19 Tahun Menabung, Tukang Pijat Keliling Akhirnya Berangkat Haji
Merdeka.com - Sugihartini (62) warga Cikampek Barat Rt 07/15 Desa Cikampek Barat, Kecamatan Cikampek, Karawang, akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji. Sugihartini, bukanlah orang berada dan berkecukupan secara ekonomi.
Namun berkat kegigihannya perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat keliling dapat menunaikan rukun Islam kelima menghadap Allah ke Baitullah.
Diakui Sugihartini, untuk dapat mewujudkan cita-citanya menunaikan ibadah haji, ia harus bekerja keras dan menabung selama 19 tahun lalu atau pada tahun 2000 lalu.
-
Siapa yang menabung selama 22 tahun untuk haji? Mahruf sampai detik ini masih tidak menyangka bisa berangkat haji sebentar lagi. Sebelumnya ia sudah menabung selama 22 tahun sejak 2002 silam dari penghasilannya sebagai penjual gorden keliling.
-
Bagaimana cara Mahrun menabung untuk haji? Upaya Mahrun selama puluhan tahun menyisihkan pendapatannya untuk menabung agar bisa pergi haji berbuah manis. Sebagai pembuat stempel lokasi usahanya sering berpindah tempat karena digusur.
-
Bagaimana Mahruf menabung untuk haji? Walaupun penghasilannya tidak besar, Mahruf tetap bersemangat untuk menyisihkan pendapatannya demi bisa melihat Ka’bah secara langsung.'Saya sangat bangga, dan haru bisa berangkat haji tahun ini,' kata Mahruf, mengutip YouTube Fokus Indosiar, Selasa (7/5).
-
Kartika Putri berangkat haji untuk apa? Sejumlah seleb Tanah Air berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Diantara para seleb yang berangkat ke Tanah Suci yakni Kartika Putri.
-
Apa artinya 'haji'? Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
-
Siapa jemaah haji termuda Bangka Belitung? Salah satu yang membuat haru adalah kisah Inas Syifa yang menjadi calon jemaah haji termuda di Bangka Belitung.
Uang dari hasil jasa pijat keliling, biasanya Sugihartini menabung antara Rp100 ribu-Rp200 ribu. Pada tahun 2011 ia mendaftarkan diri ke salah satu Yayasan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH ) Al -nayah di Karawang.
"Alhamdulillah, setelah menabung selama 19 tahun bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci," kata Sugihartini di tempat tinggalnya, Sabtu (20/7).
Sugihartini mengaku berprofesi sebagai tukang pijat digeluti sejak masih remaja atau usia 15 tahun. "Profesi menjadi tukang pijat dilakukan saat masih tinggal bersama orangtua di Solo Jateng," katanya.
Sebetulnya, kata Sugihartini keinginannya menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama suami namun takdir berkata lain suaminya Slamet, meninggal lebih dulu. Niat itulah yang membuatnya mampu menabung menyisihkan uang sedikit demi sedikit. Setelah mendaftar perempuan setengah baya ini semakin giat melunasi ongkos haji dalam delapan tahun belakangan.
Dia juga berjanji setelah selesai menunaikan ibadah haji, tidak akan meninggalkan profesinya sebagai tukang pijat keliling. Hak itu karena berkah menggeluti sebagai tukang urut keliling mampu berangkat ke Tanah Suci.
"Selagi diberi kesehatan dan Ridho Allah, setelah pulang berhaji tidak akan meninggalkan profesi sebagai tukang pijat," ucap Sugiharti.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada kalanya ia tak bisa menabung karena pasien pijatnya terlalu sedikit
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaPasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaBertahun-tahun, tak ada anggota keluarganya yang tahu bahwa nenek Ngatima akan pergi haji
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenabung sejak 1996, pada tahun 2012 mereka berhasil mendaftar sebagai calon jamaah haji.
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaShohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca Selengkapnya