usaha Milik Desa.
Baca SelengkapnyaPertamina menghadirkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada Program Rumah Kreatif Tamiang di Desa Tanjung Karang.
Baca SelengkapnyaPj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyalurkan bantuan kelistrikan kepada warga kurang mampu di kabupaten Buleleng.
Baca SelengkapnyaBerada di ujung Tasikmalaya, daerah tersebut nampak dikelilingi hutan belantara.
Baca Selengkapnya