203 Pasien di Surabaya Diduga Terpapar Varian Baru Covid-19
Merdeka.com - 203 pasien yang kini tengah dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya diduga terpapar varian baru Covid-19. Dugaan ini terjadi lantaran CT Value para pasien yang terpapar Covid-19 itu di bawah angka 25.
Penanggungjawab RSLI Laksamana Pertama TNI, dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara mengatakan, angka jumlah pasien itu terhitung dari klaster Madura. Klaster Madura sendiri, di golongkan menjadi dua. Yakni, hasil dari penyekatan di Jembatan Suramadu dan kiriman pasien dari Bangkalan, Madura.
“Mulai 6 Juni 2021 RSLI sudah menerima hasil penyekatan Suramadu maupun kiriman dari Bangkalan yang kami masukkan dalam satu kluster Madura,” tukasnya dalam rilis tertulis, Selasa (15/6).
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Kenapa penderita TBC di Cianjur meningkat? Berdasarkan catatannya, kasus TBC di Kabupaten Cianjur pada 2021 sebanyak 4.643, lalu di 2022 menjadi 7.107 dan di 2023 per Januari sampai Juli terdapat 3.403 kasus.
-
Siapa yang ikut tes kesehatan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
Ia menambahkan, dari jumlah sebanyak 219 pasien itu, terdiri dari pasien jenis laki-laki sebanyak 158 orang dan 61 adalah pasien wanita. Dari total jumlah tersebut, CT value antara 25 hingga 35 sebanyak 16 orang pasien. Sedangkan, CT value dengan nilai dibawah 25 sebanyak 203 orang pasien.
“Total 219 (pasien) terdiri dari 158 laki dan 61 perempuan. 16 orang nilai CT Valuenya antara 25-35. Sedang CT Value di bawah 25 sebanyak 203 orang. Sehingga akan kita kirim ke ITD Unair dan Balitbangkes untuk konfirmasi lebih lanjut, dugaan varian baru covid-19. Yang sedang dirawat 210 orang dan 9 orang rujuk ke faskes lainnya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, adanya kasus luar biasa Covid-19 di Bangkalan disebut tidak bisa diatasi dengan penanganan medis saja. Faktor non medis juga harus menjadi perhatian, karena permasalahan sosial kemasyarakatan juga berpengaruh terhadap upaya penangan covid-19. Untuk itu peran relawan pendamping sangat dibutuhkan. Potensi yang ada di masyarakat untuk diajak bergotong-royong, bekerja sama membantu menaggulangi pandemi covid-19 utamanya dari sisi pendekatan non-medis.
Sebelumnya, RSLI Surabaya saat ini sedang melakukan perawatan terhadap 369 orang pasien yang terbagi kedalam 4 klaster. Diantaranya, klaster Pekerja Migran Indonesia (PMI), klaster Madura, Klaster Pondok Pesantren, dan klaster umum atau mandiri.
“Jumlah pasien yang dirawat per Selasa (15/6) (terisi) sejumlah 369 orang. Terdiri dari PMI 64 (pasien),kKlaster Madura 210 (pasien), klaster Pondok 12 (pasien), dan umum atau mandiri 83 orang,” kata Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede.
Saat ini daya tampung RSLI ada sekitar 410 bed atau tempat tidur. Untuk saat ini, bed telah terisi 369 pasien. Sehingga, masih ada bed kosong sejumlah 31. Selain ketersediaan bed, pihaknya juga mengupayakan menambah tenaga kesehatan yaitu 6 dokter dan 12 perawat dari TNI.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan persebaran kasus Mpox di Jakarta tahun 2024, terdapat 11 kasus Mpox yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaProvinsi yang paling banyak terdapat Mpox adalah DKI Jakarta dengan 42 kasus.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya