10 Letusan Gunung Api Paling Dahsyat di Indonesia
Merdeka.com - Gunung Semeru mengalami awan panas guguran pada Sabtu (4/12). Akibat musibah tersebut, data sementara mencatatkan, 15 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka, baik ringan maupun berat.
Selain korban jiwa, erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa ini juga menyebabkan rumah warga di Lumajang tertimbun material. Bahkan Jembatan Gladak Perak yang menjadi penghubung antara Kabupaten Malang dan Lumajang juga terputus.
Guguran awan panas Gunung Semeru mengakibatkan 2 kecamatan terdampak dan 8 kecamatan terdampak debu vulkanik.Total warga dari kecamatan yang terdampak yaitu 5.205 jiwa. Namun hanya 1.300 jiwa memilih untuk mengungsi di tempat pengungsian yang telah disediakan.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Siapa saja yang menjadi korban letusan Marapi? Data 75 orang pendaki itu merupakan data dari pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat berdasarkan sistem booking online.
-
Kapan letusan gunung berapi terjadi? Berdasarkan kisah nyata letusan gunung berapi Cumbre Vieja di Pulau La Palma pada tahun 2021, film ini menampilkan ketegangan, hubungan keluarga, serta dilema hidup dan mati.
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa penyebab Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi meletus bersamaan? 'Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama,' jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
merdeka.com merangkum 10 letusan gunung berapi di Indonesia yang berdampak besar. Letusan gunung berapi ini tercatat ada yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.
1. Gunung Kelud
Gunung Kelud termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Gunung berapi ini terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.
Dalam laporan Carl Wilhelm Wormser (1876-1946), pejabat Pengadilan Landraad di Tulung Agung (masa kolonial Belanda), yang menjadi saksi mata letusan Gunung Kelud tahun 1919. Akibat letusan tersebut, 5.160 jiwa meninggal dunia dan merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar.
Disebutkan, hari itu bumi berguncang, mentari hilang ditelan kegelapan. Kelud memuntahkan abu disertai sambaran petir. Disusul lahar panas yang tanpa ampun membakar apapun yang dilewatinya.
Meski masih dalam skala yang jauh lebih kecil, letusan Kelud 2014 memicu kekhawatiran masyarakat: gunung berapi yang lain akan mengikuti tingkah Kelud. Apalagi, Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, yang tak jua berhenti menggeliat dari tidur panjangnya selama 400 tahun, baru saja menyudahi nyawa 17 orang pada awal Februari.
2. Gunung Agung
Gunung Agung pernah meletus di tahun 1963. Gunung yang terletak di Bali ini terkenal dengan letusannya yang terjadi hingga setahun lamanya. Sebanyak 1.000 penduduk menjadi korban saat Gunung Agus meletus. Abu panas dan gas melambung hingga 20 kilometer tingginya.
Gunung Agung juga meletus pada tahun 2017. Letusan tersebut menyebabkan ribuan orang mengungsi dan mengganggu perjalanan udara. Hingga 27 November 2017, tingkat siaga berada pada level tertinggi dan perintah evakuasi telah dikeluarkan.
Gempa bumi tektonik dari gunung berapi telah terdeteksi sejak awal Agustus, dan aktivitas gunung berapi tersebut meningkat selama beberapa minggu sebelum menurun secara signifikan pada akhir Oktober. Periode kedua dari kegiatan utama dimulai pada akhir November.
3. Gunung Samalas
Gunung Samalas yang terletak di Lombok meletus pada 1257 M. Letusan tersebut memunculkan kaldera Segara Anak di ujung barat Gunung Rinjani.
Letusan Gunung Samalas menghasilkan kolom erupsi setinggi puluhan kilometer ke atmosfer serta aliran piroklastik yang mengubur hampir seluruh Pulau Lombok. Sebagian material piroklastik bahkan mencapai Pulau Sumbawa di seberang.
Kejadian ini terekam di dalam naskah lontar Babad Lombok, mengisahkan aliran piroklastik menghancurkan pemukiman-pemukiman penduduk, termasuk Pamatan, yang kala itu menjadi ibu kota sebuah kerajaan di Lombok. Jejak abu dari letusan ini terdeteksi hingga sejauh 340 kilometer (210 mi) di Pulau Jawa. Total material abu dan bebatuan yang dimuntahkan dalam letusan ini mencapai lebih dari 10 kilometer kubik.
4. Gunung Merapi
Gunung Merapi yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah merupakan gunung berapi teraktif di Indonesia. Gunung ini memiliki potensi kebencanaan yang tinggi karena menurut catatan modern mengalami erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh permukiman yang padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.
Letusan Merapi yang paling parah adalah pada akhir Oktober 2010. Ledakannya begitu besar hingga menewaskan 350 korban lebih, termasuk Mbah Marijan, sang juru kunci merapi.
