2.297 Wartawan terbunuh sejak 1990, tertinggi di Irak
Merdeka.com - Setidaknya 2.297 wartawan dan pekerja media terbunuh dalam kurun waktu 25 tahun, dengan Iraq menjadi negara paling mematikan. Hal itu diungkapkan Federasi Wartawan Internasional (IFJ).
Para jurnalis kehilangan nyawa mereka saat menjadi target pembunuhan, serangan bom, baku tembak dan penculikan dalam perang dan konflik bersenjata di seluruh dunia sementara yang lain dibunuh oleh kejahatan terorganisasi para baron dan pejabat korup.
Sebanyak 112 wartawan dan profesional media terbunuh pada tahun lalu saja, meskipun puncaknya terjadi pada 2006 dengan memakan korban 155 jiwa, kata dia.
-
Siapa yang paling banyak menewaskan jurnalis? Serangan Zionis Israel ke Gaza telah menewaskan lebih banyak jurnalis dibandingkan konflik manapun sepanjang tiga dasawarsa terakhir, kata CPJ.
-
Dimana jurnalis paling banyak terbunuh? Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan selama 12 bulan terakhir 128 jurnalis dan pekerja media telah tewas selama perang di Gaza.
-
Siapa yang menjadi korban dalam kasus pembakaran rumah jurnalis? Selain Rico, turut menjadi korban tewas yaitu istri Rico yang bernama Efprida boru Ginting (48), anak Rico yakni SIP (12), dan cucunya LS (3).
-
Dimana rumah wartawan itu dibakar? Polisi menangkap R dan G, dua terduga pelaku pembakar rumah wartawan Tribrata TV bernama Sempurna Pasaribu hingga ludes dilalap api dan menewaskan korban serta tiga keluarga lainnya di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (27/6).
-
Kenapa rumah wartawan itu dibakar? 'Fakta inilah yang kemudian kami simpulkan bahwa ini adalah kejahatan. Kita terus menguatkan pengertian kita terjadi kejahatan, terkait hari ini kita sedang bekerja untuk menentukan siapa orang-orang yang kemudian terlibat selain para pelaku,' kata Kapolda Sumut.
-
Bagaimana pelaku membakar rumah wartawan? Selain itu, penyidik juga menemukan dua botol minuman kemasan tak jauh dari lokasi kebakaran.'30 meter dari lokasi kita temukan barang bukti di sekitar, 2 botol minuman kemasan yang ada sisanya,' ungkap Kapolda Sumut. Setelah diperiksa, ternyata sisa dari dalam botol tersebut adalah Bahan Bakar Minyak (BBM).'Jadi sudah kita periksa dan kita temukan sisa bahan bakar yang ada di botol adalah campuran solar dan pertalite,' ungkap Kapolda Sumut.
"Setidaknya 2.297 wartawan dan pekerja media terbunuh sejak 1990," kata laporan itu seperti dikutip dari Antara, Kamis (4/2).
Satu dari 10 pembunuhan yang diinvestigasi, IFJ mengatakan kegagalan untuk mengakhiri impunitas dalam membunuh dan menyerang pekerja profesional media hanya memicu kekerasan terhadap mereka.
"Data kejadian penting ini menjadi catatan dari krisis keamanan para jurnalis dan memberikan kesaksian kepada kampanye IFJ untuk mengakhiri impunitas kekerasan terhadap pekerja profesional media," kata Presiden IFJ Jim Boumelha.
"Laporan tahunan ini lebih dari sekadar mencatat teman-teman yang terbunuh," kata Boumelha.
"Laporan ini juga menggambarkan penghormatan untuk keberanian dan pengorbanan yang dibayar oleh wartawan dengan mempertaruhkan nyawa untuk memberikan informasi dan memberdayakan publik," tambah dia.
Negara yang mencatat jumlah pembunuhan wartawan tertinggi adalah: Iraq (309), Filipinan (146), Meksiko (120), Pakistan (115), Federasi Rusia (109), Algeria (106), India (95), Somalia (75), Suriah (67) dan Brazil (62).
Pada 2015, 10 wartawan dan pegawai tewas di Prancis ketika ekstrimis menyerang mingguan satir Charlie Hebdo di Paris, yang menjadikan Prancis menjadi tempat teratas pembunuhan pekerja media bersama Iraq dan Yaman pada tahun lalu.
Sejak 1990, kawasan Asia Pasifik terdaftar sebagai tempat korban tewas tertinggi dengan angka 571, diikuti oleh Timur Tengah dengan 473 pembunuhan, Amerika dengan 472 pembunuhan, Afrika dengan 424 pembunuhan, dan Eropa dengan 357 jiwa meninggal.
IFJ menyeru pejabat pemerintahan, keamanan, angkatan militer dan lainnya yang berurusan dengan mereka untuk menghormati kebebasan wartawan.
Mereka mendesak pemerintah untuk patuh dengan kewajiban internasional mereka dengan menelusuri pembunuhan wartawan dan membawa mereka yang bertanggungjawab ke pengadilan, sehingga mencegah kekerasan pada masa selanjutnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 7 Oktober, Israel membunuh sedikitnya 70 jurnalis dan pekerja media.
Baca SelengkapnyaMembunuh jurnalis di tengah konflik adalah pelanggaran hukum internasional
Baca SelengkapnyaIsrael menembakkan artileri ke rombongan jurnalis yang meliput di Libanon selatan, menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Ungkap Militer Israel Perbolehkan Tentaranya Bunuh Jurnalis di Gaza
Baca SelengkapnyaDaftar wartawan di Indonesia yang tewas dibunuh usai meliput kasus sensitif.
Baca SelengkapnyaKorban tewas warga Gaza Palestina kini sudah melebihi 11.000 jiwa. Data menunjukkan korban tewas di Gaza melampaui korban tewas perang Rusia-Ukraina.
Baca SelengkapnyaSejak agresinya di Gaza dimulai pada 7 Oktober, Israel telah membunuh sekitar 110 jurnalis.
Baca SelengkapnyaMarkas Mossad ini berada di Erbil, wilayah semi otonomi Kurdish.
Baca SelengkapnyaAl Jazeera menyampaikan kedua jurnalisnya reporter dan juru kamera dibunuh di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaIsrael membunuh dua jurnalis pada Minggu (7/1), salah satunya ialah putra jurnalis senior dan kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael el-Dahdouh.
Baca SelengkapnyaJumlah tentara Israel yang tewas jauh lebih banyak dari data yang diungkap pemerintah. Tentara Israel juga banyak mengalami kebutaan 100 persen.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Israel belum memberikan komentar terkait serangan tersebut, tiga orang lainnya juga mengalami luka.
Baca Selengkapnya