11 Kali Susulan, Ini Analisa BMKG Penyebab Gempa 7,4 Guncang Maluku Barat Daya
Merdeka.com - Gempa kuat dengan magnitudo 7,4 pada Kamis pukul 01.25.53 WIB pada jarak 132 km arah Timur Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, membuktikan bahwa sumber gempa di kedalaman menengah di Laut Banda masih sangat aktif.
Gempa yang kemudian diperbarui menjadi magnitudo 7,3 terjadi di Laut dengan kedalaman hiposenter 183 km itu merupakan jenis gempa menengah (intermediate depth earthquake) akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng tektonik yang tersubduksi, sehingga gempa ini disebut sebagai “intraplate earthquake”.
"Gempa magnitudo 7,3 ini merupakan bukti bahwa sumber gempa di kedalaman menengah di Laut Banda masih sangat aktif dan dapat memicu terjadinya gempa kuat," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono yang dihubungi di Jakarta, Kamis (30/12).
-
Bagaimana gempa bumi memicu letusan? Gempa ini terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Akibat pergerakan ini, magma yang tersimpan di dalam bumi dapat naik ke permukaan dan menyebabkan gunung meletus.
-
Bagaimana gempa megathrust terjadi? Proses terjadinya gempa megathrust melibatkan interaksi kompleks antara lempeng tektonik di zona subduksi. Berikut penjelasan mengenai mekanisme dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya gempa ini: 1. Interaksi Lempeng Tektonik Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik, biasanya lempeng samudra yang lebih berat, menyusup ke bawah lempeng benua yang lebih ringan. Proses ini menciptakan medan tegangan yang sangat besar di sepanjang batas lempeng.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Apa yang menyebabkan pergerakan lempengan bumi? Panas dari proses radioaktif di dalam interior planet yang menyebabkan lempengan-lempengan tersebut bergerak, terkadang saling mendekat dan terkadang saling menjauh.
-
Apa itu gempa megathrust? Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, yaitu wilayah di mana satu lempeng tektonik bergerak menukik ke bawah lempeng lain. Istilah 'megathrust' berasal dari kata 'mega' yang berarti besar dan 'thrust' yang berarti dorongan atau tekanan.
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
Gempa dini hari itu memiliki mekanisme sumber dengan pergerakan naik (thrust fault) akibat adanya tekanan yang kuat dalam lempeng tektonik yang tersubduksi tersebut.
Hasil monitoring muka laut segera setelah gempa menggunakan peralatan Tide Gauge yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) tidak menunjukkan adanya kenaikan muka air laut di sekitar pusat gempa yang berarti tidak terjadi tsunami.
"Gempa ini tidak berpotensi tsunami disebabkan karena hiposenternya yang relatif dalam yaitu berada di kedalaman menengah (183 km) sehingga deformasi batuan yang terjadi tidak sampai menganggu kolom air laut," kata dia.
11 Kali Gempa Susulan
Dampak gempa berupa guncangan menunjukkan bahwa gempa dirasakan kuat di Tiakur dalam skala intensitas V-VI MMI, Tepa IV-V, Saumlaki IV MM), Tual, Kupang, Alor, Rote, Malaka, Atambua, Sumba III-IV MMI. Guncangan terjauh dari gempa dirasakan hingga di Kota Sorong, Papua Barat.
"Gempa dalam lempeng (intraplate earthquake) ini memiliki karakteristik memancarkan guncangan (ground motion) yang lebih kuat, sehingga wajar jika gempa ini dirasakan hingga jauh seperti di Kota Sorong di Papua Barat," tambah Daryono.
Hingga pukul 5.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa susulan sebanyak 11 kali. Magnitudo gempa susulan terbesar mencapai 5,3 dan magnitudo gempa susulan terkecil 3,9.
Menurut Daryono, lokasi sumber gempa tersebut secara seismisitas memang berada di kawasan tektonik kompleks dan seismik aktif yang merupakan zona transisi kerak benua Eurasia-kerak benua Australia.
Sejarah mencatat tsunami pernah terjadi dekat pusat gempa di Laut Banda tersebut yaitu pada tahun 1673, 1710 dan 1763.
Selain gempa kuat magnitudo 7,3 di Laut Banda, sejak pagi dinihari tadi juga terjadi beberapa gempa signifikan dan dirasakan seperti Gempa Kendari Sulawesi Tenggara magnitudo 2,6 pukul 00.31.52 WIB, Gempa Tarakan magnitudo 4,4 pukul 01.09.24 WIB, dan Gempa Sukabumi magnitude 4,1 pukul 05.05.36 WIB. (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa magnitudo 5,4 tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 6,4 terjadi pada Selasa (24/9) pukul 02.51 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa juga dirasakan beberapa saat oleh warga di daerah Dawelor Dawera, Pulau-Pulau Babar, Amahai, dan Saumlaki
Baca SelengkapnyaGempa Kabupaten Malaka NTT tidak berpotensi Tsunami
Baca SelengkapnyaMaluku diguncang gempa magnitudo 5, dipicu Slab Lempeng Banda
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 5,8 mengguncang Bengkulu tadi malam sekitar pukul 22.32 WIB. Pagi ini gempa dengan skala lebih dari magnitudo 5 kembali terjadi di wilayah itu.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 5,7 di Banten tidak memicu tsunami.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaKetahui zona wilayah megathrust di Indonesia yang berpotensi terjadinya gempa bumi serta Tsunami berskala besar.
Baca SelengkapnyaGempa bumi magnitudo 6,1 yang mengguncang Kupang tak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaBMKG memastikan gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaHingga pukul 13.10 WIB, ada delapan kali gempa susulan.
Baca Selengkapnya