1,3 Juta Anak Sekolah di NTT Belum Bisa Berbahasa Indonesia
Merdeka.com - Pemerintah Nusa Tenggara Timur menyebutkan 1,3 juta anak berusia sekolah di daerah ini belum bisa berbahasa Indonesia karena selalu menggunakan bahasa ibu dalam berkomunikasi setiap hari.
"Mereka menggunakan bahasa ibu dalam komunikasi setiap hari sehingga saat masuk sekolah dasar belum bisa berbahasa Indonesia dengan baik," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTT, Benyamin Lola secara virtual, dilansir Antara, Rabu (24/2).
Kegiatan yang dilaksanakan Kantor Bahasa Provinsi NTT bersama Inovasi (Inovasi Untuk Anak Indonesia) untuk merayakan hari bahasa ibu internasional tahun 2021.
-
Kenapa anak bisa mengalami gangguan belajar? Akibatnya, anak-anak yang mengalami gangguan ini sering kali mengalami keterlambatan dalam perkembangan akademis mereka.
-
Mengapa anak sulit menerima belajar? Salah satu alasan anak sering merasa kesulitan memahami pelajaran adalah karena mereka tidak melihat relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari.
-
Apa dampak bentakan pada kemampuan anak belajar? Ketika anak berada dalam kondisi tertekan dan merasa takut, hal ini akan mengganggu fokus serta konsentrasi mereka saat belajar.
-
Apa yang terjadi ketika anak kesulitan membaca? Jika anak kesulitan mengingat hubungan antara huruf dan bunyi, kesulitan dalam mengurai kata, atau menghadapi tantangan dalam menulis, ini adalah tanda-tanda yang harus diperhatikan dan dikonsultasikan dengan guru atau tenaga kesehatan anak.
-
Bagaimana anak-anak belajar bahasa Inggris? Tujuannya adalah agar nantinya si kecil bisa mengikuti perkembangan zaman.
-
Kenapa anak-anak yang kesulitan baca berisiko putus sekolah? Selain itu, statistik menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami tantangan dalam membaca lebih mungkin menghadapi kesulitan belajar di sekolah dan bahkan berisiko lebih besar putus sekolah.
Diskusi yang diikuti lebih dari 700 peserta terdiri dari para guru dari berbagai daerah di Indonesia dan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di NTT serta pegiat literasi, Direktur Program Inovasi Mark Heyward dan Manager Program Inovasi NTT, Hironimus Sugi serta Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT, Syaiful Bahri Lubis.
Menurut Benyamin Lola penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran kelas awal sangatlah penting guna mendorong siswa mulai belajar dengan sukses di sekolah.
Ia mengatakan, Provinsi NTT memiliki 73 bahasa daerah yang dijadikan sebagai bahasa ibu oleh 1,3 juta anak di NTT.
"Mereka menggunakan bahasa ibu dalam komunikasi setiap hari sehingga saat masuk ke sekolah dasar mereka belum bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan lancar,"kata Benyamin Lola.
Dia menambahkan dengan kosa kata yang terbatas bahkan sangat asing sama sekali terhadap bahasa Indonesia menyulitkan para siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia di sekolah.
Sementara dalam sistem pendidikan nasional bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam kegiatan belajar di sekolah.
Banyaknya siswa menggunakan bahasa ibu dalam komunikasi sehingga berdampak pada capaian hasil belajar siswa.
"Anak datang ke sekolah tetapi belum tentu berhasil belajar karena terkendala bahasa yang digunakan di sekolah," kata Benyamin Lola.
Menurut mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT itu pendekatan penggunaan bahasa ibu di kelas khususnya pada jenjang pendidikan dasar perlu diikuti persiapan guru dalam mengaplikasi pendekatan personal dengan siswa secara baik.
Apalagi kata dia, guru selama mengikuti pendidikan keguruan tidak disiapkan keterampilan untuk mengajar anak dengan menggunakan bahasa ibu.
"Pemerintah NTT terus berupaya mendorong anak-anak masuk sekolah dengan membangun kerjasama dengan Inovasi serta Kantor Bahasa NTT untuk mengatasi persoalan pendidikan anak-anak NTT yang menggunakan bahasa ibu dan belum mampu berbahasa Indonesia sebagai bahasa ajar di kelas,"tegas Benyamin Lola.
Sementara itu Direktur Program Inovasi, Mark Heyward mengatakan penggunakan bahasa ibu bagi siswa kelas awal sangatlah penting untuk membantu siswa dalam proses belajar pengajar di sekolah.
"Kita harus bisa memastikan para guru-guru untuk bisa mengajar anak-anak dengan menggunakan bahasa ibu, karena sudah banyak bukti kualitas pendidikan anak-anak menjadi lebih baik,"tegasnya.
Ia juga berharap ketersediaan buku-buku dengan menggunakan bahasa ibu juga perlu tersedia di sekolah-sekolah di NTT untuk siswa pada kelas awal di sekolah guna menunjang proses belajar mengajar terhadap anak yang mengalam kendala bahasa dalam belajar.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SD Negeri 23 Lolong di Kota Padangkekurangan peserta didik. Sekolah itu hanya mendapatkan 2 siswa baru.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaPenggunaan bahasa ibu dalam pendidikan dasar untuk memudahkan transisi ke bahasa Indonesia, serta untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa.
Baca SelengkapnyaMatematika pelajaran yang masih dianggap sulit bagi sebagian siswa sekolah.
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaSebelum memutuskan untuk mengajari anak bahasa lain, penting untuk mengetahui terlebih dahulu kemampuan mereka.
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca Selengkapnya