12 Tahun Bekerja di Arab, TKI Asal Karawang Tak Diupah Selama 7 Tahun
Merdeka.com - Seorang Buruh Migran Indonesia, Suhaeni (34), asal Dusun Cipendeuy RT 20/07, Desa Ciptamarga, Kecamatn Jayakerta, Karawang, tidak bisa pulang ke kampung halaman selama 12 tahun bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Dammam, Uni Emirat Arab.
Orangtua Suhaeni berharap ada pihak yang bisa membantu anaknya pulang.
"Sudah 12 tahun kerja sebagai TKI, sebagai pembatu rumah tangga di majikan wilayah Dammam," kata Muhid, orang tua Suhaeni, Kamis (10/10).
-
Siapa yang bisa bantu orang tua? Langkah selanjutnya yang dapat diambil adalah meminta bantuan dari pihak sekolah, khususnya guru wali kelas anak. Sampaikan kepada mereka bahwa Anda sebagai orang tua menyadari adanya perilaku negatif yang ditunjukkan oleh anak dan sedang berusaha untuk memperbaikinya.
-
Siapa yang bisa membantu orang tua? Psikolog Melissa Brand dari Equilibria Psychological and Consultation Services di Philadelphia berbagi beberapa petunjuk yang dapat membantu orang tua mengenali kebohongan anak-anak mereka.
-
Mengapa orangtua menitipkan anak? Menitipkan anak kepada pengasuh, kerabat, atau di tempat penitipan seperti daycare sudah menjadi praktik umum di kalangan orangtua. Hal ini sering kali dilakukan karena tuntutan pekerjaan yang membuat orangtua tidak bisa selalu berada di rumah untuk mendampingi anak.
-
Siapa yang membutuhkan dukungan orang tua? Oleh sebab itu, dukungan dari orang tua sangatlah krusial agar anak dapat melewati masa ini dengan baik.
-
Siapa yang Susan minta doanya? 'Doain ya doain ya pokoknya kita gak ada gimana-gimana kasih semuanya ke Allah pasti Allah kasih yang terbaik,' pungkasnya.
-
Siapa yang bisa berdoa untuk kesembuhan orang tua? Doa untuk kesembuhan orang tua bisa diamalkan oleh anak untuk memohon kepada Allah SWT agar memberikan kesembuhan kepada orang tua mereka yang sedang sakit.
Dia menceritakan, anaknya bekerja di Uni Emirat Arab, dengan harapan ingin membantu orangtua yang penghasilannya hanya mengandalkan buruh serabutan termasuk membangun rumah.
Namun nasib berkata lain. Jangankan membahagiakan orangtua, justru kini Suhaeni sengsara di negeri orang. Bahkan dalam 7 tahun terakhir Suhaeni tidak lagi mendapat upah yang menjadi haknya.
"Awalnya selama 5 tahun ada kiriman walaupun kecil bisa buat makan, namun sejak 7 tahun terakhir tidak pernah kirim lagi," ujar Muhid.
Tak Diberi Makan
Tak hanya upah yang tak dibayar. Suhaeni mengaku kepada keluarga selama bekerja di majikannya tersebut kerap mengalami kelaparan lantaran tidak mendapat jatah makan.
"Anak saya sering mengeluh gaji tidak dibayar, makan serba kekurangan dan sering kelaparan," kata Muhid.
Saat ini, Muhid hanya berharap jika anaknya segera pulang. Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk turun tangan membantu kepulangan anaknya.
"Saya berharap pemerintah memulangkan anak saya," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pamit dari keluarga untuk bekerja di Arab Saudi, kini sang ibu menghilang tanpa kabar.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia. Namun upaya itu masih terganjal oleh beberapa persyaratan yang harus dipen
Baca SelengkapnyaDia mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.
Baca SelengkapnyaSaat jasad majikannya ditemukan terkapar di rumahnya, padahal Sofiatun hanya berteriak meminta tolong.
Baca SelengkapnyaLaporannya tak kunjung ditindaklanjuti, Herawati mengadu ke Kapolri melalui media sosial. Ternyata cara ini membuat sang pelaku tertangkap.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaBerikut momen TKW Indonesia pulang ke Tanah Air diantar langsung oleh bosnya.
Baca SelengkapnyaKebanyakan orang mungkin menganggap Arab Saudi adalah negara kaya. Namun siapa sangka ada sisi gelap perlakuan orang Arab ke pekerja Indonesia di balik kehidupa
Baca SelengkapnyaKorban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.
Baca SelengkapnyaPolitikus sekaligus anggota DPR RI Fraksi PAN Farah Puteri Nahlia bertemu mantan TKW.
Baca SelengkapnyaJawaban bocah SD tentang rambutnya yang tak kunjung dicukur menarik simpati guru dan netizen.
Baca SelengkapnyaArif menceritakan bahwa dirinya orang tidak punya (miskin), tinggal di kilometer 68, Sukawijaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Baca Selengkapnya