2 WNI diculik, Fahri Hamzah desak Pemerintah 'tekan' Papua Nugini
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendesak pemerintah mengambil langkah tegas terhadap upaya penyelamatan dua WNI yang kini tengah disandera di Papua Nugini. Fahri menilai permasalahan ini sudah menyangkut hubungan bilateral kedua negara yakni Indonesia dan Papua Nugini sendiri.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menuding jika Papua Nugini sudah melindungi pemberontak dan penculik sehingga Indonesia berhak menggunakan 'bargaining position' nya untuk menekan pemerintahan negara tetangga tersebut.
"Kalau saya, yang kita tekan itu Papua Nugininya, 'Anda melindungi pemberontak dan penculik'. Nah ini kan jadi persoalan bilateral," ujar Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/9).
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Bagaimana Satgas BAKTI mengatasi kendala di Papua? Sementara itu, terdapat 297 lokasi lainnya yang masih dalam tahap pembangunan karena menghadapi kendala masalah keamanan di wilayah Papua.
-
Apa yang ditemukan di Papua? Viral Penemuan Tank Terkubur di Dalam Tanah di Papua, Diduga Peninggalan Perang Dunia II
-
Kenapa Paus Fransiskus ke Indonesia? 'Sebentar lagi Yang Teramat Mulia Paus Fransiskus akan tiba di Jakarta. Kunjungan ini adalah kunjungan yang sangat bersejarah. Sudah direncanakan beberapa tahun lalu tapi tertunda karena pandemi covid,' ujarnya.
"Kasih peringatan ke Papua Nugini, bisa selesaikan enggak? Kalau enggak, kami masuk ke situ. Kirim aja itu skuadron angkatan udara kita ke Papua Nugini, terus ambil itu sandera," katanya menambahkan.
Selain itu, Fahri meminta agar media dan publik, tidak menggiring masalah ini ke konteks gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sebab, hal itu tidak lebih realistis, dibanding dengan hubungan bilateral yang harus dikoordinasikan pemerintah RI dengan pemerintah Papua Nugini.
"Saya enggak tahu juga, apakah itu betul OPM atau bukan. Masalahnya ini (terjadi) bukan di Indonesia, tapi di luar negeri. Jadi, menurut saya OPM-nya tidak relevan, tapi Papua Nugininya. Jangan OPM terus yang dibahas, seolah-olah ini hanya masalah internal," pungkasnya.
Sementara itu, mantan Kasum TNI Letjen TNI Purn Suryo Prabowo menilai, operasi militer untuk membebaskan para sandera adalah opsi paling akhir yang harus dilakukan jika langkah negosiasi gagal.
"Penyanderaan yang melibatkan dua negara memang memakan waktu lama. Jadi penyanderaan ini tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi memilih opsi militer, mengerahkan tentara itu pilihan terakhir," ujarnya.
"Mengerahkan tentara, apalagi Kopassus itu pilihan terakhir jika upaya negosiasi gagal. Kalaupun memilih operasi militer, cukup pasukan Raider, tidak perlu menurunkan Kopassus apalagi Sat-81," kata mantan Wakasad ini.
Menurut Suryo, selama ini hubungan Indonesia dengan Papua Nugini selama ini cukup baik. Karenanya, diharapkan pemerintah Papua Nugini dapat bernegosiasi dengan penyandera agar bisa membebaskan 2 WNI tersebut.
"Tentu kita berharap pemerintah PNG dapat lakukan negosiasi dengan penyandera. Tidak perlu emosional, kirim pasukan, apalagi Kopassus," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilot Susi Air Philip Mark Merthens disandera oleh KKB sudah setahun lebih.
Baca SelengkapnyaPilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru bernama Philip Mark Merhtens diketahui sudah setahun disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)
Baca SelengkapnyaAmnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Prabowo menjawab pertanyaan panelis terkait strategi yang disiapkan untuk menyelesaikan masalah HAM di Papua
Baca SelengkapnyaKonflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaTNI akan menggunakan pendekatan soft power dengan dialog yang dilakukan tokoh masyarakat dan beberapa pejabat daerah.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Yudo Margono merespons ancaman KKB, yang akan membunuh Pilot Susi Air Capt Philips Mark Merthens. TNI akan tetap mengedepankan langkah negosiasi
Baca SelengkapnyaJokowi meminta aparat keamanan ikut menunggu pekerja saat membangun jembatan.
Baca SelengkapnyaSebuah video beredar, Tampak Pilot Susi Air yang disandera OPM. TNI geram lantaran OPM memanfaatkan sandera untuk menyebar kebohongan.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR Fraksi PDIP, Harris Turino menuntut, penyelesaian pemerintah atas konflik di Pulau Rempang
Baca SelengkapnyaDanrem PVB Brigjen Frits Wilem meminta anggota TNI melakukan pendekatan.
Baca Selengkapnya