2 Tahun berlalu, keluarga masih berharap pembunuh Akseyna dibekuk
Merdeka.com - Misteri kematian mahasiswa Fakultas MIPA jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori hingga kini belum terkuak. Padahal, dua tahun sudah sejak penemuan jenazah Akseyna di danau UI yang lengkap dengan tas ransel berisi batu.
Kolonel Mardoto, ayahanda Akseyna mengungkapkan pihak keluarga masih menaruh harapan besar kepada Kepolisian untuk segera menguak kasus tersebut. Pasalnya, disinyalir, Akseyna tewas dibunuh.
"Tentang kasusnya kami mengharapkan polisi untuk terus melakukan penyidikan, karena itu memang tugasnya dan makin ditingkatkan," ujar Mardoto usai dihubungi merdeka.com, Senin (27/3).
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Bagaimana Gislayne menangkap pembunuh ayahnya? Pada tanggal 25 September 2024, hanya dua bulan setelah memulai karirnya sebagai polisi, Gislayne berhasil menangkap Gomes yang bersembunyi di sebuah peternakan di daerah Nova Cidade, dekat Boa Vista.
-
Kenapa keluarga curiga AKBP Buddy dibunuh? Keluarga tak percaya klaim polisi bahwa AKBP Buddy bunuh diri dan merasa ada yang janggal Paman AKBP Buddy, Cyprus A Tatali, mengaku ponakannya meninggal usai menerima telepon Dugaan Keluarga Cyprus menduga kematian AKBP Buddy terkait pekerjaannya yang bersinggungan dengan mafia narkoba Keluarga curiga Buddy dibuang ke rel kereta untuk menghilangkan jejak aksi pembunuhan
-
Kapan pembunuhan keluarga itu terjadi? Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Zaman Batu sekitar 5.000 tahun lalu.
-
Kenapa Kejaksaan Agung tahan tersangka? Setelah ditetapkan sebagai tersangka, RD dilakukan penahanan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung selama 20 hari ke depan.'Terhitung dari tanggal 29 Maret sampai dengan 17 April,' tutup Ketut.
-
Kenapa keluarga APD mencabut laporan polisi? 'Sehingga saya menghargai orang tua pelaku, sedangkan alasan kita untuk mencabut laporan polisi, karena tersulut emosi membuat laporan ke polisi melihat anak yang merintih kesakitan di rumah sakit,' jelasnya.
"Berharap dengan cepat pelaku dapat ditemukan," tambahnya.
Mardoto mengungkap sempat menghubungi Kapolresta Depok yang baru yakni Kombes Herry Heryawan. Saat itu, ia menanyakan perkembangan kasus kematian Akseyna serta meminta izin untuk mengambil barang-barang almarhum di kamar indekosnya.
"Pertama saya tanya perkembangannya. Kedua saya minta izin mengambil barang-barang milik anak saya yang di kosan. Sabtu kemarin saya didampingi oleh kasat Reskrim ambil barang-barang itu, soalnya sudah dua tahun tidak ada perkembangan jadi biar keluarga yang merawat barang-barangnya. Kalau pertanyaan pertama belum ada perkembangan. Saya baca di media online di Polda Hendy (Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan) bilang belum ada perkembangan, itu yang saya baca di media online," bebernya.
Sebelumnya, jasad mahasiswa berprestasi itu ditemukan mengambang di Danau Kenangan yang ada di dalam kampusnya, 26 Maret 2015 silam.
Saat itu, Fauzi, salah satu mahasiswa di kampus yang sama menaruh curiga akan apa yang ia lihat di permukaan pinggir danau. Setelah dicermati, rupanya benda mencurigakan tersebut tubuh seorang laki-laki yang sudah terbujur kaku.
Saat ditemukan, jenazah Akseyna menggendong ransel yang belakangan diketahui berisi batu seberat 14 kilogram.
Mulanya, kepolisian menduga Akseyna tewas bunuh diri. Pasalnya, ditemukan sepucuk surat yang berisi dirinya akan pergi jauh.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.
Baca SelengkapnyaPolisi Beberkan Kendala Kasus Tewasnya Mahasiswa UI Akseyna, Begini Reaksi Keluarga
Baca SelengkapnyaSembilan tahun lalu, tepatnya 26 Maret 2015, mahasiswa Akseyna Dori ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia.
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana memastikan dirinya tak diam atas kasus ini. Namun dia meminta pihak lain tak membuat asumsi yang membuat keluarga mereka tersakiti.
Baca SelengkapnyaHaniyah ditemukan tewas di garasi rumah majikannya, Masrukhin, pada 4 Desember 2016, dengan luka-luka akibat kekerasan benda tumpul.
Baca SelengkapnyaDengan suara bergetar dan menangis, Rudi mengatakan terus mencari para tersangka yang telah mengambil nyawa sang anak
Baca SelengkapnyaLembaga Bantuan Hukum (LBH) Anshor menilai kasus pembunuhan Haniyah mirip Vina Cirebon dan menuntut polisi usut tuntas kasus kematian Haniyah.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya menyerahkan diri ke kantor polisi setelah dua tahun bungkam.
Baca SelengkapnyaSang istri masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, pelaku pembunuhan mahasiswa Ubaya belum disidang.
Baca SelengkapnyaPria pengangguran itu telah menghilangkan nyawa KRA dengan cara sadis.
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.
Baca Selengkapnya