2 Siswa SMK Sampit bikin aplikasi anti-kejahatan anak
Merdeka.com - Maraknya kasus kejahatan anak mendorong dua siswa SMK Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah membuat aplikasi khusus. Dengan menggunakan aplikasi itu, maka para orangtua tak perlu lagi merasa was-was mengawasi anak-anak mereka.
"Orangtua bisa memantau keberadaan anak mereka melalui telepon seluler yang sudah ada aplikasi ini. Selama dia membawa telepon seluler itu, orangtuanya bisa mengetahui di mana keberadaan anak mereka," kata kata siswa SMK Sampit Mahendra Fajar didampingi Rahmat Hidayat, Selasa (27/9), demikian dilansir Antara.
Aplikasi itu diberi nama Mobile Children Tracker atau disingkat MC Tracker. Berkat itu pula, keduanya berhasil menjadi juara Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Nasional 2016 untuk bidang Cipta Karya Kreasi Software di Bandung.
-
Kode bahaya apa yang digunakan oleh siswi SMK? Siswi SMK di Surabaya yang diperkosa anggota TNI sempat meminta pertolongan dengan cara memberi isyarat atau kode tangan mengepal pada orang di sekitarnya.
-
Bagaimana siswi SMK memberi sinyal bahaya? Siswi SMK di Surabaya yang diperkosa anggota TNI sempat meminta pertolongan dengan cara memberi isyarat atau kode tangan mengepal pada orang di sekitarnya.
-
Apa yang siswa SMP itu lakukan? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Bagaimana kenakalan remaja di Sumut? Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang kian mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
-
Bagaimana cara siswa SMP Wonosobo membuat inovasi mereka? “Kita melakukan empat eksperimen. Yang pertama dengan mencampurkan lima gram polysterin, lalu 10 gram, 15 gram, dan 20 gram. Dari eksperimen tersebut, kita menemukan komposisi yang ideal yaitu di 15 gram polysterin,“ kata Navallo, dikutip dari kanal YouTube Official WEB TV Wonosobo. Dalam melakukan eksperimen itu, Navallo memilih limbah styrofoam, hal ini mengingat limbah styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500-1 juta tahun untuk dapat terurai.
-
Bagaimana mengatasi anak sekolah yang takut? 'Anak-anak menikmati kemandirian baru mereka pada usia ini, tetapi mereka juga takut akan hal itu,' jelas Dr. Ann-Louise T. Lockhart, PsyD, ABPP. Orangtua harus peka terhadap ketakutan ini dan membantu anak menghadapinya dengan tenang.
Aplikasi buatan mereka menjadi yang terbaik mengalahkan hasil kreasi siswa dari daerah lain di Indonesia.
Mahendra mengaku, ide membuat aplikasi itu muncul ketika dia menyaksikan berita banyaknya kasus penculikan dan kekerasan terhadap anak. Dia berangan-angan menciptakan alat yang bisa menjadi peringatan dini atau petunjuk jika anak-anak dalam bahaya.
Aplikasi android dipilih karena dua siswa Kelas XII Rekayasa Perangkat Lunak di SMKN 1 Sampit itu melihat, saat ini anak-anak umur 9 hingga 13 tahun sudah banyak menggunakan telepon seluler berbasis android. Ini sangat tepat karena telepon seluler hampir selalu dibawa ke mana pun oleh anak-anak.
MC Tracker bisa dengan mudah diunduh secara gratis. Dengan memasang aplikasi itu di telepon seluler milik anak dan orang tua, maka orang tua akan bisa mengetahui di mana posisi anak mereka saat itu.
"Aplikasinya sudah dibuat dengan bahasa visual basic sebelum perlombaan. Saat lomba, ditawari membuat dengan bahasa java, jadi sedikit kesulitan sempat sebulan. Sejak 5 September lalu sudah bisa diunduh gratis di "play store", tapi 26 Agustus lalu juga sudah kami pasang di salah satu situs," kata Mahendra.
Belum ada royalti apapun yang mereka dapat, namun mereka senang bisa berbagi dan membantu masyarakat melalui karya mereka. Hak cipta MC Tracker sudah didaftarkan saat lomba karena menjadi salah satu persyaratan lomba.
Aplikasi ini juga bisa dikembangkan untuk kepentingan kondisi darurat membantu tugas Kepolisian, pemadam kebakaran, tim SAR dan lainnya. Aplikasi ini bisa membantu mendeteksi lokasi kejadian dengan cepat.
Kedua siswa berprestasi ini juga berangan-angan aplikasi karya mereka tersebut bisa dikembangkan sebagai alat peringatan dini ancaman bahaya. Pengguna aplikasi tinggal meng-klik atau menekan tombol yang kemudian dengan cepat terhubung dengan orang tua, polisi, pemadam kebakaran dan lainnya.
Kepala SMKN 1 Sampit, Lismayani mengaku bangga dengan kemampuan dan prestasi siswanya tersebut. Pihak sekolah selalu mendorong dan mendukung apapun hal positif yang disampaikan siswa.
"Ketika mengetahui mereka masuk tiga besar pun kami sudah sangat bersyukur, apalagi ternyata bisa menjadi juara. Ini luar biasa. Sekolah sangat mendukung dan selalu mendorong anak-anak berani mencoba," kata Lismayani.
Dia berterima kasih karena para guru selalu bersemangat mendampingi siswa untuk menghasilkan karya-karya dan prestasi. Capaian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi motivasi bagi siswa lainnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus asusila ini tak hanya merusak masa depan anak, namun juga membuat mereka harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaParah! Dua pelaku begal di Cikarang Barat mengaku baru lulus SD. Pengakuan keduanya terungkap usai diamankan warga setelah melancarkan aksi perampasan.
Baca SelengkapnyaPemkot Surabaya menggagas klinik sahabat sebagai ruang aman bagi anak-anak untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah
Baca Selengkapnyapihak sekolah langsung memanggil para orangtua dari para siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaPolres Padang Sidempuan gelar sosialisasi kepada pelajar tentang bijak menggunakan media sosial yang bertajuk 'Polwan Goes To School'.
Baca SelengkapnyaAplikasi tersebut digunakan untuk melaporkan kejadian perundungan yang terjadi di sekolah.
Baca SelengkapnyaKomisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan juga memberikan pendampingan terhadap pelajar pelaku kekerasan dan perundungan di SMA Binus School Serpong.
Baca Selengkapnya400 Pelajar dari 40 tim SMA sederajat di Kota Batam mengikuti kompetisi tersebut.
Baca SelengkapnyaRibuan orang tua siswa di Banyuwangi telah mengikuti pendidikan parenting, Sekolah Orang Tua Hebat (Sobat), yang difasilitasi oleh Pemkab Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaDua KJP dicabut itu milik siswa yang terlibat tawuran pada 12 Maret dan 16 Juli di Johar Baru, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaAksi bertanggung jawab pihak sekolah SMP Pesat Bogor ini viral.
Baca Selengkapnya