15 Ribu Reagen untuk Tes Covid-19 Didatangkan Pemerintah dari Korea Selatan
Merdeka.com - Berdasarkan data terkini Kamis (23/4) pukul 08.00 WIB, sudah ada 195.948 Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 18.283 Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto.
Sementara itu, sampai dengan saat ini sudah ada 48.647 kasus spesimen yang menjalani pemeriksaan Virus Corona atau Covid-19. Dari uji tes tersebut, 40.872 di antaranya dinyatakan negatif.
"Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 48,647 orang," ujar Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta Timur.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa yang diuji di laboratorium lingkungan? Hasil sampel akan diuji meliputi kualitas air permukaan, air limbah dan air sanitasi, yang kemudian dikembangkan ke pengujian lainnya yakni emisi, sumber bergera, emisi sumber bergerak/tidak bergerak, udara di lingkungan kerja, sampai bahan beracun berbahaya.
-
Dimana pengecekan dilakukan? Pengecekan tersebut dilakukan di SPBU simpang PT Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida dan agen elpiji, PT Tendano.
-
Kenapa Indonesia disebut sebagai laboratorium terbesar di dunia? Selain itu, Indonesia juga rumah bagi berbagai flora endemik yang unik seperti Titan Arum atau bunga bangkai. Fakta tentang Indonesia ini membuatnya seringkali disebut sebagai negara bak laboratorium terbesar di dunia.
Yurianto mengaku, guna mendukung itu ada 43 laboratorium yang sampai hari ini dinyatakan aktif beroperasi melakukan pemeriksaan.
Sementara itu untuk jumlah spesimen yang telah diperiksa sebanyak 59,935 spesimen. Satu kasus dapat diambil lebih dari satu kali pengambilan dan lebih dari satu jenis spesimen naso, oro, dan sputum.
"Adapun kasus positif 357 orang menjadi 7.775 pasien," kata Yurianto.
Gugus Tugas Kerja Keras Dapatkan Reagen di Seluruh Dunia
Yurianto menjelaskan, kebutuhan Reagen bertujuan untuk menghentikan sumber penularan Covid-19. Mengingat dalam standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), pengelolaan pandemi adalah dengan menggunakan pemeriksaan antigen, dengan gunakan metode real time PCR bukan antibodi melalui Rapid Test.
"Gugus tugas nasional kerja keras cari, menemukan, reagen ini di seluruh dunia, berusaha segala cara agar negara kita dapatkannya. Agar kepentingan bangsa dipenuhi," ujarnya.
Menurutnya, kerja keras di tengah pandemi ini sangatlah tidak mudah. Sebab, hampir seluruh negara yang terpapar Corona juga mengajar alat yang sama seperti Indonesia.
"Sementara dihadapkan oleh kapasitas produksi yang terbatas. Pemeriksaan butuhkan reagen alat tertentu sampai saat ini harus didatangkan dari negara lain, kita maklumi situasi pandemi seperti sekarang ini maka negara dunia membutuhkan reagen ini," tegas Yurianto.
Yurianto menyebutkan, bahwa ada hasil dari kerja keras Gugus Tugas ialah pada tanggal 16 April lalu mendapatkan 10 ribu reagan. Lalu, 19 April meraih 50 ribu. Kemudian, 21 April 12.300 reagen dan hari ini Indonesia akan kedatangan 15 ribu alat yang didapatkan dari Korea Selatan (Korsel).
"Kami bersyukur kerja keras gugus tugas dapatkan hasil bertahap dan berkelanjutan dapatkan reagen. Hari ini, akan kami dapatkan 15 ribu tes saat ini penerbangan dari Korsel ke Jakarta, kami harap malam ini tiba dan 24 April, 400 ribu tes kita terima," beber Yurianto.
"Lalu distribusikan ke laboratorium yang mampu dan penuhi syarat pemeriksaan, sehingga uji sampel masif bisa dilakukan. Pasien dalam pengawasan di berbagai rumah sakit bisa diperiksa termasuk konfirmasi positif dirawat bisa ikut perkembangan laboratoriumnya," pungkas Yurianto.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca Selengkapnya33 lembaga dinyatakan KPU RI berstatus tersertifikasi dan terdaftar di database.
Baca SelengkapnyaProses sertifikasi terhadap lembaga survei tersebut sudah sesuai dengan Pasal 448 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.
Baca SelengkapnyaBelasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaLatihan itu dilakukan di tengah situasi memanas dengan Seoul dan Washington, saat Menlu AS Antony Blinken melakukan kunjungan ke Korea Utara.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un memerintahkan peningkatan produksi rudal dan senjata lainnya secara drastis.
Baca Selengkapnya