224 Kasus DBD Terjadi di Kota Bandung
Merdeka.com - Dinas Kota Bandung mencatat kasus demam berdarah (DBD) di Januari 2019 mencapai 224 kasus. Dari jumlah itu, penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu menyerang anak dan remaja.
Kepala Dinas Kesehatan, Rita Verita Sri Hasniarty meminta masyarakat waspada dengan catatan kasus DBD yang terjadi. Apalagi, musim penghujan merupakan momentum populasi nyamuk Aedes Aegypti ikut meningkat.
"Mudah-mudahan jangan terjadi KLB (kejadian luar biasa). Update terakhir sampai kemarin tanggal 30 Januari itu 224 kasus, waktu tanggal 28 Januari ada 137 kasus," katanya di Pemkot Bandung, Kamis (31/1).
-
Siapa yang mengingatkan bahaya penyakit di musim hujan? Dokter lulusan Universitas Indonesia, Inggrid Tania, mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman penyakit yang sering muncul di musim hujan.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kenapa demam berdarah rentan muncul di musim hujan? Salah satu ancaman utama adalah demam berdarah dengue, yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berkembang biak di genangan air hujan.
-
Bagaimana cara mencegah demam berdarah di musim hujan? Cara mencegahnya, 3M plus yaitu nguras bak mandi, tutup tempat air, manfaatin barang bekas, dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
-
Mengapa penyakit muncul di musim hujan? Perubahan cuaca yang tiba-tiba dari musim kemarau ke musim hujan sering kali berdampak pada kesehatan, di mana gejala seperti demam, batuk, dan pilek mulai banyak ditemukan.
"Kalau di Kota Bandung menyebar rata di semua kecamatan ada, mayoritas usia 4-15 tahun yang banyak," tambahnya.
Rita mengingatkan, puncak gigitan nyamuk terjadi pukul 08.00-10.00 WIB dan pukul 15.00-17.00 WIB. Selain itu, tanda demam berdarah sudah menyerang tidak harus muncul bintik merah di kulit.
"Untuk tanda-tanda DBD tidak harus ada bintik di kulit, kalau ada bintik di kulit itu sudah terjadi pendarahan di bawah kulit, awalnya kayak demam biasa, demam panas tinggi 2-5 hari, perut mual, bahkan bisa sampai muntah, terus pegel persendian, sakit kepala biasanya seperti itu tanda-tandanya," jelasnya.
Untuk itu, dia mengimbau, masyarakat menjaga lingkungannya tetap bersih dan membersihkan bak mandi maupun tempat yang bisa membuat air menggenang. Hal ini berlaku bagi lingkungan sekolah.
Rita mengklaim, Dinkes sudah mengumpulkan para kepala sekolah SD dan SMP se Kota Bandung untuk memberi informasi peningkatan kasus DBD. Sekain itu, kepada murid juga sudah diedukasi agar bisa memantau melihat jentik nyamuk di bak mandi sekolah.
"Karena setau saya di sekolah2 di Kota Bandung ini masih banyak yang menggunakan bak-bak mandi yang kotor," katanya. "Saya lihat paling banyak usia sekolah yang terjangkit. Ada 40,48 persen itu usia sekolah," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditemukan 200an lebih kasus DBD di satu wilayah Jakarta
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaUpaya pengasapan juga terus dilakukan di beberapa kawasan yang terbilang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaKasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.
Baca SelengkapnyaPasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaPer 1 Maret 2024, tercatat kasus DBD mencapai 16.000 kasus
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaPenyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah.
Baca Selengkapnya