15 Buaya Dievakuasi dari Penangkaran Terbengkalai di Muarojambi, 3 Lepas dari Kandang
Merdeka.com - Polsek Sungai Gelam menutup dan memasang garis polisi lokasi penangkaran buaya yang terletak di Desa Talang Kerinci, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, Jambi. Penutupan dan pemasangan garis pembatas dilakukan polisi untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Kepala Polsek Sungai Gelam, Inspektur Polisi Dua Candra mengatakan, garis polisi dipasang agar masyarakat sekitar tidak memasuki area penangkaran buaya.Pemberian garis polisi karena dikhawatirkan seandainya masih ada buaya yang tersisa atau sisa telur buaya yang masih di dalam karena penangkaran buaya itu sudah lama tidak diurus walau buaya-buayanya yang sudah dipindahkan tim BKSDA Jambi.
"Kemungkinan besar seluruh buaya yang ada didalam penangkaran ini sudah semuanya ditangkap dan dipindahkan sementara kelokasi yang aman, namun dikarenakan posisi sekarang air kolam dalam kondisi keruh, kita belum berani memastikan buaya disini sudah dievakuasi semuanya," kata Candra saat dikonfirmasi, Rabu (6/10).
-
Kenapa buaya itu dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Kenapa Penangkaran Buaya Teritip penting? Selama kunjungan, pengunjung juga dapat memahami upaya konservasi yang dilakukan untuk melestarikan spesies ini.
-
Kenapa buaya menjaga sarang dan keturunannya? Buaya betina sangat protektif terhadap sarang dan keturunannya. Mereka menjaga telur-telur mereka hingga menetas dan beberapa minggu setelah itu, buaya betina tetap berada di sekitar anak-anaknya, memberikan perlindungan dan perhatian yang tulus.
Ada 18 buaya hidup dipindahkan dan ditemukan dua buaya mati. "Sedangkan yang kami pindahkan tiga buaya yang berada di luar penangkaran atau lepas dari penangkaran sehingga membuat pani warga sekitar penangkaran dan sepanjang aliran sungai setempat," kata dia.
Hasil evakuasi kemarin oleh tim BKSDA ada 15 buaya yang diangkat dari kolam dan ada dua buaya yang ditemukan mati.
Adapun pemilik penangkaran buaya telah dipanggil polisi namun tidak hadir. Petugas mungkin akan datangi rumahnya sedangkan untuk status perizinan penangkaran buaya di Sungai Gelam. "Untuk izin sudah mati atau gimana pihak BKSDA yang mengetahuinya dab berkewajiban menjawab," kata dia. Dikutip Antara.
Petugas akan berkoordinasi dengan kepala desa setempat dan memasang tanda peringatan: AWAS BUAYA, DILARANG BERENANG ATAU MEMANCING DI AREA PENANGKARAN. Tanda itu dipasang karena belum bisa dipastikan apakah masih ada buaya atau sudah habis ditangkap.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaTiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaBKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaUntuk menangkap buaya ini, satu regu petugas Damkarmat dari Pos Mojo diterjunkan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca Selengkapnya