Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

1,1 Juta Vaksin AstraZeneca Kedaluwarsa Mei 2021, Ini Penjelasan Kemenkes

1,1 Juta Vaksin AstraZeneca Kedaluwarsa Mei 2021, Ini Penjelasan Kemenkes Vaksin AstraZeneca. ©2020 cnbc.com

Merdeka.com - Masa simpan (shelf life) atau kedaluwarsa 1,1 juta vaksin Covid-19 AstraZeneca berakhir pada Mei 2021. Namun, hingga kini pemerintah belum mendistribusikan vaksin tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Padahal, berdasarkan rekomendasi organisasi kesehatan dunia atau WHO, rentang waktu penyuntikan vaksin AstraZeneca dosis pertama dan kedua 9 hingga 12 minggu.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya sedang menunggu rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai ketetapan rentang waktu penyuntikan vaksin AstraZeneca dosis pertama dan kedua. Jika rekomendasi BPOM keluar, pemerintah segera mendistribusikan vaksin buatan Oxford tersebut.

"BPOM bukan hanya mengeluarkan izin penggunaan darurat, tetapi juga mengatur tentang indikasi serta rentang waktu yang paling optimal untuk mendapatkan imunogenitas yang terbaik," katanya dalam konferensi pers, Selasa (16/3).

Nadia menuturkan, jika rekomendasi BPOM menyebutkan rentang waktu penyuntikan dosis pertama dan kedua 9 hingga 12 minggu, maka 1,1 juta vaksin AstraZeneca hanya digunakan untuk dosis pertama.

"Tentunya kita tidak akan menggunakan vaksin yang 1,1 juta ini untuk menunggu sampai penyuntikkan dosis kedua. Jadi kita akan berikan seluruhnya vaksin ini untuk penyuntikkan dosis pertama," ujarnya.

Sebelumnya, Nadia menegaskan penundaan distribusi vaksin AstraZeneca ke fasilitas pelayanan kesehatan bukan karena isu pembekuan darah. Melainkan, karena pemerintah sedang menunggu keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai kriteria kelompok penerima vaksin AstraZeneca.

"Kemenkes menunda dulu pendistribusian AstraZeneca ini dikarenakan pada kehati-hatian. Artinya, kami mengikuti apa yang menjadi arahan BPOM karena kita tahu BPOM bersama ITAGI dan para ahli sedang melihat kembali apakah kriteria-kriteria penerima vaksin yang tadinya sudah dikeluarkan yang ditujukan untuk penggunaan vaksin produksi Sinovac maupun Bio Farma ini juga akan sama dengan kriteria vaksin yang akan kita gunakan yaitu vaksin AstraZeneca," jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (16/3).

Selain menunggu keputusan kriteria dari BPOM, Kemenkes juga sedang memastikan kualitas kemasan dan isi vaksin AstraZeneca. Nadia menyebut, pemerintah khawatir ada perubahan warna maupun bentuk vaksin AstraZeneca sebelum didistribusikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan.

"Ini dipastikan dulu sebelum didistribusikan ke fasyankes tempat pelaksanaan vaksinasi. Jadi kita betul-betul menjamin dari segi mutunya," ucapnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Ada 44 Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Ini Daftarnya
Ada 44 Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Ini Daftarnya

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat

Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?

Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya