16 Warga Suku Anak Dalam dirawat di RSUD Batanghari karena malaria
Merdeka.com - Sebanyak 16 orang rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Hamba Muarabulian, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, karena mengalami masalah dengan kesehatannya.
"Saat ini sebanyak16 orang rimba sakit dan dirawat di rumah RSUD Muarabulian," kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD Hamba, Firdaus, seperti dikutip dari Antara, Jumat (20/3).
Sementara sekitar sepekan sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Pemerintah Provinsi Jambi memberikan bantuan bagi warga SAD.
-
Bagaimana Kampung Bubakan berubah? Dua puluh tahun lalu, Desa Bubakan merupakan desa yang sangat tertinggal. Kini desa itu merupakan desa tersukses di Wonogiri, khususnya di Kecamatan Girimarto. Rata-rata aset rumah di desa itu harganya mencapai Rp1 miliar.
-
Siapa yang pulang kampung? Yasmine pulang ke Malaysia itu persetujuan kami berdua.
-
Bagaimana cara Suku Mante beradaptasi di hutan? Selain itu, ada asal-usul lain yang menggambarkan Suku Mante adalah etnis yang disebutkan dalam legenda rakyat.
-
Apa makna dari kata-kata pulang kampung? Kata-kata pulang kampung lucu bisa menggambarkan perasaan campur aduk ketika kita kembali ke tempat asal.
-
Bagaimana cara pulang kampung? Teruskan sampai usahamu berhasil. Namun, pulanglah saat kamu sudah mendapatkan tujuanmu. Mari kita mudik lebaran 2024.
-
Bagaimana Desa Wisata Burai berubah? Mengutip ANTARA, Desa Wisata Burai dulunya merupakan wilayah yang sepi, terpencil, dan juga kumuh. Seiring berjalannya waktu, desa ini mulai berbenah dan juga melakukan penataan kawasan. Setelah melakukan beberapa pembenahan, desa ini mulai dikunjungi oleh wisatawan dari dan luar daerah Sumatra Selatan.
"Dalam sepekan terakhir ini kita sudah merawat sebanyak 16 warga orang rimba atau SAD yang sakit dan kini mereka masih dalam perawatan dan diagnosa tim medis rumah sakit," kata Firdaus.
Untuk sementara ini penyakit yang di derita belasan warga SAD itu bermacam-macam, di antaranya sakit ISPA, cacingan dan malaria. Tapi sebagian besar mereka menderita penyakit malaria akibat tinggal di dalam hutan taman nasional.
Firdaus menjelaskan, untuk penanganan warga SAD sendiri pihak rumah sakit sudah menyediakan tempat atau ruangan khusus dan di antara mereka juga ada yang dirawat inap dan rawat jalan.
Untuk rawat inap sendiri umumnya selama tiga hari dan jika sudah ada perubahan maka mereka diperbolehkan untuk pulang kembali ke hutan rimba sebagaimana kehidupan mereka selama ini.
Sejauh ini, pihak rumah sakit juga sudah melakukan penanganan dan pencegahan serta penyembuhan terhadap warga SAD yang sakit.
Dugaan sementara penyebab banyaknya warga SAD yang mengalami sakit karena perilaku hidup yang tidak bersih dan perilaku hidup yang berpindah-pindah juga jadi pengaruh.
Pihak rumah sakit sendiri sudah berbicara dengan pendamping SAD agar mereka bisa berprilaku hidup bersih sebab dengan hidup bersih bisa mencegah dan menghindari penyakit.
Pantauan dari rumah sakit, di mana warga SAD yang dirawat di ruang penyakit dalam dan ruang anak dan pihak RSUD Hamba sendiri menempatkan ruang khusus bagi warga SAD dan tidak bercampur dengan pasien lain.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan statusnya dari awas level IV menjadi siaga level III.
Baca Selengkapnyaolisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaSeluruh pembangunan rumah tinggal dan infrastruktur dilakukan secara baru.
Baca SelengkapnyaPenghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca Selengkapnya170 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkat, ada yang sakit dan kelaparan
Baca SelengkapnyaRatusan Pengungsi Rohingya yang awalnya bakal ditampung sementara di Bumi Perkemahan Pramuka Seulawah, Pidie, ditolak warga setempat.
Baca SelengkapnyaRelokasi warga korban kebakaran di Manggarai bertahap.
Baca SelengkapnyaSementara kasus cacar monyet di wilayah Ibu Kota sudah mencapai 25 orang yang sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaKapal yang mengangkut pengungsi berlabuh di desa tetangga. Mereka kemudian berjalan kaki 2km.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 51 pengungsi etnis Rohingya berlabuh di kawasan Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (22/5).
Baca Selengkapnya