160 Pasien Covid-19 Secapa AD Terima Uji Klinis
Merdeka.com - Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Nefra Firdaus mengatakan sejumlah 160 pasien Covid-19 kluster Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) telah menerima uji klinis kombinasi obat dari tim kerjasama antara Universitas Airlangga, Badan Intelijen Negara (BIN), dan TNI AD.
"Dalam hal Riset Pengembangan Kombinasi Obat untuk Anti Covid-19 antara Universitas Airlangga, BIN, TNI AD, sampai dengan tadi malam, Rabu, 15 Juli sudah ada 160 pasien positif Covid-19 di Secapa AD yang menerima uji klinis beberapa kombinasi obat dan dosis sesuai dengan protokol Pedoman Pelaksanaan Uji Klinis dari BPOM," kata Nefra dalam keterangannya, Kamis (16/7).
Hingga pagi ini, Nefra menyebut dari hasil Lab PCR dari swab ke-2 pasien di Secapa AD ditemukan 78 pasien lagi yang dinyatakan negatif Covid-19.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Jadi dari total 1.307 (1.280 + 27) pasien positif Covid-19 di Secapa AD pada pagi ini sudah berkurang 359 orang menjadi tinggal 948 orang," paparnya.
Sementara itu 460 pasien positif Covid-19 dari Secapa AD & Pusdik Pom yang sudah terkonfirmasi negatif (359 dari Secapa + 101 dari Pusdik Pom), kata Nefra sudah mulai menjalani pemeriksaan awal program donor plasma darah untuk terapi plasma convalescent.
Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, metode plasma convalescent merupakan terapi yang menggunakan bagian plasma darah penyintas Covid-19 yang telah sembuh. Plasma darah tersebut ditransfusikan ke tubuh pasien positif Covid-19.
Golongan darah antara pendonor dan pasien yang akan menerima donor plasma tersebut harus sama.
Saat seseorang terinfeksi virus corona, sistem imun tubuhnya akan mulai memproduksi antibodi, khususnya sel pelindung yang mengenali dan melawan virus corona. Ketika pasien dinyatakan sembuh, antibodi ini akan tersimpan dengan sendirinya dalam darah.
Pasien Positif di Secapa Tinggal 948
"Hasil lab PCR dari swab ke-2 pasien di Secapa AD sampai dengan pagi ini ada 78 pasien lagi yang dinyatakan negatif," kata Nefra.
Total, menurut dia, sudah ada 359 siswa yang dinyatakan negatif.
Sehingga, dari total 1.307 mahasiswa yang sempat dinyatakan positif, kini berjumlah 948 orang.
"Pasien positif Covid-19 di Secapa AD pada pagi ini sudah berkurang 359 orang menjadi tinggal 948 orang," pungkasnya.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca SelengkapnyaSebelumnya dilaporkan, ada satu pasien Mpox di Pulau Dewata itu.
Baca Selengkapnya