220 Warga Banten Menderita DBD, 3 Orang Meninggal
Merdeka.com - Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat ratusan warga menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penderita DBD mencapai sebanyak 220 orang dan tiga di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Banten Wahyu Santoso mengatakan, kasus DBD mengalami peningkatan di semua Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Kasus terbanyak penderita DBD ada di Kota Tangerang Selatan sebanyak 200 kasus.
"Demam berdarah di Provinsi Banten memang ada peningkatan di semua kabupaten kota. Saat ini kasus paling banyak di Tangerang selatan sekitar 200. Sisanya semua kabupaten kota dan semua meningkat kalau di banding bulan Desember," kata Wahyu kepada wartawan, Kota Serang, Rabu (30/1).
-
Siapa yang lebih banyak terkena DBD di Jakarta Barat? Pasien mayoritas merupakan anak-anak. 'Total pasien sudah dirawat sejak 1 Januari 2024 sampai dengan hari ini ada 67 kasus. 70 persen kasus adalah anak-anak dan mayoritas usia SD dan SMP,' kata Ngabila dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/3).
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Siapa yang terdampak DBD? Hal ini menunjukkan bahwa DBD menjadi kegelisahan masyarakat, karena setiap masuk musim penghujan penyakit ini pasti datang.
-
Kenapa DBD meningkat di Jakarta Barat? Memang, Jakarta Barat menyumbang penyebaran kasus DBD tertinggi hingga 26 Maret 2024 dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 dan Kepulauan seribu 18 kasus.
-
Kenapa angka DBD di Indonesia terus meningkat? Demam berdarah dengue terus menjadi beban serius di Indonesia. Setiap tahun, ribuan kasus dilaporkan di seluruh negeri, menyebabkan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.
Dikatakan Wahyu, sebetulnya kalau melihat siklus kewaspadaan penyakit DBD adalah di Bulan Januari, Februari sampai Maret periode paling rentan penyebaran DBD. Hal ini karena kondisi cuaca dan lingkungan. "Desember itu periode kewaspadaan dini," lanjutnya.
Oleh karenanya, lanjut Wahyu, Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota se Banten perlu melakukan kegiatan diteksi dini dan kemudian melakukan penanggulangan kasus.
"Kalau fokus ke orang sakit ini periode terlambat. Kalau berantas harus secepat mungkin dengan program pembersihan sarang nyamuk. Bukan yang dewasa saja tapi yang baru menetas juga," tuturnya.
Disampaikan Wahyu, Provinsi Banten pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait kasus penyakit DBD pada tahun 2016 lalu. "Sempat menurun pada tahun 2018 dan 2019, sekarang mulai meningkat lagi," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaPenyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaPenderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaWabah DBD yang melanda Bangladesh pada 2023 ini telah menyebabkan 1.017 orang meninggal dunia dan hampir 209.000 orang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaPasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Baca SelengkapnyaAni menambahkan untuk fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sangat mencukupi dan hingga saat ini semua dalam keadaan siaga 24 jam.
Baca SelengkapnyaJumlah kasus DBD di Kota Reog ini diduga lebih banyak dari data resmi Dinkes
Baca Selengkapnya