2 Kali mahasiswa Trisakti mengaku 'anak jenderal'
Merdeka.com - Mengaku jadi anak orang terpandang rupanya kini sedang tren di kalangan muda Indonesia. Dengan dalih bapaknya orang berpengaruh di negeri ini, si anak bermimpi bisa melakukan apa saja seenaknya dan disegani banyak orang.
Pengakuan yang sering terlontar adalah bapak atau si anak tersebut berasal dari keluarga polisi maupun TNI. Biasanya, asal usul keluarga jadi-jadian itu terlontar saat mereka dalam situasi terdesak untuk mendapat kemudahan.
Teranyar, kasus mahasiswa Trisakti yang mengaku anak Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Dengan akal-akalannya itu, Febri memaksa petugas untuk membuka portal Transjakarta yang menutup jalur busway di daerah Galur, Jakarta Pusat, sehingga Honda Jazz silver yang dia kendarai bisa melintas.
-
Bagaimana frenemy menjatuhkan orang lain? 'Dia akan melontarkan kalimat yang tujuannya menjatuhkanmu, namun dibalut seolah-olah ucapannya adalah sebuah kritik yang harus kita terima.'
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa itu keperjakaan? Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
-
Siapa yang terdampak membentak anak? 'Anak yang sering dibentak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah serta kekurangan rasa percaya diri,' jelas Dr. Mehta.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
Belakangan terkuak di tubuh pria 18 tahun ini tak sedikit pun mengalir darah jenderal. Melalui seorang pria Devi Suhartoni, yang mengaku ayah Febri, menjelaskan mereka hanya keluarga petani karet asal Balikpapan.
Perilaku anaknya membuat Devi malu. Dia pun bingung, bagaimana bisa Febri yang berasal dari keluarga biasa mengaku anak orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
Cerita mahasiswa Trisakti yang mengaku keluarga jenderal bukan kali ini saja terjadi. Di kasus sebelumnya, seorang mahasiswa Trisaksi yang sedang berdemo di depan Istana Merdeka terlibat bentrok dengan pewarta, salah satu jurnalis dari televisi swasta bernama Sukron. Sukron dipukul mahasiswa Universitas Trisakti bernama Muhammad Ardinal yang mengaku anak seorang Brigjen TNI.
Setelah ditelusuri ke kediamannya di Jl Tali IV nomor 8 RT 005 RW 008 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, ternyata Ardinal bukanlah anak jenderal TNI. Menurut pengakuan tetangganya, ayah Ardinal hanyalah kepala Pemadam Kebakaran di Jakarta Barat bernama Karim.
Lalu apa tanggapan pihak kampus pada kelakuan anak-anak didiknya?
Humas Kampus Trisakti, Hasijani H, menegaskan kelakuan dua mahasiswa yang mengaku dari keluarga jenderal itu cukup mempermalukan kampus. Tapi dia yakin tindakan itu hanya dilakukan segelintir mahasiswa.
"Saya yakin tidak semua mahasiswa kita seperti itu. Paling oknum saja. Biasa yang suka gini itu, yang masih bawah-bawah biar gaya-gayaan. Jadi saya tegaskan ini kasus per kasus tidak semua demikian," tegas Hasijani, saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (1/8).
Dia menambahkan, dua insiden itu sebenarnya terjadi di luar kampus dan tentu bukan jadi tanggung jawab mereka. Meski demikian, dia mempersilakan anak-anak nakal seperti itu diproses secara hukum.
"Kalau memang bersalah silakan diusut. Karena kejadian di luar kampus jadi bukan wewenang kampus menyelesaikannya. Kampus tentu tak akan memberikan pembelaan pada mereka," jelasnya.
Kasus terakhir yang dilakukan Febri, lanjut Hasijani, jelas melukai hati anak-anak didik lainnya yang tak berperangi demikian.
"Saya prihatin ada mahasiswa sampai ngaku-ngaku anak jenderal. Itukan melukai teman-teman lain. Jujur saya kesal banget itu sama si Febri, sok jago benar, padahal sudah jelas-jelas juga," tambahnya.
Selaku humas, Hasijani sebenarnya tidak mengenal betul sosok Febri, termasuk prestasi akademisnya di kampus. Tapi dia pernah mendengar, mahasiswa fakultas Ekonomi itu memang anak orang berada.
"Soal prestasi dan keseharian di kampus yang tidak terlalu tahu, tapi yang saya tahu dia memang anak orang kaya," katanya.
Belajar dari kasus ini, Hasijani berpesan pada mahasiswanya untuk menjaga nama baik kampus dan bertanggung jawab lah bila salah. Terkait kasus ini, dia pun berjanji pihak kampus siap diminta keterangan oleh polisi.
"Kita pasti kooperatif kalau diminta ketarangan kepolisian," tandas Hasijani.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaSaat penganiayaan terjadi korban FF dipukul beberapa kali di bagian perut dan wajah.
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaSaat ini korban FF yang dipukul dan ditendang korban sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Tribrata putra Ferdy Sambo sedang pendidikan Akademi Kepolisian.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Jambi Dikeroyok Oleh Anak Club Mobil Belum Sadar, Polresta Jambi Ringkus Dua Orang Pelaku
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Bekasi, inisial AS (20) kritis di rumah sakit. Dia babak belur dihajar tiga orang pria di Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Baca SelengkapnyaDandim mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks
Baca SelengkapnyaMaruli menilai penyerangan ini karena emosi sesaat prajurit muda
Baca SelengkapnyaAksi perundungan dialami oleh Siswa SMP Negeri 2 Cimanggu di Cilacap oleh temannya sendiri. Korban mengalami luka akibat penganiayaan yang dilakukan temannya.
Baca SelengkapnyaSalah satu pelajar bahkan diamankan polisi saat bersembunyi di Cikarang, Bekasi.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca Selengkapnya