2 Jenazah berhasil dikenali, Susandini Liman dan Justin Giovani
Merdeka.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali berhasil mengidentifikasi dua jenazah korban tragedi AirAsia QZ8501, Sabtu siang (10/1). Satu dari dua jasad yang teridentifikasi ini, anak dari Indah Juliangsih, jenazah yang sudah teridentifikasi sebelumnya.
"Di hari ke 14 ini, kita sudah menerima 48 jenazah, dan sudah berhasil mengindentifikasi total 29 jenazah, sehingga tersisa 19 jenazah yang belum teridentifikasi," terang Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budiyono dalam gelar pers, Surabaya.
Dijelaskan Budiyono, tambahan dua jenazah teridentifikasi itu adalah jenazah dalam peti berlabel B041 dan B013.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Siapa yang meninggal dalam kecelakaan itu? Di waktu yang bersamaan, tiba-tiba kendaraannya ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang. Kendaraan yang ditumpangi satu keluarga itu kemudian terhempas beserta seluruh orang yang berada di dalam mobil.
-
Siapa saja yang tewas dalam kecelakaan helikopter? Presiden Ebrahim Raisi dan juga Menlu Iran dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut.
"Berdasarkan metode primer, yaitu pada pemeriksaan gigi serta data sekunder berupa foto keluarga, ternyata ada kesamaan antara postmortem dan antemortemnya," katanya.
Sehingga, masih kata dia, jenazah dengan label B041 tidak terbantahkan lagi adalah penumpang AirAsia atas nama Susandini Liman, usia 38 tahun, jenis kelamin perempuan dan warga Malang.
"Sedangkan untuk jenazah B013, ini yang menarik ada kesamaan dengan dua jenazah yang sudah kita identifikasi sebelumnya. Seperti diketahui, dalam pesawat AirAsia ini, ada satu keluarga yang menjadi penumpangnya."
"Dari pemeriksaan primer, ternyata ada kecocokan dengan sampel DNA pada ibu korban yang sduah kita identifikasi pada tanggal 7 Januari lalu," sambungnya.
Seperti diketahui, pada 7 Januari lalu, Polda Jawa Timur merilis delapan jenazah yang sudah teridentifikasi. Dua di antaranya adalah jenazah B014 atas nama Indah Juliangsih (44), warga Surabaya dan anak kandungnya, Nico Gieovani (17), dengan peti jenazah berlabel B017.
Sementara saat hendak ke Singapura pada 28 Desember 2014 lalu, Indah menumpang AirAsia QZ8501 bersama tiga anggota keluarganya, yaitu suaminya dan dua anak kandungnya, yaitu Nico dan Justin Giovani.
"Nah, pada jenazah B013 ini, setelah kita lakukan pemeriksaan gigi dan sidik jari, serta data skunder, ternyata ada kesamaan dengan jenazah yang sudah kita identifikasi sebelumnya (Indah Juliangsih dan Nico Giovani)," katanya.
Dengan demikian, masih kata dia, sudah tidak terbantahkan lagi, bahwa jenazah dengan label B013 adalah Justin Giovani, usia 9 tahun, warga Surabaya, yang merupakan anak kandung dari Indah Juliangsih.
"Saat ini, tinggal ayah kandung Justin yang belum ditemukan dan masih dalam proses. Sementara dari 48 jenazah yang kita terima, tinggal 19 yang masih belum. Itu masih menjadi PR bagi kami," tandas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lima jenazah lainnya masih belum teridentifikasi karena terganjal beberapa hal.
Baca SelengkapnyaDari total 12 jenazah, tujuh di antaranya laki-laki dan 5 perempuan.
Baca SelengkapnyaKerja sama tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban
Baca SelengkapnyaTim forensik terlihat mengecek dari atas jembatan, melihat celah jembatan kemudian turun ke bawah jembatan.
Baca SelengkapnyaPada pukul 04.25 Wib, jenazah atas nama Suwanda (55) telah diserahkan kepada keluarganya.
Baca SelengkapnyaProses identifikasi satu jenazah membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam.
Baca SelengkapnyaPenyerahan jenazah, lanjut Jules, akan difasilitasi oleh Pemprov Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaPengungsi banjir bandang Ternate mencapai 187 orang telah ditempatkan di lokasi pengungsian di SMKN 4 Kota Ternate.
Baca SelengkapnyaSaat ini, 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi berhasil ditemukan, 22 di antaranya meninggal dunia.
Baca Selengkapnya12 Korban Kecelakaan Maut di Km 58 Tol Jakpek Bukan Sekeluarga, Sembilan Jenazah Teridentifikasi
Baca Selengkapnya