Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

2.000 Warga Sulteng meninggalkan pengungsian Asrama Haji Sudiang Makassar

2.000 Warga Sulteng meninggalkan pengungsian Asrama Haji Sudiang Makassar Korban gempa Palu tiba di Makassar. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Sekitar 2.000 warga Sulawesi Tengah yang menjadi korban bencana alam telah meninggalkan di Asrama Haji Sudiang, Makassar tempatnya ditampung sementara. Mereka tersebar di beberapa daerah di Sulsel dan ada juga yang langsung terbang ke kerabatnya di daerah Jawa dan Kalimantan.

Dengan demikian, jumlah pengungsi yang kini masih bertahan di Asrama Haji Sudiang itu kurang lebih 600 jiwa dari berbagai tingkat usia.

Kepala bidang perlindungan dan jaminan sosial Dinas Sosial Propinsi Sulsel, Abdul Rahman Saleh yang ditemui di tempat penampungan itu, Senin, (8/10) menjelaskan, para pengungsi ini masuk ke Makassar melalui jalur udara menggunakan pesawat hercules milik TNI AU, jalur laut menggunakan KRI dan kapal Pelni.

"Angka pasti jumlah pengungsi yang masuk ke Makassar melalui tiga jalur itu yakni jalur udara dengan hercules, jalur laut dengan KRI dan Kapal Pelni sejak posisi hari kedua pasca bencana yakni Sabtu, (29/9) hingga pukul 23.00 wita malam tadi, Minggu, (7/10) itu sebanyak 2.659 orang. Telah meninggalkan asrama haji sebanyak 2.056 orang, di antaranya sebanyak 731 orang yang dijemput langsung keluarganya. Dengan demikian yang masih kita tampung itu sebanyak 603 orang," kata Abdul Rahman Saleh.

Disebutkan, dari 603 orang itu, 63 orang diantaranya sudah tidak memiliki harta benda di daerah asalnya di Sulawesi Tengah dan juga tidak punya sanak keluarga di Makassar maupun di daerah lain di wilayah Sulsel. Soal penanganan jangka panjang 63 orang ini, kata Abdul Rahman Saleh, akan menjadi pembahasan berikutnya di tingkat pimpinan.

Sementara itu, dari pantauan Merdeka.com di asrama haji tersebut tampak orang-orang masih terus berdatangan. Ada yang datang mencari sanak saudaranya ada punya yang sengaja datang untuk membawa bantuan. Tak pelak, bantuan berbagai jenis pun seperti beras, mie instan, air mineral tampak menggunung.

Abdul Rahman Saleh menampik soal penumpukan bantuan itu dikarenakan pola pendistribusiannya tidak jelas atau tidak terkelola dengan baik. Menurutnya, bantuan-bantuan itu terdistribusikan bukan hanya ke para pengungsi yang menyebar di Makassar tetapi juga akan diberangkatkan ke daerah-daerah yang terkena bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah.

"Terlihat menumpuk begitu bukan karena tidak disalurkan melainkan menunggu jadwal pengangkutan truk menuju markas Lantamal VI, Makassar karena akan diberangkatkan dengan KRI. Kita tidak serta merta membawa bantuan-bantuan warga ini ke markas Lantamal VI karena di sana juga punya jadwal sendiri," tuturnya.

Ditambahkan, bagi warga pengungsi yang masih berada di wilayah Makassar diharapkan datang ke posko bantuan penampungan yang ada di asrama haji jika merasa ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Dipersilahkan datang jika masih kekurangan bahan pangan, peralatan mandi, peralatan tidur, peralatan bayi dll.

"Kita akan berikan kebutuhan pengungsi yang tersedia dari bantuan-bantuan warga yang ada di sini. Kalau memang tidak memiliki tanda pengenal karena tersapu bencana, cukuplah diwakili oleh orang-orang yang menampungnya yang memberi jaminan jika benar orang-orang di tempatnya itu benar adalah pengungsi dari wilayah Sulawesi Tengah," pungkas Abdul Rahman Saleh.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gunung Ruang Meletus, 327 Warga Diungsikan Menggunakan Kapal TNI AL
Gunung Ruang Meletus, 327 Warga Diungsikan Menggunakan Kapal TNI AL

Dari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan

Baca Selengkapnya
Kemenag Kesulitan Deteksi 20 Warga Makassar Dipulangkan dari Arab Saudi
Kemenag Kesulitan Deteksi 20 Warga Makassar Dipulangkan dari Arab Saudi

Kemenag Sulsel belum mendapatkan aduan dari keluarga maupun korban penipuan haji di layanan pengaduan.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Kemenag Sulsel Terkait Beredar 37 Nama Warga Makassar Ditangkap Polisi Saudi
Penjelasan Kemenag Sulsel Terkait Beredar 37 Nama Warga Makassar Ditangkap Polisi Saudi

Kemenag Sulsel belum mendapatkan data dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).

Baca Selengkapnya
Semringah Jemaah Haji Tiba di Makassar, Tampil Glamor & Berkilau Pakai 180 gram Emas
Semringah Jemaah Haji Tiba di Makassar, Tampil Glamor & Berkilau Pakai 180 gram Emas

Tradisi berpenampilan cetar dan bling-bling kerap dilakukan jemaah haji asal Debarkasi Makassar setibanya di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Bakal Dibangun Bendungan, Sekolah dan Deretan Rumah Penduduk Ini Kosong Sampai Terbengkalai
Bakal Dibangun Bendungan, Sekolah dan Deretan Rumah Penduduk Ini Kosong Sampai Terbengkalai

Bangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.

Baca Selengkapnya
623 Warga Terjebak Banjir Semarang Sudah Diungsikan
623 Warga Terjebak Banjir Semarang Sudah Diungsikan

Banjir masih menggenangi enam kecamatan, yakni Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Tugu, Semarang Timur dan Semarang Utara.

Baca Selengkapnya
Curhat Korban Banjir di Makassar ke Mensos: Setiap Tahun Mengungsi
Curhat Korban Banjir di Makassar ke Mensos: Setiap Tahun Mengungsi

Warga mengatakan banjir yang terjadi bukan hal baru.

Baca Selengkapnya
Jokowi Perintahkan Relokasi Rumah Korban Banjir di Sumbar Segera Dimulai
Jokowi Perintahkan Relokasi Rumah Korban Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.

Baca Selengkapnya
Kloter Terakhir Debarkasi Makassar Tiba, 56 Jemaah Wafat dan 23 Masih Dirawat di Arab Saudi
Kloter Terakhir Debarkasi Makassar Tiba, 56 Jemaah Wafat dan 23 Masih Dirawat di Arab Saudi

Rombongan jemaah haji yang tergabung dalam Kelompok Terbang 43 tiba di Asrama Haji Sudiang, Kamis (3/8). Ini merupakan kloter terakhir Debarkasi Makassar.

Baca Selengkapnya
Potret Kampung Puncak Manik Sumedang yang Dulu Dibakar DI/TII, Kini Tersisa 10 Bangunan
Potret Kampung Puncak Manik Sumedang yang Dulu Dibakar DI/TII, Kini Tersisa 10 Bangunan

Di balik keasriannya, ada cerita kelam ketika puluhan rumah dibakar paksa oleh pemberontak. Dari 80 rumah yang ditinggali warga, kini tersisa hanya 10 bangunan.

Baca Selengkapnya
21.000 KK Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan, Kerugian Capai Rp157 Miliar
21.000 KK Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan, Kerugian Capai Rp157 Miliar

Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.

Baca Selengkapnya
Update Korban Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka
Update Korban Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka

Update Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka

Baca Selengkapnya