12 Pemudik asal Denpasar Berencana Menyeberang ke Jawa Menumpang Perahu Nelayan
Merdeka.com - Bermacam upaya dilakukan warga untuk dapat pulang ke kampung halamannya di tengah pemberlakuan larangan mudik. Di Buleleng, Bali, misalnya, 12 pemudik asal Denpasar ketahuan merencanakan perjalanan ke Pulau Jawa menumpang perahu nelayan.
Perjalanan melalui jalur tikus itu dicegah petugas Polres Buleleng, Bali. Mereka diperintahkan kembali ke Denpasar.
Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya mengatakan, rencana perjalanan ke-12 orang itu terbongkar setelah pihaknya mendapatkan informasi adanya penampungan warga masyarakat atau pemudik di rumah milik warga bernama Samsuri alias Suri di Banjar Dinas Teluk Terima, Desa Sumberkelampok, Buleleng.
-
Siapa yang mudik? Tahun ini, diprediksi 123 juta orang akan melakukan perjalanan mudik.
-
Kenapa orang mudik saat Lebaran? Pantun ini seringkali menyiratkan makna tentang kebersamaan, kerinduan, serta harapan untuk bertemu kembali dengan keluarga tercinta di kampung halaman.
-
Kenapa orang mudik saat lebaran? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran. Biasanya, mereka yang hidup di perkotaan akan kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.
-
Kenapa orang mudik? Momentum Lebaran dipandang baik untuk merajut silaturrahim dengan sanak saudara membuat tradisi mudik awet hingga kini.
-
Bagaimana cara mudik? Meski tak direkomendasikan, mudik naik motor masih dilakukan warga. Mudik dengan sepeda motor masih dipilih masyakarat meski dari segi keselamatan sangat berbahaya. Biasanya, pemudik naik motor karena tidak dapat tiket angkutan atau kampung halamannya tidak terlalu jauh.
-
Kapan orang mudik? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran.
"Iya, (mereka dilaporkan) akan mudik melalui jalur tikus penyeberangan dengan perahu dengan tujuan ke Pulau Jawa, Satuan Pol Air Polres Buleleng yang bertugas di Pos Teluk Terima didampingi Bhabinkamtibmas langsung mendatangi rumah Samsuri," kata Sumarjaya, Rabu (12/5) sore.
Para pemudik diketahui berkumpul di rumah Samsuri sejak Selasa (11/5) sekitar pukul 20.30 Wita. Jumlahnya 12 orang, terdiri dari 10 orang dewasa dan 2 orang anak-anak serta 5 sepeda motor.
"Ke-12 orang tersebut akan melaksanakan mudik ke Jawa yang rencananya menyeberang dengan menggunakan perahu," imbuh Sumarjaya.
Pihak kepolisian kemudian melakukan pendekatan persuasif dan humanis dan meminta mereka menunda mudik bahkan tidak mudik. Hal itu sesuai surat edaran Satgas Covid-19 dan Bupati Buleleng.
Para pemudik ini disuruh untuk kembali ke Denpasar dan membatalkan niatnya mudik. Semua menurut.
"Mereka mau mudik pakai perahu nelayan dan tidak melalui dermaga, melalui pelabuhan rakyat dan mau ke Jawa. Pengakuan (Samsuri) tidak dibayar hanya membantu. Tidak ada penindakan kepada Samsuri, hanya teguran agar tidak lagi membantu orang mudik," jelas Sumarjaya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemudik terpantau mulai memadati terminal-terminal di Jakarta dan sekitarnya meski Lebaran masih 8 hari lagi.
Baca SelengkapnyaTak hanya pemudik bermobil, ribuan pemudik pejalan kaki juga memadati Pelabuhan Merak pada puncak arus mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaKRI Banda Aceh-593 yang belayar dari Surabaya, Jawa Timur, dan Semarang, Jawa Tengah, itu membawa 810 pemudik serta 181 unit sepeda motor.
Baca SelengkapnyaKapal yang diperbantukan mengangkut pemudik ke Pulau Raas Madura, tidak ditarik tiket atau gratis
Baca SelengkapnyaKepadatan terjadi di Pelabuhan Ciwandan pada hari pertama puncak arus mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan warga Lampung yang harus melewati ombak pantai dengan menggunakan motor demi bisa pulang ke rumah usai belanja di pasar.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mengantisipasi arus mudik Lebaran 2023
Baca SelengkapnyaSebanyak 2.378 pemudik yang menaiki KM Dorolanda dari Makassar tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, pada Rabu (3/4) atau H-7 Lebaran.
Baca SelengkapnyaTradisi mudik tak bisa dipisahkan dari momen Lebaran di Indonesia. Cerita perjalanan ke kampung halaman ini ternyata sudah terjadi sejak Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaPelabuhan Indah Kiat akan dioperasikan jika terjadi keadaan darurat seperti penumpukan pemudik di beberapa pelabuhan
Baca SelengkapnyaTidak hanya turis asing yang berjalan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai ada juga turis domestik.
Baca Selengkapnya