12 Nelayan Thailand terlibat pembunuhan anggota TNI AL diburu
Merdeka.com - Polisi Thailand telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi 12 nelayan - awak kapal nelayan Thailand yang diduga terlibat dalam pembunuhan dua personil angkatan laut Indonesia, kata seorang perwira polisi Thailand Kamis (27/3).
Letnan Jenderal pol Chakthip Chaichinda, asisten Kepala Kepolisian Nasional, mengatakan penyelidikan dalam kasus ini telah berkembang tetapi pemeriksaan temuan fakta akan membutuhkan tiga-lima hari lagi.
Dia mengatakan, tes forensik akan diperlukan untuk memeriksa DNA personil angkatan laut Indonesia dan bukti yang ditemukan di kapal pukat Thailand.
-
Apa yang diberikan Dinas Perikanan Kutai Timur kepada nelayan? 'Bantuan berupa mesin 13 PK sebanyak 11unit dan Has sebanyak 11unit untuk Kelompok Nelayan Teluk Dalam 2 di Kecamatan Teluk Pandan,' katanya, Senin (11/12).
-
Bagaimana nelayan menangkap Ikan Tuhuk? Biasanya, para nelayan menangkap dengan cara memancing, apabila menggunakan jaring justru meruskanya.
-
Kenapa BMKG meminta nelayan waspada? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Apa saja yang didorong KKP untuk nelayan dan keluarganya? KKP terus mendorong produktivitas nelayan di Indonesia, termasuk keluarganya. Istri nelayan diajak cermat membaca peluang usaha, di antaranya mengolah ikan menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual.
-
Apa yang ditemukan nelayan Jepang? Para nelayan Jepang kaget menemukan bangkai ikan misterius di kedalaman Samudra Pasifik.
-
Dimana nelayan menemukan hewan laut itu? Hewan laut aneh dan misterius ini tidak sengaja ditangkap kapal nelayan Jepang; Zuiyo Maru yang sedang berlayar disebelah timur Christchurch, Selandia Baru.
Jenderal Chakthip memimpin rapat fakta antara polisi Thailand dan para pejabat konsulat Indonesia di Songkhla dikutip Bangkok Post.
Dia mengatakan, polisi telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 12 anggota awak kapal nelayan Thailand karena masuk secara ilegal, sementara tuduhan-tuduhan lainnya tidak akan dilakukan sampai bukti menjadi jelas.
Jenazah dua personil angkatan laut Indonesia yang dibunuh pada 9 Maret itu belum ditemukan.
Polisi Thailand mengatakan, kapal pukat nelayan bermasalah itu mungkin diasumsikan kapal Thailand ilegal, Sor Nattaya 7, memasuki perairan Indonesia untuk menangkap ikan.
Kapal pukat itu juga meninggalkan Thailand tanpa melalui pemeriksaan imigrasi yang diperlukan.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat hendak berlayar ke Australia, mereka langsung ditangkap petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah NTT.
Baca SelengkapnyaPetugas sampai melompat ke atas perahu motor, mengambil alih kemudi, dan mengamankan dua pelaku di atas perahu.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap empat orang nelayan yang diduga melakukan pengerusakan biota laut dengan menggunakan bom ikan.
Baca Selengkapnya"KIA berbendera Malaysia tersebut diamankan di perairan Selat Malaka Kepulauan Riau," kata Brigjen Trunoyudo
Baca SelengkapnyaKapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan pancing.
Baca SelengkapnyaSaat ini para tersangka dan barang bukti 86 kilogram sabu serta 2 pucuk senjata api telah diamankan di Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di pos security terminal penumpang Pelabuhan Tenau.
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaPolri membantu Kepolisian Thailand menangkap buronan nomor satu bandar besar narkoba di negeri Gajah Putih bernama Chaowalit Thungduang
Baca SelengkapnyaPaspampres dan dua anggota TNI mengaku sebagai anggota polisi saat menculik paksa Imam.
Baca Selengkapnya