10 WNI disandera Abu Sayaff bebas berkat kemenangan diplomasi
Merdeka.com - Sepuluh warga negara Indonesia (WNI) akhirnya dibebaskan oleh kelompok militan Abu Sayaff, Minggu (1/5). Pemerintah mengklaim kesepuluh WNI yang disandera kelompok Abu Sayaff itu dibebaskan tanpa mengeluarkan uang tebusan.
Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya bersyukur kesepuluh awak kapal itu akhirnya bisa dibebaskan. Diklaim dia, pembebasan itu berkat diplomasi dan negosiasi yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan otoritas di Filipina.
"Tentu kita bersyukur atas berhasilnya dibebaskan para sandera kita yang saat ini udah tiba," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (2/5).
-
Gimana Banyuwangi bantu Sobat? Dalam program ini Banyuwangi menyediakan 588 fasilitator berpengalaman yang terdiri dari psikolog dan guru yang sudah mengikuti pelatihan parenting.
-
Siapa yang membantu Abdul? Sehari ini, ia membuka lapaknya sejak pagi hingga sore hari bersama sang ibu dan dibantu oleh beberapa rekan.
-
Siapa yang mendapat bantuan? Baik Nurohmad dan Adi Sukam benar-benar merasakan adanya program ini.
-
Siapa yang terlibat di SAJAKA? Program SAJAKA mengedepankan kolaborasi lintas sektoral yang melibatkan masyarakat, tenaga kesehatan, serta pihak swasta seperti Pfizer Indonesia.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Bantuan apa yang diberikan? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma serahkan santunan kepada para korban banjir dan tanah longsor di Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
"Ini kemenangan diplomasi negosiasi yang patut kita syukuri yang diberi akses oleh unsur otoritas di Filipina," tambah dia.
Menurut Boy, tanpa adanya dukungan dari otoritas Filipina, pemerintah bakal kesulitan melakukan negosiasi atau pun diplomasi dengan kelompok Abu Sayaff. "Ini kesuksesan bersama untuk buka pintu komunikasi dengan pihak penyandera," ujar dia.
Untuk itu mantan Kapolda Banten ini kembali mengapresiasi bantuan pihak otoritas Filipina yang mau membantu pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), TNI dan Polri untuk menjembatani proses negosiasi dengan kelompok Abu Sayaff.
"Kami lihat kita sangat dibantu oleh otoritas yang ada di Filipina sehingga komunikasi dengan kelompok ini efektif. Akhirnya mereka bersedia kembali menyerahkan yang mereka sandera kepada kita," pungkas Boy.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak tahun 1989 Polri telah mengirimkan 3.984 personel pada 21 misi di 19 negara.
Baca SelengkapnyaDirektorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan, upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu melalui negosiasi Panjang setelah disandera selama satu tahun tujuh bulan.
Baca SelengkapnyaEdison Gwijangge menjadi juru kunci penyelamatan Kapten Philips Mehrtens setelah ditunjuk Panglima TNI saat itu Laksamana Yudo Margono.
Baca SelengkapnyaTNI akan menggunakan pendekatan soft power dengan dialog yang dilakukan tokoh masyarakat dan beberapa pejabat daerah.
Baca SelengkapnyaApresiasi besar diberikan kepada seluruh jajaran yang terlibat dalam mewujudkan misi perdamaian dunia tersebut.
Baca SelengkapnyaTNI menerima kunjungan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Jeffery Burnet di kawasan Timika Papua Tengah, Selasa (6/2).
Baca SelengkapnyaDia pun menilai, penyelesaian polemik Pilot Susi Air dengan KKB berjalan tanpa kekerasan karena kerja sama semua pihak.
Baca SelengkapnyaKapten Philip telah disandera selama 1,5 tahun lamanya. Veronica Koman membagikan detik-detik Kapten Philip dibebaskan di Ndunga.
Baca SelengkapnyaBrigjen Pol Dr Faizal Ramadhani bahwa Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 selama ini mengedepankan upaya soft approach daripada hard approach
Baca Selengkapnya