2 Lansia di Banyumas Meninggal Usai Vaksin, Ombudsman Minta Kemenkes Tambah Skrining
Merdeka.com - Dua orang lansia di Banyumas, Jawa Tengah meninggal dunia sehari setelah menerima vaksin Covid-19 tahap pertama. Lansia tersebut disuntik vaksin pada tanggal 8 Maret dan dibawa ke RSUD Banyumas pada 9 Maret karena serangan jantung.
"Setelah kita cek ternyata almarhum punya penyakit penyerta serangan jantung," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo di Semarang, Senin (15/3).
Menanggapi hal ini, Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar penyelenggara vaksinasi menambah proses skrining kesehatan dalam tahapan pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat umum mendatang.
-
Kenapa orang meninggal karena penyakit jantung ? Menurut data yang disampaikan Prima, setiap tiga detik ada orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner atau stroke di dunia. Di Indonesia, satu dari sepuluh kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner, dan pada tahun 2016, biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung mencapai Rp7,4 triliun, angka tertinggi dibandingkan penyakit lainnya.
-
Penyebab apa dari serangan jantung? Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung terhambat, umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner akibat penumpukan plak kolesterol. Jika tidak segera ditangani, jaringan jantung yang kekurangan oksigen dapat mati, menyebabkan henti jantung mendadak.
-
Apa itu Penyakit Jantung Koroner? Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi akibat penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner, yang merupakan jalur utama untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke otot jantung.
-
Siapa yang meninggal karena kanker? Pada 30 November 2003, Adhemar Dion, ayah Celine Dion, meninggal dunia karena kanker di Montreal, Kanada, saat berusia 80 tahun.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Kenapa penyakit jantung koroner mematikan? Penyakit arteri koroner ini terjadi apabila arteri yang memompa darah ke jantung mengeras dan menyempit. Penyebab dari penyakit arteri koroner ini umumnya adalah penumpukan plak dan kolesterol di bagian arteri.
"Mungkin prosesnya perlu ditambah 1 proses lagi ya sebelum disuntik vaksin, jadi bukan hanya ditensi saja agar bisa diidentifikasi lebih akurat lagi," kata Najih saat dihubungi merdeka.com, Selasa (16/3).
Bukan hanya itu, dia juga menyarankan agar para calon penerima vaksin untuk membawa rekam medis kesehatannya masing-masing ke tempat pelaksanaan vaksinasi. Sehingga kata Najih, calon penerima vaksin tidak bisa membohongi petugas dalam proses skrining. Dengan begitu, kasus-kasus fatal yang disebut-sebut terjadi pasca vaksinasi bisa dihindari.
"Kalau perlu, disuruh bawa medical record. Ini untuk menghindari adanya korban atau dampak vaksinasi yang tidak sesuai harapan," kata dia.
Sebenarnya, kata Najih, tahapan-tahapan skrining dalam pelaksanaan vaksinasi saat ini sudah baik. Namun dia melihat, ada banyak peserta vaksinasi di tahap kedua yang membohongi petugas terkait kondisi kesehatannya saat itu ataupun terkait riwayat penyakit yang selama ini ia alami. Oleh karena itu, dia meminta agar calon penerima vaksin jujur saat ditanya oleh petugas skrining.
"Menurut saya sudah baik ya tahapannya, mulai dari meja 1-4, tapi saya melihat, ada ketidakjujuran dari orang yang divaksin. Padahal punya komorbid, tapi bilangnya tidak punya," ungkapnya.
"Kemarin itu, ada ASN yang kolaps setelah divaksin. Dia tahu kalau dirinya sakit, tapi tidak jujur akhirnya dia harus masuk ke ICU kecil itu. Jadi masyarakat harusn jujur," kata Najih bercerita.
Meskipun belum ditemukan hasil penelitian yang membuktikan kejadian-kejadian tersebut merupakan efek samping vaksinasi. Namun menurutnya, para petugas yang melakukan skrining harus lebih teliti lagi sebelum menentukan apakah orang tersebut bisa divaksin atau tidak. Karena kata dia, lebih baik menghindari, daripada semakin banyak korban yang berjatuhan.
"Tentu ini jadi proses pembelajaran. Kita berharap, semakin baik lagi proses/tahapan vaksinasinya. Sehingga tidak ada korban lagi. Lebih teliti lagi skriningnya, pastikan betul-betul sehat," kata Dosen Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Penjelasan Dinkes Jateng
Diberitakan, Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebut dua lansia meninggal usai divaksin di Banyumas bukan karena efek kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), tapi adanya serangan jantung.
"Setelah kita cek ternyata almarhum punya penyakit penyerta serangan jantung," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo di Semarang, Senin (15/3).
Dia menyebut dua lansia asal Kabupaten Banyumas meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19, Senin (8/3). Namun, usai menjalani vaksinasi tahap pertama, Dinkes Banyumas menerima laporan bahwa kedua lansia tersebut dibawa ke RSUD Banyumas karena mengalami serangan jantung, Selasa (9/3), dan mereka meninggal dunia.
"Kita dapat laporannya bahwa dua orang yang sudah sepuh meninggal setelah kondisinya kritis di rumah sakit," jelasnya.
Secara keseluruhan, selama proses vaksinasi berlangsung sampai saat ini, sejumlah warga mengeluhkan efek samping yang ditimbulkan mulai dari nyeri pada lengan tangan sampai mengantuk.
"Setiap orang gejalanya beda-beda," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kedua lansia yang meninggal di Banyumas tak ada hubungannya dengan vaksinasi
"Kejadian di Banyumas ada yang meninggal karena sakit jantung," kata Ganjar.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca Selengkapnya137 Anggota KPPS di Surabaya Jatuh Sakit, 2 Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaBanyak petugas yang mengalami kelelahan sehingga beberapa dari mereka meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDua orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMereka meninggal di saat sedang dan usai bertugas pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes mencatat 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan Yogyakarta saat ini tengah menunggu hasil tes darah dari 45 pasien.
Baca SelengkapnyaHingga bulan Juli 2024 sudah ada sekitar 60 juta penduduk Indonesia yang melakukan skrining kesehatan berdasarkan by name by address.
Baca SelengkapnyaKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaJemaah haji yang meninggal berasal dari Embarkasi Majalengka (KJT) sebanyak 23 orang, sedangakan dari Jakarta-Bekasi (JKS) 69 orang.
Baca Selengkapnya