175 Pengungsi Kerusuhan Wamena Tiba di Medan
Merdeka.com - Sebanyak 175 pengungsi akibat kerusuhan di Wamena, Papua, tiba di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Senin (21/10). Sebagian besar warga Sumut ditambah warga Aceh dan Riau.
Para pengungsi menempuh perjalanan sekitar 10 hari dari Papua hingga tiba di Medan. Mereka menumpang kapal laut dari Jayapura menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Selanjutnya, pengungsi ini diangkut 8 unit bus Antar Lintas Sumatera (ALS) menuju Medan.
Di antara 175 pengungsi, 166 orang di antaranya merupakan warga 12 kabupaten/kota di Sumut. Sementara 5 orang merupakan warga Aceh Tenggara dan 4 orang warga Riau. Selama ini mereka bekerja dan berusaha di Wamena.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Bagaimana cara Kemendag berikan bantuan ke Papua? 'Kegiatan ini merupakan bukti kehadiran negara, yang diwakili oleh Kementerian Perdagangan, di manapun masyarakat berada. Apa yang dirasakan masyarakat Papua Tengah, khususnya Kabupaten Puncak, kami juga merasakan sebagai bentuk tali asih,'
-
Siapa yang datang ke Medan? Selain bersilaturahmi, kunjungan kerja (kunker) Komisi II DPR RI yang diketuai Junimart Girsang ini dalam rangka mendengar dan mengetahui kesiapan Pemilu 2024 di Kota Medan.
-
Dari mana orang Bekasi diberangkatkan? Pemberangkatan orang-orang Bekasi ini dilakukan melalui beberapa gelombang antara tahun 1897 hingga 1929. Seluruhnya diseberangkan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Priok maupun Semarang.
-
Dimana Ibu Persit itu tinggal di Wamena? Jadi di rumah dinas pak Gading masih pakai kompor minyak tanah guys. Tapi katanya ada juga yang sudah pakai kompor listrik dan kompor gas.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
Kedatangan para pengungsi ini disambut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama pejabat terkait. Dia menegaskan, pendidikan anak-anak pengungsi ini harus menjadi prioritas untuk segera diurus. Dia meminta pihak terkait melakukan pendataan dan memfasilitasi administrasinya.
“Saya minta ini tolong fasilitasi, kalau tidak mampu tolong sampaikan ke saya segera, nanti akan kita fasilitasi seragam sekolah, buku, dan sepatunya. Jangan sampai anak-anak putus sekolah,” ucap Edy.
©2019 Merdeka.com/Yan MuhardiansyahDia juga meminta agar pemerintah kota/kabupaten membantu warganya yang baru tiba dari Wamena. Kehidupan mereka harus ditopang setidaknya hingga 3 bulan ke depan.
Gubernur Sumut juga memberikan tali asih dan bingkisan untuk para pengungsi. Selanjutnya, mereka akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, didampingi para penjemput yang mewakili kabupaten/kota.
Edy pun berpesan agar para pengungsi selalu semangat menjalani hidupnya dan menyesuaikan diri dengan tempat tinggal baru. "Saya senang kalian bisa tertawa-tawa lagi, saya tak senang kalian susah, hadapi hidup dengan pasti," pesannya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis memaparkan, data awal pengungsi yang terdata dan akan dipulangkan berjumlah 264 orang. Jumlahnya kemudian berkurang menjadi 202 orang.
©2019 Merdeka.com/Yan MuhardiansyahAwalnya kapal direncanakan mengantar pengungsi sampai Belawan, Medan. Namun dikarenakan kapal yang digunakan diperbaiki, maka perjalanan dilanjutkan dengan 8 bus ALS dari Tanjung Priok.
Selain itu, ada keluarga yang turun di Jakarta lantaran ada seorang ibu yang sudah hamil tua. "Jadi yang tiba di Medan, pengungsi berjumlah 175 orang karena turun di Makassar 2 orang, dan di Jakarta 25 orang," kata Riadil.
Ini merupakan pemulangan terakhir pengungsi Wamena ke Sumut, karena tidak ada lagi warga asal Sumut yang minta pulang. Sebanyak 94 pengungsi asal Sumut di Jayapura memilih kembali ke Wamena, setelah suasana kondusif.
"Dan mereka semua sudah kita terbangkan lagi ke Wamena pakai Hercules," terang Riadil.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di hari yang sama, sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, sebanyak 180 pengungsi Rohingya juga berlabuh di Gampong Blang Raya.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terdiri dari 15 anak laki-laki, 20 anak perempuan, 35 laki-laki dewasa, dan 65 perempuan dewasa
Baca SelengkapnyaKepadatan terjadi di Pelabuhan Ciwandan pada hari pertama puncak arus mudik Lebaran 2024.
Baca Selengkapnya170 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkat, ada yang sakit dan kelaparan
Baca SelengkapnyaDermaga eksekutif menjadi pilihan bagi pemudik perjalan kaki, karena akses yang cukup dekat dari terminal terpadu Merak.
Baca SelengkapnyaPuluhan WNI tersebut dipulangkan dari Lebanon sebagai bagian dari proses evakuasi ketika konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah semakin memanas.
Baca SelengkapnyaRatusan pengungsi Rohingya kembali tiba di Aceh. Hingga Minggu pagi, para pengungsi ini masih berkumpul di pinggir pantai, setelah turun dari sebuah kapal kayu.
Baca SelengkapnyaKapal yang mengangkut pengungsi berlabuh di desa tetangga. Mereka kemudian berjalan kaki 2km.
Baca SelengkapnyaMemasuki H-4 lebaran, Sabtu (6/4), ribuan kendaraan antre untuk masuk Pelabuhan Merak, Kota Cilegon. Antrean panjang terjadi hingga masuk ke dalam tol.
Baca SelengkapnyaH-6 Antrean Lebaran, Truk Menuju Pelabuhan Pelindo Ciwandan Sudah Macet sampai 2 Kilometer
Baca SelengkapnyaDirektorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 51 pengungsi etnis Rohingya berlabuh di kawasan Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (22/5).
Baca Selengkapnya