2 Siswa SMP Negeri 1 Turi Ditemukan Tewas, Total Korban 10 Orang
Merdeka.com - Seluruh siswa SMP Negeri 1 Turi yang dinyatakan hilang telah ditemukan oleh tim SAR gabungan. Total ada 10 siswa SMP Negeri 1 Turi yang telah ditemukan. Kesepuluh siswa ini ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Dua korban yang terakhir ditemukan adalah Yasinta Bunga dan Zahra Imelda. Keduanya ditemukan di area yang sama namun dengan jam yang berbeda.
Humas Basarnas DIY, Pipit Eriyanto mengatakan satu korban ditemukan meninggal dunia pada pukul 05.30 WIB di DAM Matras. Korban ditemukan mengapung oleh tim SAR gabungan.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Korban ditemukan di DAM Matras pukul 05.30 WIB. Lokasi penemuan berjarak 400 meter dari lokasi pertama korban dilaporkan hilang," ujar Pipit, Minggu, (23/2).
Pipit menerangkan untuk korban kedua juga telah ditemukan oleh tim SAR gabungan yang melakukan penyusuran. Korban, sambung Pipit ditemukan di lokasi yang sama dengan penemuan korban sebelumnya yaitu di DAM Matras.
"Pada hari Minggu 23 Februari ditemukan lagi 1 korban (korban kedua) di DAM Matras dengan estimasi jarak 400 meter dari tempat kejadian pertama korban dilaporkan hilang," ungkap Pipit.
Pipit menjabarkan kedua korban yang ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY. Setelahnya korban akan diserahkan ke pihak keluarga.
Pipit menerangkan dengan penemuan dua siswa terakhir maka seluruh siswa yang dinyatakan hilang saat mengikuti kegiatan Pramuka dalam kemasan susur sungai seluruhnya telah ditemukan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua perahu bermuatan penumpang 14 orang tertimpa rumah kontainer di area PHE WMO (Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore), Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTim SAR menemukan seorang lagi korban banjir bandang yang menerjang pemukiman di Desa Simangulampe, Bakti Raja, Humbahas.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan jasad korban banjir bandang di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Korban diidentifikasi sebagai Suardi (70) dan Mutmita (5).
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca Selengkapnya10 korban diantaranya merupakan guru dan pelajar yang sedang bepergian dalam rangka perpisahan sekolah.
Baca SelengkapnyaKedua jenazah ditemukan tak jauh dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP)di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Karo.
Baca SelengkapnyaDua bocah, Nurfaqiah Hadiawan (12) dan Rafih (12), ditemukan tewas tenggelam di Danau Puri Kartika, Kota Tangerang, Minggu (7/1) sekitar pukul 07.10 WIB.
Baca SelengkapnyaKasatlantas Polres Ngawi AKP M Sapari mengatakan pihaknya telah memeriksa Riwiyono (55), sopir bus PO Pratama Putra yang membawa para siswa SMAN 1 Sidoarjo.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP ditemukan tewas di belakang sekolahnya pada pagi tadi, Senin (9/10).
Baca SelengkapnyaJarak sungai dengan sekolah tidak sampai satu kilometer.
Baca SelengkapnyaLongsor terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, KBB, Minggu (25/3) malam.
Baca SelengkapnyaPerkelahian massal itu berawal dari ajakan melalui salah satu platform media sosial (medsos).
Baca Selengkapnya