116 Mahasiswa Terlilit Pinjol Tergiur Investasi Bodong, IPB: Tetap Harus Dibayar
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) terlilit pinjaman online (Pinjol). Mereka tergiur janji manis Siti Aisyah Nasution (SAN) yang menawarkan investasi, belakangan diketahui bodong.
Menanggapi itu, Sekretaris IPB University, Aceng Hidayat menjelaskan, pihak kampus hanya bisa mengupayakan meringankan beban mahasiswa yang telah menjadi korban. Pasalnya, pinjaman yang dilakukan terdapat unsur penipuan.
"Ini masalah individual dan personal sebetulnya. Saya kira pinjol pun punya mekanisme keuangan. Kalau pinjam ya harus dibayar. Ke depan, kami akan upayakan untuk mengatasi persoalan ini. Karena bukan murni pinjaman, tapi ada unsur penipuannya," kata Aceng di Mapolres Bogor, Jumat (18/11).
-
Apa saja jenis penipuan yang dilakukan? Dalam makalah penelitian ini, peneliti mengkaji berbagai jenis penipuan, termasuk transfer bank, pencurian kartu hadiah, transfer kripto, serta pencurian kredensial akun media sosial atau Gmail.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Di mana penipu biasanya melakukan penipuan DANA? Modus pelakunya pun beragam dan lihai, mulai memikat calon korban dengan iming-iming hadiah fantastis atau promo menggoda di berbagai platform media sosial.
-
Apa modus penipuan yang paling umum di DANA? Modus pelakunya pun beragam dan lihai, mulai memikat calon korban dengan iming-iming hadiah fantastis atau promo menggoda di berbagai platform media sosial.
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
-
Apa modus penipuan baru yang marak belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
Dia mengungkapkan, untuk menggelar sebuah kegiatan, sudah biasa jika mahasiswa melakukan pencarian dana dengan banyak cara, seperti berjualan makanan dan sebagainya.
"Mungkin ya, ada cara lain dengan iming-iming 10 persen dari pelaku dari hasil investasi jadi ini menjadi cara lain untuk mendapatkan dana. Tapi mereka mau bikin kegiatan apa saya belum tahu," katanya.
Saat ini, pihak kampus memiliki fokus lebih dahulu untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan perkara hukum yang kini berjalan dan telah ditetapkan seorang pelaku berinisial SAN sebagai tersangka.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak kampus sudah berupaya melakukan mediasi. Terungkap bahwa sebagian uang setoran sudah dikembalikan.
Baca SelengkapnyaDuduk Perkara UIN Surakarta Wajibkan Mahasiswa Baru Daftar Pinjol
Baca SelengkapnyaTerkait dengan sanksi, pihaknya belum bisa menentukan. Namun ada dua kemungkinan, yakni sedang dan berat.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengikuti dan menyetor uang karena dijanjikan mendapat uang tambahan dari bunga dalam jangka waktu yang tak lama.
Baca SelengkapnyaPengakuan tersebut, lanjut Aman, disampaikan usai pihaknya meminta penjelasan terhadap sejumlah pihak terkait.
Baca SelengkapnyaHal ini bagian dari tugas OJK dalam memberikan perlindungan bagi masyarakat selaku konsumen.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kisah unik mahasiswa yang makan di warung Kopi Klotok saat masih kuliah, bayarnya ketika sudah lulus.
Baca SelengkapnyaSebagian mahasiswa sudah mempergunakan uang hasil pinjaman untuk membeli pulsa dan kebutuhan lainnya.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa ini mendirikan tujuh tenda dan memasang sejumlah karangan bunga.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa itu harus menanggung sejumlah beban biaya selama mereka mengikuti program magang tersebut.
Baca SelengkapnyaProf Zainul menyayangkan pernyataan Kemenkes yang menyebut iuran sebagai pemalakan.
Baca SelengkapnyaSayangnya, program pilihan tersebut malah menuai protes lantaran bunga pinjaman dianggap terlalu tinggi.
Baca Selengkapnya