Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

14.756 Babi di Luwu Timur Sulsel Mati Diduga Terinfeksi Flu ASF

14.756 Babi di Luwu Timur Sulsel Mati Diduga Terinfeksi Flu ASF babi. shutterstock

Merdeka.com - Dinas Pertanian dan Peternakan Luwu Timu mencatat 14.756 ekor babi mati diduga setlah terinfeksi virus flu babi Afrika atau ASF. Bahkan sebelumnya viral bangkai babi yang dibuang di drainase.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Luwu Timur, I Gusti Ngurah membenarkan terkait data 14.756 ekor babi meninggal karena positif terinfeksi virus ASF berdasarkan hasil uji laboratorium. Gusti menjelaskan secara populasi, ada 32.072 ekor babi di Luwu Timur.

"Iya, terinfeksi ASF atau virus flu babi. Dua hari terakhir tingkat kematiannya (babi) sangat signifikan," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Senin (15/5)

Orang lain juga bertanya?

Banyaknya babi yang mati karena terinfeksi flu ASF, peternak babi sampai kebingungan, sehingga muncul video bangkai babi berada di drainase pertanian. Rencananya, Pemkab Luwu Timur akan membuat lahan yang digunakan untuk mengubur babi yang mati.

"Kita siapkan lahan untuk ditempati kubur karena angka kematian diperkirakan akan terus bertambah. Babi yang terinfeksi ini sudah merata di sejumlah wilayah di Luwu Timur," tuturnya.

Gusti membeberkan di Kecamatan Tomoni Timur, ada 8 ribu ekor babi yang mati dalam sehari. Selanjutnya, di Kecamatan Mangkutana mencapai 1.500 ekor.

"Awalnya, babi-babi ini mengalami diare, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hewan yang sudah tertular kemudian akan mati dalam waktu 6-20 hari," bebernya.

Gusti menceritakan kasus ini diketahui berawal saat babi dari daerah lain dibawa ke Luwu Timur pada bulan April 2023. Namun, ia memastikan virus ini tidak menyebar ke manusia dan hewan lainnya.

"Penularan ke hewan lainnya tidak. Targetnya adalah sesama babi, ke manusia pun tidak," ungkapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel Nurlina menjelaskan virus ASF tidak hanya terjadi di Kabupaten Luwu Timur, tetapi juga ditemukan di Gowa. Ia mengaku kasus ini pertama kali terdeteksi pada bulan November 2022 di Kabupaten Gowa.

"Ada 4 ribu ekor babi yang dilaporkan mati karena terinfeksi flu babi Afrika. Kemudian di Luwu Utara ada 4.529 ekor babi juga mati," sebutnya.

Nurlina menambahkan saat ini baru mendapatkan data sekitar 10 ribu ekor babi terinfeksi virus ASF. Data tersebut berdasarkan hasil Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros.

"Populasi babi di Sulsel cukup tinggi dan terbanyak ada di Kabupaten Toraja Utara dengan total 452.677 ekor. Disusul Tana Toraja 346.710 ekor, Luwu Utara 452.677 ekor, Gowa 25.421 ekor, Luwu 15.899 ekor, Pinrang 7.164 ekor, Maros 3.274 ekor, Palopo, 869 ekor dan Wajo 440 ekor," pungkasnya.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Waspada, Virus Flu Babi Afrika Sudah Masuk Indonesia
Waspada, Virus Flu Babi Afrika Sudah Masuk Indonesia

Masuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.

Baca Selengkapnya
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas

Babi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit.

Baca Selengkapnya
Viral Penemuan Belasan Ekor Sapi di Asahan Mati Mendadak, Diduga Akibat Keracunan
Viral Penemuan Belasan Ekor Sapi di Asahan Mati Mendadak, Diduga Akibat Keracunan

Total ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.

Baca Selengkapnya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya

Hasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan

Korban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.

Baca Selengkapnya
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

Baca Selengkapnya
Geger Temuan Bayi Diduga Dibuang dan Jasadnya Dimakan Biawak
Geger Temuan Bayi Diduga Dibuang dan Jasadnya Dimakan Biawak

Jasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.

Baca Selengkapnya
Kronologi Sejumlah Kambing di Banyuwangi Mati Misterius, Mata Tercongkel dan Kaki Terpotong
Kronologi Sejumlah Kambing di Banyuwangi Mati Misterius, Mata Tercongkel dan Kaki Terpotong

Kambing-kambing ini ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi mata tercongkel dan kaki terpotong.

Baca Selengkapnya
Lokasi Antraks di Gunungkidul, Desa Terpencil Berbatasan dengan Hutan
Lokasi Antraks di Gunungkidul, Desa Terpencil Berbatasan dengan Hutan

Hingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.

Baca Selengkapnya
138 Ekor Sapi di Lumajang Terjangkit Penyakit Lato-Lato, Ciri-cirinya Ada Benjolan dan Lemas
138 Ekor Sapi di Lumajang Terjangkit Penyakit Lato-Lato, Ciri-cirinya Ada Benjolan dan Lemas

Kepada peternak, apabila ada ternak yang muncul gejala LSD, diimbau untuk segera dilakukan vaksinasi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Brandu, Biang Kerok di Balik Penyebaran Antraks di Gunungkidul
Mengenal Tradisi Brandu, Biang Kerok di Balik Penyebaran Antraks di Gunungkidul

Saat ada hewan ternak mati mendadak, masyarakat iuran untuk membeli hewan ternak tersebut. Kemudian hewan ternak itu disembelih dan dagingnya dibagikan.

Baca Selengkapnya