5. Gunung Galunggung
Gunung Galunggung memiliki ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, terletak di Tasikmalaya. Gunung ini memiliki dua puncak yaitu Puncak Dinding Ari dan Puncak Beuticanar, kedua puncak tersebut dapat dijangkau dengan cara mendaki melalui jalur yang tersedia.
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1822. Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.
Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
6. Gunung Tambora
Gunung Tambora terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Gunung ini terbentuk akibat zona subduksi aktif di bawahnya. Pada masa lampau, ketinggian Gunung Tambora mencapai sekitar 4.300 meter yang membuat gunung ini menjadi salah satu puncak tertinggi di Indonesia.
Aktivitas vulkanis gunung berapi ini memuncak pada letusannya bulan April tahun 1815 yang mencapai skala tujuh. Suara letusan tercatat terdengar hingga pulau Sumatera lebih dari 2.000 km ke barat. Hujan abu vulkanis terjadi di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Maluku. Letusan tersebut menelan korban jiwa sedikitnya 71.000 orang dengan 11.000-12.000 di antaranya merupakan korban langsung dari letusan.
Beberapa peneliti memperkirakan jumlah korban jiwa yang mencapai 92.000 orang, tetapi angka ini diragukan karena dinilai terlalu besar. Letusan tersebut juga menyebabkan perubahan iklim dunia saat itu.
7. Gunung Awu
Gunung Awu merupakan Gunung api Strato terbesar di Kepuluan Sangihe dan berada di pulau Sangihe. Lembah dalam yang membentuk lorong untuk lahar membelah sisi-sisi gunung api Awu, yang dibangun dalam kaldera selebar 4,5 kilometer.
Gunung dengan ketinggian 1.320 dari atas permukaan laut tersebut mengalami 19 erupsi kala holosen sejak sejarah. Erupsi eksplosif yang dahsyat pada Gunung Awu meliputi tahun 1711, 1812, 1856, 1892, dan 1966.
Erupsi eksplosif tersebut menghasilkan aliran piroklastik dan lahar yang menghancurkan serta menyebabkan lebih dari 7.377 korban jiwa secara kumulatif. Gunung Awu berisi danau kawah puncak yang lebarnya 1 km dan kedalaman 172 m pada tahun 1922, tetapi sebagian besar dikeluarkan selama erupsi tahun 1966.
8. Gunung Papandayan
Gunung Papandayan adalah gunung api yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu memiliki beberapa kawah yang terkenal, di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.
Dalam catatan sejarah, Gunung Papandayan telah beberapa kali meletus. Di antaranya pada 12 Augustus 1772, 11 Maret 1923, 15 Agustus 1942, dan 11 November 2002. Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772. Letusan tersebut menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar 2.957 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan lebar 5 km.
9. Gunung Krakatau
Gunung Krakatau berada di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan, tepatnya di perairan Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatra. Puncak gunung berapi Gunung Krakatau sirna karena letusan kataklismik pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Gunung Krakatau dikenal dunia karena letusan yang sangat dahsyat pada tahun 1883. Awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Letusan tersebut menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut. Gunung Krakatau yang meletus, getarannya terasa sampai Eropa.
10 Gunung Toba
Gunung Toba adalah gunung berapi raksasa yaitu gunung aktif dalam kategori sangat besar, terletak di provinsi Sumatra Utara dan diperkirakan meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu.
Gunung Toba pernah meletus tiga kali. Letusan pertama terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.
Kemudian, letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat.
Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya. Gunung Toba tergolong supervulkan. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang besar yang jika meletus kalderanya besar sekali.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Letusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca SelengkapnyaBegini suara letusan Krakatau pada tahun 1883 yang ledakannya 10 ribu kali lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima.
Baca SelengkapnyaBMKG meminta masyarakat tidak mempercayai informasi yang beredar terkait jumlah korban jiwa akibat gempa megathrust.
Baca SelengkapnyaLetusan dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki memicu lontaran material mencapai 6 kilometer yang menghujani lebih dari 7 desa di sekitarnya.
Baca SelengkapnyaTercatat total ada sebanyak 2.735 keluarga atau 10.295 jiwa yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaHujan material tidak hanya mengenai dua desa, tetapi lebih dari tujuh desa.
Baca SelengkapnyaGunung Lewotobi Laki-Laki meletus dahsyat pada Kamis (7/11). Letusan yang diiringi semburan material vulkanik setinggi 5.000 meter itu memicu kepanikan warga.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaSido Muncul gerak cepat memberikan bantuan sebesar Rp350 juta untuk korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Baca SelengkapnyaTak hanya keindahan alamnya, 10 gunung ini juga menyimpan kisah mistis yang bikin bergidik ngeri
Baca Selengkapnya