21.134 Balita di NTT alami gizi buruk
Merdeka.com - Indonesia yang dikenal kaya sumber daya alam ternyata masih ada masyarakatnya mengalami gizi buruk. Ke mana pemerintah?
Seperti yang terjadi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur dr Stefanus Bria Seran, sebanyak 21.134 dari 426.140 bayi di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini dilaporkan mengalami kurang gizi dalam periode Januari sampai Mei 2015.
"Dari total 21.134 bayi kurang gizi tersebut, 1.918 balita di antaranya menderita gizi buruk," katanya seperti dilansir dari Antara di Kupang, Sabtu (27/6).
-
Dimana sumber daya alam di Indonesia? Sumber Daya Alam di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
-
Kenapa Indonesia sering alami bencana alam? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa contoh kalimat fakta tentang Indonesia? Contoh dari kalimat fakta khusus adalah 'Jakarta adalah ibu kota Indonesia.' Meskipun ini adalah fakta saat ini, bisa saja berubah di masa depan jika ada keputusan resmi yang memindahkan ibu kota.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
Dia mengatakan balita yang mengalami kekurangan gizi tersebut menyebar di Kabupaten Sikka sebanyak 5.174 balita, Timor Tengah Utara 4.236 balita, Timor Tengah Selatan 2.285 balita, Manggarai Barat 1.242 balita dan Kabupaten Belu 1.039 balita.
"Kasus gizi buruk ini hampir menyebar merata di seluruh NTT, namun Kabupaten Sumba Tengah, Ngada, Nagekeo dan Kota Kupang mencatat angka di bawah 100 orang," katanya.
Anggota DPRD NTT Kasintus Proklamasi Ebu Tho yang dihubungi secara terpisah menilai pemerintah daerah tidak serius menangani masalah gizi buruk sehingga jumlahnya terus membengkak dari tahun ke tahun. "Sangat disayangkan kasus ini terus menggerogoti anak-anak balita di NTT sampai mengakibatkan belasan anak harus meninggal dunia," ujarnya.
"Saya rasa kurang logis jika kasus gizi buruk dan kurang gizi ini masih terus mendera balita-balita di NTT, karena pemerintah sudah mengalokasikan dana Rp2 miliar untuk menangani kasus gizi buruk tersebut," tambahnya.
Menurut dia, masih terus munculnya kasus gizi buruk ini mencerminkan bahwa Dinas Kesehatan NTT tidak serius dalam menangani kasus ini. "Kami berharap jajaran Dinas Kesehatan NTT serius dalam menangani kasus gizi buruk ini, karena anggarannya sudah tersedia," katanya menambahkan.
Dia menambahkan ketika masih kerja sama dengan GTZ Jerman dan AusAid Australia banyak anak NTT yang terbantu dari masalah kekurangan gizi, namun dalam lima tahun terakhir, kondisinya malah memburuk kembali. "Kita dorong pemerintah daerah untuk menjalin kerja sama dengan negara luar agar bisa membantu mengatasi masalah yang kita hadapi saat ini," katanya. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.
Baca SelengkapnyaAncaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.
Baca SelengkapnyaSalah satu kebutuhan mikronutrisi yang penting adalah garam beryodium dan zat besi.
Baca SelengkapnyaKenaikan angka stunting di Kabupaten TTS cukup signifikan
Baca SelengkapnyaMasalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.
Baca SelengkapnyaMasalah kekurangan gizi termasuk salah satu masalah atau penyakit besar di Indonesia, disamping beberapa penyakit lainnya.
Baca SelengkapnyaMenurut Menkes, potensi ini bisa semakin parah bila tidak ditangani secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, kurang lebih 11 ribu anak per tahun yang terdiagnosis kanker.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Hukum Pidana Universitas Pancasila Agus Surono mengatakan, tantangan terbesar dalam pengelolaan SDA adalah masalah deforestasi.
Baca SelengkapnyaPengiriman paket bantuan sebanyak 438 ribu paket dilaksanakan dalam dua tahap dan akan selesai pada Minggu ini.
Baca SelengkapnyaWamendagri Ribka Haluk kembali menekankan soal bahaya stunting dan gizi buruk pada anak-anak dan ibu hamil
Baca SelengkapnyaVolume sampah harian yang terus meningkat dan daya tampung TPA yang terbatas, masalah sampah menjadi bom waktu yang siap meledak.
Baca Selengkapnya