10 Hari pasca operasi, Gesya bayi kembar siam meninggal
Merdeka.com - 10 Hari pasca operasi pemisahan, satu dua dari dua bayi kembar siam meninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS). Gesya Ummaya Ramadani (3 bulan) meninggal dunia pada Jumat (7/10) pukul 06.10 WIB.
Direktur Utama RSHS Bandung, Ayi Djembarsari mengatakan, bayi asal Ciamis tersebut sebelum meninggal lantaran kelainan jantung yang diderita sehingga terjadi penurunan kondisi klinis 48 jam setelah operasi pemisahan pada 27 September lalu.
"Seminggu setelah operasi pemisahan itu memang sudah diprediksi merupakan kondisi kritis bagi bayi. Sekitar 48 jam setelah pemisahan bayi Gesya ini mulai mengalami perburukan kondisi klinis. Otak, paru-paru, jantung hingga peredaran darahnya," ujarnya di RSHS Bandung, Jumat (7/10).
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Kapan dua bayi tersebut meninggal? Penanggalan radiokarbon mengonfirmasi bahwa keduanya meninggal antara tahun 1616-1503 SM.
-
Kenapa Marissa Nasution kehilangan salah satu janin kembarnya? Marissa Nasution dihadapkan pada kenyataan pahit di mana salah satu janinnya memiliki ukuran yang jauh lebih kecil daripada saudara kembarnya.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Kapan bayi-bayi itu meninggal? Hampir setengah dari bayi yang ditemukan meninggal selama masa perinatal, khususnya antara minggu ke-27 kehamilan dan pekan pertama kelahiran.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
Tim dokter, lanjut dia, sudah berupaya memperbaiki kondisi kakak dari Gisya Ummaya Ramadani itu, termasuk berbagai tunjangan support yang diberikan dan semua ilmu sudah dikeluarkan. Namun semua itu tak cukup untuk menyelamatkan nyawa bayi Gesya hingga akhirnya usianya hanya bertahan sampai 96 hari saja.
"Kami sudah mengerahkan segala kemampuan. Namun tadi (kemarin, red) pagi sekitar pukul 06.10 bayi Gesya meninggal di ICU. Kami terus melakukan komunikasi dengan pihak keluarga. Dan pihak keluarga sudah dapat menerima kondisi terakhir," terangnya.
Dia memaparkan, penyebab kematian bayi Gesya juga bukan hanya kelainan jantung, namun dipengaruhi berbagai faktor seperti fungsi ginjalnya yang menyebabkan bayi itu tidak bisa kencing sebagaimana mestinya. Begitu pula dengan sistem pernapasannya sehingga terus dibantu menggunakan alat, jantung yang tidak berfungsi baik.
"Kami coba beri bantuan pernapasan, makanya setelah operasi bayi Gesya tidak lepas dari alat bantu pernapasan. Untuk gagal organ ginjal kami terus lakukan cuci darah. Termasuk support obat-obatan. Secara umum tekanan darahnya mulai menurun," ungkapnya.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah bayi Gesya langsung mendapatkan penanganan tim kamar jenazah RSHS Bandung. Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah langsung diantarkan ke kediaman orangtuanya di Ciamis menggunakan mobil jenazah RSHS Bandung.
Adapun sang adik, Gisya Ummaya Ramadani saat ini masih dalam penanganan tim dokter RSHS Bandung. Sempat dirawat di ICU selama dua hari pasca operasi pemisahan, adik kembar bayi Gesya itu kini sudah dipindah ke ruang perawatan anak.
"Kami sedang melakukan penyesuaian asupan nutrisi bagi bayi Gisya. Termasuk pemantauan fungsi indera seperti pendengaran, penglihatan dan sistem syaraf. Dalam satu atau dua minggu ke depan kemungkinan bisa dipulangkan dalam keadaan sehat," tambah tim dokter RSHS Bandung Julistio Djais.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama dua hari dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya, kondisi Arsenio tak kunjung membaik.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula saat istri MR sedang hamil tua mengalami konstraksi pada 14 September 2024. MR membawa istri ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, dokter yang akrab disapa dokter Helmi itu mengoperasi 10 pasien. Setelah itu, dia mendadak mengalami sesak napas.
Baca SelengkapnyaBocah 7 tahun meninggal dunia diduga jadi korban malapraktik operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih.
Baca SelengkapnyaDirektur RSUD Sulbar, dokter Erna mengatakan, dokter Helmiyadi meninggal dunia di Puskesmas Sendana, Kabupaten Majene, saat hendak dirujuk ke Makassar, Sulawesi
Baca SelengkapnyaSeorang bocah meninggal dunia diduga korban malapraktik usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi
Baca SelengkapnyaBertambah, Korban Meninggal Kecelakaan Bus Rosalia Indah di Tol Batang Jadi 8 Orang
Baca SelengkapnyaPengunggah menceritakan, setelah anastesi (bius), pasien mengalami henti jantung.
Baca SelengkapnyaRauf mengungkapkan fakta baru dalam kasus dugaan anaknya tertukar di RS Islam Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.
Baca SelengkapnyaSudah setahun kasus ini berjalanan, namun pihak rumah sakit tak kunjung memberikan pertanggungjawaban.
Baca SelengkapnyaKesepakatan untuk berdamai diambil setelah pihak rumah sakit menjalin komunikasi dengan pihak keluarga sejak BAD meninggal.
Baca Selengkapnya