150 Kepala Keluarga Diungsikan Setelah Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi
Merdeka.com - 150 Kepala keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, diungsikan setelah penyerangan dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal pada Jumat (27/11) sekitar pukul 09.00 WITA. Satu keluarga dikabarkan tewas dibunuh kelompok orang tak dikenal itu.
Kepala Desa Lemban Tongoa Deki Basalulu menjelaskan bahwa mereka yang mengungsi itu bermukim dekat lokasi kejadian penyerangan. Menurut dia, ratusan kepala keluarga itu diungsikan ke tempat yang lebih aman yang lokasinya masih di Desa Lemban Tongoa.
"Saat ini aman, semua warga di lokasi sudah diungsikan ke daerah yang ramai penduduk," kata Deki ketika dihubungi dari Palu, Sabtu (28/11).
-
Mengapa warga Demak mengungsi? Tercatat puluhan ribu warga harus mengungsi akibat banjir itu. Mereka harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman karena rumah-rumah mereka terendam air.
-
Di mana desa yang terancam tenggelam? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Di mana lokasi kampung terisolir ini? Sebuah kampung di Kabupaten Grobogan letaknya berada di pedalaman hutan jati. Akses menuju kampung itu terbilang sulit. Pengunjung dengan kendaraan roda dua harus melewati jalan berpasir yang sempit di antara pohon-pohon jati yang membentang sejauh empat kilometer.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
Berdasarkan keterangan saksi mata, kata Deki, pelaku yang melakukan penyerangan itu berjumlah enam orang. "Warga ada yang lihat. Namun, sampai sekarang belum didapat, ada enam orang," ujar dia.
Dia berharap kepada masyarakat, khususnya Lemban Tongoa, jangan mudah terprovokasi ketika menerima informasi di media sosial yang kontennya tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kami aman. Saya tidak suruh warga untuk meng-upload di media sosial. Saya berharap tidak ada yang terprovokasi," tandasnya. Dikutip Antara.
Warga Diminta Tetap Tenang
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama, Provinsi Sulawesi Tengah, Prof Zainal Abidin, mengharapkan, warga Sulawesi Tengah tidak tersulut emosi dan tidak mudah terprovokasi terhadap kejadian yang terjadi di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Menurutnya, informasi yang didapatkan dari lokasi kejadian belum begitu valid, atau masih simpang siur. Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak memberikan komentar di media sosial terkait kejadian tersebut.
"Kita harap masyarakat tetap tenang dan tidak memberikan komentar apa yang terjadi. Karena dalam artian kita belum menerima informasi yang utuh dan belum valid seratus persen," kata dia di Palu.
Ia juga mengungkapkan bahwa kejadian tersebut bukan merupakan anjuran dan ajaran dari berbagai manapun. Sehingga FKUB mengutuk keras pelaku yang melakukan penyerangan di Desa Lemban Tongoa itu.
"Kalaupun itu dilakukan adalah oleh oknum dan bukan ajaran agama," ujar dia.
FKUB Sulteng sendiri tetap akan melakukan aktivitas untuk membina umat masing masing. PKUB Sulteng mengajak seluruh tokoh agama untuk mengajak umat tetap menjaga solidaritas, toleransi sesama umat beragama.
"Kita harus jaga kerukunan yang saya kira sampai hari ini dapat dibina dan dijaga dengan baik di Provinsi Sulawesi Tengah," tambahnya.
Polisi Duga Pembunuh Satu Keluarga di Sigi Kelompok MIT
Satu keluarga terdiri dari empat orang diserang sekelompok orang tidak dikenal di Desa Lembontongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kepolisian menduga pelaku penyerangan anggota jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
"Diduga kelompok mereka," kata Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Sabtu (28/11).
Berdasarkan informasi awal, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 27 November 2020. Dalam kejadian itu, terjadi tindak penganiayaan hingga pembunuhan.
Identitas keluarga tersebut adalah ayah dan ibu yakni Yasa dan Nei, kemudian anak atas nama Ulin dan suaminya, Pino. Kediamannya berada di Dusun ST 2 Lewono.
Kelompok MIT menyandera mereka dan disebut melakukan pembunuhan terhadap Yase dan Pino. Sementara Nei mengalami luka-luka dan Ulin berhasil menyelamatkan diri dan menyampaikan kabar tersebut ke Desa Lembontongoa.
Pihak kepolisian masih menelusuri informasi tersebut dengan mendatangi TKP. Lokasinya sendiri berada di daerah pegunungan kebun dan tidak memiliki jaringan seluler sama sekali.
Sebelumnya, satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dibunuh oleh orang tak dikenal pada Jumat (27/11) sekitar pukul 09:00 WITA. Dari keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa, Rifai, korban berjumlah empat orang.
Jenazah keempat korban tersebut saat ini masih di lokasi dan belum dievakuasi. "Dari informasi saya dapatkan ada empat orang. Itu mertua, anak, menantu," kata Rifai.
Tidak hanya itu, sejumlah warga yang bermukim dekat rumah korban bersembunyi dan melarikan diri ke dalam hutan yang ada di wilayah tersebut dan belum ada kabar hingga saat ini. "Kalau situasi tentunya masih mencekam, mayat untuk sementara masih di TKP," ujar dia.
Rifai juga menjelaskan bahwa lokasi pembunuhan itu memang sangat sepi dan hanya ditempati beberapa kepala keluarga.
Kapolres Sigi, AKBP Yoga Priyautama menjelaskan saat ini aparat kepolisian masih menuju ke lokasi pembunuhan untuk melakukan pengecekan. Dia juga belum dapat memberikan informasi lebih terkait pembunuhan satu keluarga ini, apakah ada keterkaitan dengan Kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso, atau tidak.
"Ia kita masih cek, lokasinya itu di atas bukit. Nanti kita informasikan lagi ya," kata dia.
Baca juga:Satu Keluarga di Sigi Dibunuh, Polisi Selidiki Keterlibatan Kelompok MIT1 Keluarga di Sigi Dibunuh Orang Tak Dikenal, Tetangga Korban Ketakutan Lari ke HutanMotif Pembunuh Pria Dikubur Dalam Kontrakan di Depok Habisi Nyawa Tukang BaksoCuriga Sejak Lama, Pembunuh Selingkuhan Istri Sengaja Pasang GPS di MotorSuami di Batang Bunuh Istri karena Cemburu, Mayat Diletakkan di Pinggir Jalur Pantura (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi korban pasca-letusannya gunung api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaBencana longsor ini terjadi pada Minggu (24/3) malam setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Baca SelengkapnyaWarga dua desa di kaki Gunung Ruang dievakuasi daratan Tagulandang.
Baca SelengkapnyaRitual 'Tito Bado Odong Gahu' bertujuan mengusir segala hal negatif akibat erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dampaknya semakin terasa ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaRatusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaSebanyak 152 orang etnis Rohingya asal Myanmar terdampar di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
Baca Selengkapnyaolisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca Selengkapnya