17 Penumpang KM Express Cantika 77 Masih Hilang, Pencarian Dihentikan
Merdeka.com - Pencarian 17 korban hilang akibat terbakarnya KM Express Cantika 77 di Tanjung Gemuk, Perairan Naikliu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur resmi ditutup tim SAR gabungan, Rabu (2/11). Operasi SAR dihentikan setelah berlangsung selama sepuluh hari.
Penghentian operasi itu diputuskan setelah dilakukan rapat evaluasi. Rapat diikuti BPBD NTT, KSOP, BAKAMLA, Polairud Polda NTT, Lantamal VII Kupang, serta seluruh keluarga korban hilang yang berjumlah 17 orang.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang I Putu Sudayana menjelaskan, penutupan operasi SAR korban terbakarnya KM Express Cantika 77 sesuai perintah undang-undang.
-
Siapa korban kebakaran kapal di Cilacap? Ia mengatakan, mayat nakhoda itu ditemukan pada Jumat (26/4). Menurut Sarjono, korban meninggal dunia yang merupakan nakhoda salah satu kapal yang terbakar itu langsung dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Cilacap.
-
Dimana kebakaran kapal itu terjadi? Kebakaran itu diketahui terjadi di Dermaga 3 PPS Cilacap sekitar pukul 18.45 WIB.
-
Kenapa kapal terbakar di Cilacap? Ia mengatakan bahwa penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Bagaimana kebakaran kapal di Cilacap terjadi? Akan tetapi berdasarkan informasi dari sejumlah saksi mata, tiba-tiba saja terlihat kobaran api di Kapal Mulia 16 GT 50 dan selanjutnya merambat ke kapal-kapal lainnya.
"Setelah 7 hari kita operasi SAR, kita tambah lagi 3 hari sesuai permintaan Pemerintah Kabupaten Alor, keluarga korban dan demi kemanusiaan sehingga genap 10 hari," ujarnya.
20 Korban Meninggal Dunia
Menurut I Putu Sudayana, tiga hari terakhir ini tim SAR gabungan melakukan operasi dengan mengerahkan sebagian besar alutsista, baik di laut maupun darat, namun keberadaan 17 korban tidak menemui titik terang.
"Sampai hari terakhir pencarian ini, 17 korban dinyatakan masih hilang. Total seluruh korban yang teridentifikasi berjumlah 360 dengan rincian, 323 korban ditemukan selamat, 20 meninggal dunia dan 17 dinyatakan hilang," jelasnya.
I Putu Sudayana menambahkan, 17 korban yang dinyatakan hilang berdasarkan laporan keluarga yang masuk ke posko bersama. Ke-17 korban itu termasuk seorang bayi.
"Kami selalu koordinasi, kami selalu validasi data dengan teman-teman di posko BPBD sehingga data yang ada di BPBD dan data yang kami pegang sama," ungkapnya.
Tetap Dipantau
Walau demikian, I Putu Sudayana menyatakan bahwa penutupan operasi SAR tidak berarti pencarian terhadap para korban dihentikan selama-lamanya. "Kita tetap melaksanakan pemantauan dan koordinasi dengan seluruh unsur SAR dan masyarakat. Jika ada informasi yang masuk, kami akan tetap cek," katanya.
Nur Pelo, salah satu keluarga korban yang dinyatakan masih hilang mengatakan, pihaknya telah ikhlas menerima kejadian itu. Namun dia berharap perusahaan yang menjadi operator KM Express Cantika 77 berinisiatif membiayai tim SAR untuk melakukan pencarian sesuai SOP.
"Permintaan kami yang kedua, kami ingin pihak perusahaan maupun pemerintah memfasilitasi kami keluarga, untuk melakukan tabur bunga di lokasi kejadian sebagai penghormatan terakhir keluarga, kepada para korban yang masih hilang," pintanya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaTim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaRekannya hanya melihat perahu milik kakek tersebut terombang ambing di tengah laut
Baca SelengkapnyaTim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan, Sabtu (8/6), menutup upaya pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca Selengkapnya