190 WNA Jemaah Tablig Akbar Terjebak di Tanjung Priok Gara-Gara Tak Ada Penerbangan
Merdeka.com - Sebanyak 190 Warga Negara Asing (WNA) jemaah tablig akbar terjebak di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara lantaran tidak adanya penerbangan ke negara mereka masing-masing.
Mereka menginap di Masjid Al Muttaqien, Sunter Agung Tanjung Priok. Jumlah tersebut menurut data yang dilaporkan Ketua RT 24 RW 01 Suparjiono.
Suparjiono menjelaskan, jemaah yang berada di masjid tersebut berasal dari berbagai negara seperti India, Bangladesh, Pakistan dan sebagainya. Kedatangannya ke Indonesia dalam rangka berdakwah dari masjid ke masjid.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Dimana pusat karantina haji pertama di Indonesia? Pusat Karantina Haji Pertama Mengutip situs Kemenag RI, pusat karantina haji pertama di Indonesia ada dua, yakni di Pulau Rubiah, Provinsi Aceh, dan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Sejak beberapa hari lalu singgah sementara di Masjid Al Muttaqien karena program dakwah terhenti akibat virus Corona atau Covid-19 merajalela di Indonesia.
"Dia punya program tabliq yang selama tahun roadshow dari mesjid ke mesjid baik itu di satu kota maupun antar kota. Begitu ada kabar corona ada tempat-tempat tertentu yang tidak mengizinkan mereka untuk dakwah lagi mau gak mau mereka ke induknya lah. Induknya ini kan di Masjid Al Muttaqien," papar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (20/4).
Suparjiono menyampaikan, total keseluruhan jamaah awalnya berjumlah 266 orang. Sebanyak 24 jemaah diantaranya di antara ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. Sisanya, 190 jemaah masih tinggal di masjid.
Suparjiono meluruskan, jemaah bukanlah sedang diisolasi. Tapi terjebak lantaran tidak bisa pulang. Suprjiono menyamakan kondisi ini dengan jemaah Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang berdakwah di sejumlah negara di Asian.
"Mau pulang tapi terkendala tiket pesawat. Kemarin mereka sudah punya tiket resmi begitu mau pulang, pesawat yang harusnya ke pakistan gak ada. Jadi balik lagi," ucap dia.
Terpisah, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati membenarkan, sebanyak 24 jemaah positif saat menjadi rapid test Covid-19 pada 14 April 2020 kemarin. Pihaknya pun telah merujuk jamaah untuk dilakukan perawatan di RS Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat.
"Kami temukan 24 orang yang positif rapid test lalu di bawa ke RS Covid-19 yang ada di Wisma Atlet Kemayoran. Kami juga sudah melakukan tes swab kepada mereka tapi hasilnya belum keluar," ucap dia saat dihubungi.
Yudi menjelaskan, saat itu mendengar ada Jemaah dari luar negeri, dan beberapa daerah datang ke Masjid Al Muttaqien, Sunter Agung Tanjung Priok.
"Karena ada pendatang kami harus periksa dong jangan sampai ada masuk gak diperiksa. Dilakukan rapid test 14 April 2020. Hasilnya ada yang positif 24 orang. Itu gabungan beberapa WNI dan beberapa WNI," ucap dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjelang pelaksanaan ibadah haji, kawasan Masjidil Haram kian padat
Baca SelengkapnyaSemula penerbangan ratusan jemaah haji dengan nomor GA 1231 akan diberangkatkan pada Senin 15 Juli pukul 01.50 WAS.
Baca SelengkapnyaBagi jemaah haji yang sakit atau lansia disarankan tidak turun sehingga salat sunnah dan niat dilakukan di dalam bus.
Baca SelengkapnyaRombongan jemaah haji asal embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) menjadi salah satu jemaah yang tiba di Arafah.
Baca SelengkapnyaJemaah haji Indonesia ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz.
Baca SelengkapnyaRencananya mereka akan dipulangkan pada Sabtu (1/6) malam sekitar jam 23.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Baca SelengkapnyaJemaah haji dan petugas yang telah diterbangkan ke Tanah Air berjumlah 58.894 orang
Baca SelengkapnyaMereka diamankan lantaran tidak bisa menunjukkan visa haji sebagai syarat masuk ke Kota Suci Mekkah.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan wukuf di Arafah baru akan dilakukan usai salat zuhur.
Baca SelengkapnyaIa menyebut karena masalah pesawat, membuat 448 jemaah haji harus kembali ke hotel.
Baca SelengkapnyaSebanyak 441 jemaah haji kloter 5 Embarkasi Makassar akan diberangkatkan pada Rabu (15/5) besok.
Baca SelengkapnyaSetelah menyelesaikan fase mabit di Mina, jemaah akan melakukan tawaf Ifadhah dan Sa’i untuk menyelesaikan rangkaian haji.
Baca Selengkapnya