15 Sekolah Menengah di Garut Mulai KBM Tatap Muka Terbatas
Merdeka.com - Sebanyak 15 sekolah di wilayah Kabupaten Garut telah memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka terbatas. Sekolah yang menggelar KBM itu adalah 9 SMA dan 6 SMK.
Kepala Kantor Cabang (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah XI Garut, Asep Sudarsono, menjelaskan 15 sekolah yang menggelar KBM tatap muka sebelumnya sudah melewati verifikasi kesiapan sarana dan prasarana sekolah.
"Sekolah dinyatakan layak menggelar KBM tatap muka secara terbatas lantaran kasus Covid-19 wilayah selatan Kabupaten Garut dinilai terkendali. Itu hasil verifikasi bersama gugus tugas kecamatan. Memang di sana nihil kasus Covid-19," jelasnya, Selasa (24/11).
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Kenapa siswa SMK perlu PKL? Bukan tanpa alasan, PKL adalah kegiatan implementasi yang diberikan kepada siswa SMK agar bisa mendapatkan berbagai manfaat.
-
Siapa yang harus mendapatkan kesempatan di sekolah? 'Ciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua siswa.'
-
Kenapa SMK Medika Samarinda latihan 3 kali sehari? Mereka harus berada di mess dan latihan sebanyak 3 kali dalam sehari.'Bangga banget, semoga ke depannya semakin giat untuk latihannya,' ujarnya ketika mengungkapkan perasaannya bisa berada di piala ANC 2024 ini.
-
Apa yang siswa SMP itu lakukan? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Apa itu Class Meeting? Class meeting adalah pertemuan kelas yang biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah jenjang SMP dan SMA/SMK.
Walau begitu, kata Asep, sekolah-sekolah tersebut tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Dalam prosesnya, pertemuan di sekolah dibatasi 4 jam saja, mulai pukul 07.00 sampai pukul 11.00.
"Kapasitas di dalam kelas juga dibatasi, maksimal hanya 50 persen dari kapasitas maksimal. Kita ikuti prosedur itu. Baru seminggu kemarin dibuka," kata Asep.
Selain sekolah di wilayah selatan Garut, diungkapkan Asep, untuk sekolah di wilayah perkotaan dan utara Kabupaten Garut belum ada satupun yang diizinkan menggelar KBM tatap muka karena kasus Covid-19 dinilai masih tinggi.
Ia mengungkapkan, beberapa sekolah di wilayah perkotaan Garut sebetulnya sudah banyak yang lolos verifikasi terkait protokol kesehatan. Namun, wilayah sekolah itu masih termasuk ke dalam zona merah penyebaran Covid-19.
"Karena masih zona merah, jadi masih secara daring. Namun secara umum kesiapan sekolah sudah baik. Tinggal posisi zona saja," ungkapnya.
Pemerintah pusat, disebutnya memang telah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk izin operasional KBM tatap muka. Meski begitu, pihaknya tetap akan melakukan verifikasi sesuai standar yang seharusnya.
Proses verifikasi yang dilakukan, dijelaskan Asep, adalah mulai dari sarana prasarana hingga kurikulum dan guru. "Kalau memang kondisi di wilayah tak memungkinkan, walaupun ada izin, kita tetap mengutamakan kesehatan siswa, guru dan orang tua," jelasnya.
Pihaknya mengaku tidak akan membiarkan KBM tatap muka kalau kasus Covid-19 di wilayah sekolah masih tinggi. Menurutnya hal tersebut harus dilakukan karena khawatir sekolah akan menjadi pusat klaster penyebaran Covid-19.
"Kegiatan di sekolah itu melibatkan banyak orang dari berbagai wilayah. Kalau di sekolah terjadi (kasus), khawatir masuk ke masyarakat, semakin banyak yang terkena Covid-19," sebutnya.
