13 Siswa SD Keracunan Roti, Wali Kota Depok Perintahkan Kepala Sekolah Tanggung Jawab
Merdeka.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris angkat bicara soal kasus belasan siswa SDN 01 Pengasinan mengalami keracunan roti gratisan. Kasus tersebut sudah ditangani kepolisian, dan masih didalami apakah terdapat unsur pidana atau tidak.
"Tentunya kalau sudah kejadian seperti ini, sudah pada ranah kepolisian. Nanti akan dilihat dan diperiksa dari unsur-unsur perdatanya atau pidananya," kata Idris, Kamis (26/1).
Menurutnya, apapun kejadian yang terjadi dalam area sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Menurutnya, seharusnya kepala sekolah bisa mengantisipasi kejadian tersebut.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Apa yang terjadi di restoran Depok? Sebuah restoran di kawasan Depok mendapat perlakuan tak baik dari sejumlah konsumen. Sebanyak 15 orang diketahui meninggalkan lokasi usai berhasil menikmati pesanan. Harganya yang mencapai ratusan ribu rupiah pun diungkap sang pemilik restoran. Buntutnya, rombongan tersebut menuai banyak kecaman dari publik.
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
"Jadi kepala sekolah itu yang bertanggung jawab untuk bisa (mengantisipasi) hal seperti itu," ujarnya.
Idris juga mengatakan, pengawasan di sekolah menjadi wewenang kepala sekolah. Pihak sekolah bisa berkoordinasi dengan pihak lain seperti pengurus lingkungan semisal RT, RW bahkan LPM. Sedangan Dinas Pendidikan sifatnya lebih pada tingkat kota untuk pengawasannya.
"Ya pola pengawasannya, tentu di sekolah itu ada kepala sekolah, termasuk mitra mereka RT, RW dan LPM pada sekolah-sekolah di sana. Kalau Dinas Pendidikan kan sifatnya kota. Ada UPTD, itupun sifatnya per sekolah," tegasnya.
Peristiwa siswa keracunan di sekolah tersebut terjadi pada Selasa (24/1). Ada 13 siswa yang keracunan roti kedaluwarsa dengan gejala mual dan diare. Dugaan keracunan massal ini bermula ketika ada seorang sales dari produsen roti menghubungi pihak sekolah pada hari Senin (23/1) sekitar jam 19.30 WIB.
Keesokan harinya datang tiga sales ke sekolah dan membagikan roti. Diketahui ada beberapa roti yang sudah kedaluwarsa dan dimakan siswa hingga mengalami keracunan.
"Semua siswa SDN 01 Pengasinan kelas 6, usia 12 tahun," kata Kasie Humas Polres Metro Depok AKP Fitri.
Diduga mereka mengalami gejala tersebut karena mengonsumsi roti yang sudah kedaluwarsa. Tertera di bekas bungkus roti yang sudah dimakan, tanggal kedaluwarsa adalah 22 dan 23 Januari 2023. Sedangkan roti yang belum kedaluwarsa tertanggal 27 Januari 2023.
"Kemudian orang tua murid melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bojongsari. Kemudian piket fungsi bersama Pawas dan petugas puskesmas Pengasinan mendatangi TKP untuk mendata dan langkah tindakan lebih lanjut," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca Selengkapnya13 Orang terlibat kasus katrol nilai itu hasil audit SMPN 19 dari Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbudristek Dikti.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaWali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, biaya perawatan akan ditanggung pemerintah melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Baca SelengkapnyaKapolres mengimbau kepada semua masyarakat Rohil untuk menjaga situasi Pilkada. Kapolres mengingatkan agar tidak terpengaruh dengan isu hoaks.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaKetiganya dianggap melanggar perjanjian kerja (PK) dengan Dinas Pendidikan Kota Depok.
Baca SelengkapnyaDedi Mulyadi ikut angkat bicara terkait kecelakaan bus yang menewaskan pelajar dan guru SMK asal Depok.
Baca SelengkapnyaPermen semprot yang sebabkan keracunan juga terdaftar di BPOM
Baca Selengkapnya