'100 Hari Jokowi masih gamang, belum duduk sebagai kepala negara'
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo telah menginjak 100 hari memimpin Indonesia. Beragam komentar datang silih berganti, baik dari partai pengusung maupun partai yang menjadi rivalnya di Pilpres 2014 lalu.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani tak mau ketinggalan mengomentari kinerja Jokowi. Menurutnya, kepemimpinan mantan gubernur DKI Jakarta itu masih dipenuhi kegamangan dalam berbagai aspek. Hal ini dilihat dari sikapnya yang belum bertindak seutuhnya sebagai kepala pemerintahan.
"Saya kira 100 hari Jokowi memang diwarnai dengan kegamangan, banyak hal karena belum duduk sebenarnya sebagai kepala negara, kepala pemerintah, beliau belum menempatkan posisinya (sebagai Presiden)," kata dia di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/1).
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang disebut sebagai timnya Jokowi? 'Prabowo-Gibran serta koalisi Indonesia maju, kami terang-terangan dan tidak malu-malu dan tidak mencla-mencle. Kami adalah timnya Pak Joko Widodo dan Anda tahu saya sekian tahun adalah lawan Pak Jokowi. Dua kali saya kalah (dari Jokowi),'
-
Siapa yang mendampingi Jokowi saat mencoblos? Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mencoblos capres-cawapres, caleg DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kota Jakarta.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Ketika ditanya terkait isu yang menyebutkan bahwa keterlibatan partai pendukung sangat dominan dalam pemerintahan sekarang, Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPR itu meminta Jokowi bersikap proporsional.
"Partai ambil posisi tidak salah karena kontribusinya tidak kecil. Tapi Presiden juga harus bisa proporsional. Proses demokrasi ini sudah berjalan dari tahun 1999 sudah hampir 10 tahun. Ini bukan demokrasi pertama, jadi harusnya tidak mengganggu proses pemerintahan," ucapnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaIstana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Pro Jokowi atau Projo menilai Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sangat layak memimpin sebuah partai politik.
Baca SelengkapnyaTernyata, isu Jokowi ingin gabung ke partai politik bukan hanya menuju ke Golkar saja
Baca SelengkapnyaBak seorang raja, Joko Widodo juga sudah mempersiapkan pangeran dan permaisuri untuk mengisi jabatan-jabatan berikutnya.
Baca SelengkapnyaIsu Jokowi masuk dalam bursa ketua umum Partai Golkar semakin kencang. Jokowi akhirnya merespons isu tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaHasan pun menilai wajar bila presiden ditinggalkan jelang akhir masa jabatan.
Baca SelengkapnyaAirlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi kabar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) siap menjadi oposisi 5 tahun mendatang
Baca SelengkapnyaKoordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.
Baca Selengkapnya