SD-SMP Masih Timbang-Timbang
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, mengaku pihaknya belum bisa memastikan kapan KBM tatap muka untuk SD dan SMP akan dibuka walau Kemendikbud sudah memberi lampu hijau kepada setiap daerah.
Dia mengaku bahwa saat ini masih ada ketakutan kalau dilaksanakan KBM tatap muka karena tren kasus Covid-19 di Garut masih meningkat.
"Harus hati-hati untuk menentukan sekolah tatap muka ini. Yang jadi pertimbangannya trend (Covid-19) masih naik. Bagaimana kalau terjadi outbreak, itu kami khawatirkan," ucapnya.
Ia mengungkapkan bahwa saat KBM tatap muka dilakukan, setidaknya 600 ribu siswa yang akan masuk sekolah. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan matang untuk membuka sekolah agar tidak menjadi klaster baru.
"Kalau 1 persennya saja (terpapar Covid-19) maka akan ada 6 ribu orang. Makanya masih dipertimbangkan," ungkapnya.
Bupati Garut, menurut Totong, telah meminta agar KBM tatap muka diberlakukan setelah ada vaksin Covid-19. Oleh karena itu, menurutnya kecenderungan diberlakukannya KBM tatap muka untuk SD dan SMP di Kabupaten Garut setelah adanya vaksin.
"Kalau Januari sudah ada vaksin, tak apa-apa sekolah dimulai," ucapnya.
Sekolah, menurutnya, bisa menjamin bisa melakukan sterilisasi lingkungannya, namun bisa saja siswa terpapar saat berangkat sekolah. Apalagi saat siswa harus menggunakan angkutan umum dan berkerumun sehingga tingkat kerawanan terpapar di jalanan semakin meningkat.
Meski begitu, Totong mengaku tidak menentang kebijakan yang dikeluarkan Kemendikbud terkait membuka sekolah di awal tahun 2021.
"Prioritas utama kalau sudah ada vaksin baru akan dibuka. Kalau SMA/SMK atau perguruan tinggi mau dibuka silakan. Beda sama anak SD dan SMP yang harus dibimbing guru agar patuh ke protokol kesehatan. Makanya belum berani untuk buka sekolah," katanya.
Kampus Menunggu Arahan Pemerintah Daerah
Sementara Rektor Universitas Garut, Abdusy Syakur Amin, menyebut KBM tatap muka, termasuk perkuliahan di kampus-kampus masih menunggu arahan dari Pemerintah Daerah.
"Tentu kami sudah rindu dengan perkuliahan tatap muka ini. Cuma semuanya bergantung kepada Pemkab Garut," sebutnya.
Sambil menunggu arahan dari Pemerintah Daerah, pihak kampus mulai menyiapkan berbagai hal, termasuk di dalamnya teknis pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Selain arahan dari Pemerintah Daerah, menurutnya yang tidak kalah penting adalah perizinan dari orang tua.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan survei terlebih dahulu kepada dosen dan mahasiswa terkait rencana perkuliahan tatap muka.
"Kampus tak bisa membuat keputusan sepihak dalam melaksanakan tatap muka. Harus ada kesepakatan semuanya dari dosen, mahasiswa. Nanti dimatangkan dulu teknisnya juga," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanggal 4-7 wilayah-wilayah yang yang bersinggungan ke tempat untuk venue dan penginapan KTT ASEAN itu PJJ total 100 persen di 9 kecamatan.
Baca SelengkapnyaNantinya, venue KTT ASEAN difokuskan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaPembelajaran daring tersebut, bertujuan agar mengurai kepadatan lalu lintas
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta mengimbau 208 sekolah yang berada di kawasan GBK, lokasi Misa Akbar Paus Fransiskus menerapkan pembelajaran jarak jauh.
Baca Selengkapnya10 Murid dan gurunya tewas usai kecelakaan saat menggelar acara perpisahan kelas 3 SMA di Subang
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaSejumlah sekolah di Kabupaten Demak menerapkan pembelajaran secara daring atau online.
Baca SelengkapnyaSiswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca Selengkapnya